9. Lagi?

55 28 5
                                    

"terkadang seseorang membencimu hanya karena dia merasa kalau dirimu lebih baik daripada dirinya"

-Rahasia Diriku-

____________________

Seorang gadis berpakaian sedikit ketat, dan tak lupa ia mengenakkan kacamata hitam yang bertengger diatas hidung mancungnya, juga tak lupa ia mengenakkan masker. Persis seperti seorang mata mata. Mungkin bisa dikatakan seperti itu, karna memang faktanya gadis itu sedang memata matai seseorang.

Gadis itu menggeram kesal. Bagaimana tidak,? Seseorang yang ingin diintainya tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Padahal jam sudah menunjukkan di angka tiga. Dan para siswa banyak yang sudah pulang ke rumah mereka masing masing. Bukan, dia bukan sedang mengintai guru di sekolah tersebut. Tapi salah satu rivalnya yang bersekolah disitu.

"Eh itu siapa ya,? Norak banget pakaiannya"

"Penasaran gue, kek nya itu cewek cantik deh"

"Cantik apanya, yang ada malah kek tante tante kali"

Gadis itu menulikan pendengarannya. Masa bodo dikatakan seperti tante tante.

Tiba tiba ada dua orang siswa laki laki menghampiri gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Woyy mbaa! Minggir! Ada raja dan ratu mau lewat"

"Iya mba minggir ke tepi sono. Jangan sampe kita berdua kena hukuman baginda raja!" Ucap dua siswa lelaki tersebut bak pengawal kerajaan.

Dengan sedikit terpaksa, gadis itupun sedikit memindahkan posisinya. Dan dua siswa lelaki itupun tersenyum senang dibuatnya.

"Silahkan baginda raja dan tuan ratu sudah boleh lewat" ucap salah satu siswa lelaki itu dengan hormat di depan mobil berwarna hitam.

"Parah lo ril. Lo juga syad. Udah kaya orang nggak waras aja. Bukan temen gue lo bedua" kini orang yang berada di dalam mobil bersuara. Sedangkan sang tersangka, aril dan irsyad, hanya nyengir tak berdosa.

"Maafkan kami baginda raja risky dan tuan putri alisya. Kami janji tak akan mengulanginya lagi" ucap aril dengan tangan bersedekap di depan dada

"Sana balik lo bedua. Kurang kerjaan banget dasar" usir risky yang ditunjukkan kepada kedua sahabatnya

"Iya ih aril sama irsyad receh banget hahaha" tawa alisya menggema

Sedangkan seorang gadis yang semenjak tadi memperhatikan perdebatan antara baginda raja dan pengawalnya pun mendadak menggeram kesal.

"Argh" kesal gadis itu sambil menghentakan kakinya menjauhi para manusia kurang kerjaan itu

"Lah itu mba nya kenapa?" Gumam risky

"Sepertinya mba itu ingin menjadi salah satu bagian dari kita baginda. Kebetulan ada pekerjaan yang..."

Belum sempat irsyad menyelesaikan kalimatnya, mobil risky sudah melaju.

"Kurang asem lo ky! Gue ngga sudi jadi pengawal lo lagi!"

.........


"Masih perih al?" Tanya risky pada alisya

Mereka baru saja keluar dari rumah sakit. Dokter menyarankan agar perban di tangan alisya dilepas hari ini juga.

"Perih dikit si ky" jawab alisya yang selalu melihat luka di tangannya, takut takut terkena sesuatu.

Mereka pun segera memasuki mobil. Risky dan alisya masih mengenakkan seragam sekolah. Mereka tidak sempat untuk singgah ke rumah, karena sekarang sudah hampir sore

"Al laper ngga? Makan dulu yuk" ajak risky yang masih fokus pada jalanan

Alisya menoleh, lalu ia sedikit tersenyum "bentar lagi maghrib ky, kalo kamu laper nanti makan di rumah aku aja ya"

Risky menghela napasnya. Alisya selalu saja keras kepala. Padahal ia tau bahwa sedari tadi cacing di perutnya itu memanggil manggil.

"Magrib apanya? Baru aja tadi solat ashar" risky memperlihatkan jam di tangannya

"Tuh liat nyampe di angka berapa al?"

"Empat" jawab alisya malas

"Oke kita makan dulu. Jadi mau makan dimana?" Tanya risky

"Gatau deh seterah" alisnya memutar matanya malas

Risky menguatkan dirinya. Sabar. Memang semua perempuan di dunia seperti ini kah?

Tanpa ba bi bu risky langsung membelokkan mobilnya menuju restoran sunda. Sejujurnya disini ia juga sangat lapar.

......

"Tadi bilangnya nggak laper. Tapi abis tiga piring" risky terkekeh melihat kelakuan pacarnya

"Emang siapa yang bilang kalo aku nggak laper" alisya menatap risky dengan senyuman khas nya sehingga dua pasang lesung pipinya terlihat

Risky tersenyum kikuk. Memang sungguh aneh wanita dihadapannya ini. Tadi di mobil ia bilang ingin makan di rumah saja. Tapi sekarang, ia mampu menghabiskan 3 piring makanan? Sungguh luar biasa. Aahh memikirkannya membuat risky ingin ke toilet, kebelet.

"Al aku ke toilet bentar ya"

Alisya yang ditinggal sendiri oleh risky pun berniat membuka ponselnya. Sebenarnya ia ingin memesan makanan lagi. Tapi, ia malu pada risky. Jaim dikit lah wkwk

Ia membuka lookscreen ponselnya. Lalu membuka aplikasi berwarna hijau. Alisya sedikit terkejut saat ada sebuah nomor tidak dikenal tertera paling atas. Ia sedikit trauma atas kejadian beberapa hari lalu tentang teror dari seseorang tak dikenalnya. Alisya memberanikan diri untuk membuka isi chat tersebut

085634218xxx

Send a picture

Alisya membelalakkan matanya. Sandiwara macam apa lagi ini? Apa maksudnya mengirimkan sebuah gambar darah? Sumpah demi apapun alisya tak mengerti ini.

085634218xxx
Jangan sok kaget sayang! Jangan sok pura pura nggak ngerti! Lo tau kan apa maksud gambar diatas?! So, kalo lo masi pengen hidup, jauhin orang orang tersayang lo itu!!


Alisya membanting ponselnya. Ia tak kuat. Sungguh. Rasanya ia ingin berteriak saat ini juga. Tapi ia cukup tau, sekarang sedang berada di restoran yang cukup ramai pengunjungnya. Jadilah ia hanya bisa menelungkupkan wajahnya di atas meja. Menangis dalam diam.

Risky yang baru saja keluar dari toilet merasa heran dengan alisya yang.. tunggu, seperti menangis? Risky tak tau pasti, karna ia hanya melihat alisya dari belakang. Hanya melihat bahunya itu naik turun, sesenggukan.

Risky berjalan menuju mejanya dan alisya. Dan yap! Dugaan risky tepat sasaran. Dilihatnya alisya sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja. Risky merasa heran. Kenapa semakin hari gadisnya semakin aneh.

"Hey al.. kenapa?" Tanya risky mengusap tangan alisya

Alisya yang merasa ada sentuhan di tangannya pun mengangkat kepalanya. Ia kenal suara itu.

"Ky kita sekarang kita pulang yuk" ajak alisya dengan suara seraknya sambil menggandeng tangan risky keluar dari restoran tersebut

Risky makin dibuat bingung. Mata alisya sembab, belum lagi suara serak, kentara sekali ia baru saja menangis. Entah apa yang membuatnya menangis. Risky kemudian mengeluarkan sebuah kacamata dari dalam tas nya, lalu memakaikannya pada alisya. Hanya satu tujuannya, yaitu agar mata alisya tidak terlalu jelas dilihat orang. Apalagi dengan mata merah seperti itu. Bisa bisa orang lain berpikiran yang tidak tidak padanya.

🌻🌻🌻

RAHASIA DIRIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang