Bimbang

811 120 0
                                    

Selama aku masih bisa bernapas, selama jantungku masih berdetak, aku tak akan pernah meninggalkan kamu.

Happy Reading!!

🌵🌵

"Kamu kenapa sih akhir-akhir ini murung terus," ucap Algar yang saat ini sudah di depan rumah Alura, dan bersiap berangkat sekolah.

"Aku gapapa kok Al," ucap Alura yang sudah memakai helm.

"Kamu kalau ada apa-apa ngomong sama aku ya." Alura tersenyum dan menggenggam tangan Algar.

"Masih pagi udah pacaran aja lo berdua," ucap Riesa dari dalam mobil.

"Iri bilang Sa, makannya cepat jadian sama Arga." Riesa memelototkan matanya terkejut, sementara Algar dan Alura tertawa kecil.

"Dih bodoamat," ucap Riesa dan melajukan mobilnya.

Akhirnya Alura naik ke atas motor Algar dan Algar mulai melajukan motornya dengan kecepatan normal. Mereka berdua sama-sama diam, membiarkan keheningan menyelimuti mereka. Sudah dua hari sejak Alura tahu hasil tesnya, dan selama dua hari itu Alura menjadi sangat bimbang dan gelisah.

Flashback on

"Multiple personality disorder?" tanya Alura tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Adijaya.

Adijaya menghela napas, akan sangat sulit membuat Alura mengerti dan menerima.

"Pada tes kamu yang pertama, ada kepribadian lain yang muncul pada diri kamu. Tadinya saya pikir itu skizofernia, tapi saya sadar bahwa waktu itu kamu tidak berhalusinasi. Dan kepribadian itu menguasai kamu sepenuhnya, dia akan switch saat kamu sedang tidak sadar. Seperti saat kamu sedang tidur."

Penjelasan Adijaya membuat Alura menahan napas sejenak. Rasanya Alura tak sanggup mendengar lebih banyak lagi.

"Kepribadian itu bersifat arogan dan selalu ingin balas dendam. Mungkin karena kamu sering tertekan fisik maupun batin. Jadi muncul kepribadian lain yang ingin melawan semua orang yang membuat kamu tertekan," lanjut Adijaya membuat Alura mengernyit bingung.

"Jadi." Adijaya menggantungkan perkataannya. Ia bingung apakah harus mengatakan hal ini kepada Alura. Sementara Alura menatap Adijaya dengan penasaran dan gelisah.

"Jadi apa om?" tanya Alura sangat penasaran.

"Kematian Mama kamu itu mungkin bukan bunuh diri," ucap Adijaya membuat Alura membelalakkan matanya.

Pikiran Alura melayang pada kejadian akhir-akhir ini.

1. Kematian Dewi
2. Algar terkena pot
3. Luka di kaki Algar
4. Tangan Alura yang sering terdapat luka benda tajam

Alura menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tak ingin percaya dengan semua itu.

"Alura saya sarankan kamu mengikuti beberapa terapi."

"Terapi om?" tanya Alura.

"Iya, tetapi saya tidak lama di Jakarta. Jadi menurut saya, kamu bisa menjalani terapi di Bandung."

Alura terkejut, bagaimana tidak? Semuanya terlalu tiba-tiba baginya.

"Tapi untuk sementara kamu bisa terapi selama saya masih di sini selama 1 sampai 3 sesi."

Alura menghela napas sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. Apa yang bisa ia lakukan selain itu?

Flashback off

"Ra udah sampai di sekolah," ucap Algar saat melihat Alura melamun sejak tadi.

"Eh iya." Alura turun dari motor Algar, dan melepas helmnya.

"Minggu depan udah PAT aja ya," ucap Algar yang saat ini tengah berjalan beriringan bersama Alura.

"Iya, kamu harus belajar ya. Jangan main mulu," ucap Alura mewanti-wanti.

"Siap tapi harusnya aku belajar sama kamu," ucap Algar dan merangkul pundak Alura.

"Gimana kalau belajar bareng aja di rumah Satya? Sekalian bawa Bulan sama Raina," lanjut Algar membuat Alura berpikir.

"Ntar malah jadinya main," ucap Alura memutar bola matanya malas.

"Gak kok serius deh," ucap Algar sembari mengacungkan kedua jarinya membentuk peace.

"Iya nanti aku ajakin Bulan sama Raina." Alura akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Eh aku ajak Riesa boleh gak?" tanya Alura saat sudah sampai di depan kelasnya.

"Boleh banget biar Arga sama Riesa tambah deket," jawab Algar membuat Alura terkekeh.

"Ya udah aku ke kantin dulu ya." Algar melepaskan rangkulannya dengan Alura.

"Jangan sampai telat masuk kelas!" ucap Alura kepada Algar yang sudah berjalan menuju kantin.

"Siap sayang," ucap Algar seraya mengacungkan jempolnya.

Raga
|Ra nanti mulai terapi bisa?

Alura segera duduk di bangkunya dan membalas pesan dari Raga.

Gak bisa, mungkin sehabis PAT|

Raga
|Oke semangat Ra.

Alura memasukkan ponselnya ke dalam saku dan memutuskan untuk membuka buku pelajarannya karena akan ada ulangan. Alura bersyukur karena Raga sudah bisa menganggapnya teman, dan tak ada hubungan lebih.

🌵

"Sa ayo ikut belajar bareng aja."

"Gak ah malu dong gue."

"Pake malu segala, udah ntar gue sharelock ya. Daaah."

"Tap-"

Tut tut.

Belum sempat Riesa menyelesaikan perkataannya, Alura sudah terlebih dahulu memutuskan panggilannya.

"Gimana Riesa mau gak?" tanya Raina.

"Mau kok," jawab Alura.

Setelah itu Alura, Raina, dan Bulan masuk ke dalam mobil Raina yang mulai melaju menuju rumah Satya.

"Eh aku mau nanya dong," ucap Bulan tiba-tiba membuat Alura dan Raina mengernyit bingung.

"Nanya apaan Lan?" tanya Raina yang diangguki kepala oleh Alura.

"Menurut kalian Rangga orangnya kayak gimana?"




















🌵🌵

.Tbc.

ALGAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang