Memulai Kembali

713 75 0
                                    

Dibandingkan sesuatu yang cerah,
aku lebih menikmati gelap
yang ditaburi petir bersama rintiknya hujan,
juga gemuruhnya suara sambaran petir yang seketika memecah heningnya malam yang dingin.

Happy Reading!!

🌵🌵

Algar berjalan di lorong rumah sakit dengan membawa satu tangkai bunga mawar merah. Ia mencoba terus tersenyum hingga sampai di kamar rawat inap Alura.

Cklek

Terlihat Alura tetap dengan mata terpejam. Algar menghela napas dan menghampiri kasur Alura. Algar meletakkan bunga mawar yang ia bawa di atas meja.

"Hai sayang, selamat pagi. Udah lama banget ya kita gak ketemu. Aku kangen banget sama kamu," ucap Algar terkekeh kecil.

"Sekarang kita malah bertemu dalam keadaan kamu kayak gini. Oh iya, setiap hari aku akan bawain kamu satu tangkai bunga mawar. Jadi aku bakal penuhin kamar ini sama bunga mawar, sampai kamu sadar." Algar menggenggam tangan Alura yang lemah dan dingin.

"Sebanyak apapun bunga mawar yang ada di kamar ini nantinya, aku gak akan biarin bunganya layu."

"Kamu harus cepet sadar ya, 3 bulan lagi kamu ulang tahun. Terus nanti kita rayain ulang tahun kamu bareng."

"Aku selalu nunggu kamu," ucap Algar mengecup tangan Alura lembut.

Tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk di handphone milik Algar.

"Halo."

"Woy Al lo belum berangkat kuliah?"

"Belum."

"Bentar lagi UAS jangan bolos mulu."

"Iya iya."

"Ya udah berangkat, di cariin dosen lo."

Tut tut

Algar memutuskan panggilan Satya dan kembali memandang Alura. Satya benar, sebentar lagi ia akan menghadapi UAS.

"Sayang aku harus berangkat kuliah dulu ya, nanti aku ke sini lagi. Kalau gak ntar Satya nelpon mulu," ucap Algar mengecup kening Alura lembut dan beranjak dari duduknya.

"Eh lo mau kemana?" tanya Riesa yang baru saja datang.

"Gue mau ke kampus dulu ntar ke sini lagi," jawab Algar berjalan ke arah Riesa.

"Oh ya udah hati-hati, biar gue yang jagain Alura." Algar hanya mengangguk dan bergegas menuju kampus.

Cklek

Algar mulai berjalan menuju parkiran rumah sakit. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat ia melihat Raga berjalan menuju kamar rawat inap Alura tetapi tak kunjung masuk.

Algar menghampiri Raga yang belum sadar dengan kehadiran. Algar menepuk bahu Raga, membuat Raga terkejut.

"Mau apa lo?"

--

Dan di sinilah Algar dan Raga berada, kantin rumah sakit.

"Gue cuma mau lihat keadaan Alura. Papa gue ngasih tau kalau Alura kecelakaan," ucap Raga menjelaskan kepala Algar. Sementara Algar mengernyit bingung, masih mencerna perkataan Raga.

"Papa gue psikiater, dokter yang ngurusin Alura." Algar terkejut mendengar perkataan Raga barusan. Jadi selama ini Alura terapi dengan Adijaya yang tak lain adalah ayah dari Raga.

Algar hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, hal itu juga tak menjadi masalah baginya.

"Lo tenang aja gue udah gak ada perasaan apapun sama Alura. Gue tau hatinya Alura cuma buat lo," ucap Raga menepuk bahu Algar pelan.

"Ya gue bersyukur kalau lo udah gak ada perasaan sama Alura," ucap Algar tersenyum kecil.

"Gue juga mau bilang makasih sama lo," lanjut Algar membuat Raga bingung.

"Makasih buat apa?"

"Gue tau lo yang waktu itu donorin darah buat gue," jawab Algar.

"Santai aja kali."

"Ya udah gue duluan," ucap Algar yang sudah beranjak dari duduknya. Raga hanya mengangguk kecil menanggapi perkataan Algar.

🌵

"Eh ntar gue mau jenguk Alura dong," ucap Satya saat jam istirahat.

"Boleh." Algar menganggukkan kepalanya.

"Btw Arga mana?" tanya Algar yang tak melihat adanya Arga.

"Masih ada kelas kali dia," jawab Satya mengendikkan bahu acuh.

Tak lama setelah itu Arga berjalan menghampiri Algar dan Satya.

"Lah panjang umur nih anak, baru aja ditanyain udah datang," ucap Satya yang melihat kehadiran Arga.

"Ga gimana kabar Riesa?" tanya Algar mencoba menggoda Arga.

"Bukannya lo udah ketemu?" ucap Arga menaikkan satu alisnya bingung.

"Bercanda doang gue," ucap Arga tertawa kecil dan merangkul bahu Arga.

"Nanti gue mau jenguk Alura lo ikut kagak?" tanya Satya kepada Arga. Arga pun menjawab pertanyaan Satya dengan anggukan kepala, tanda bahwa ia akan ikut.

--

Cklek

"Lah itu Riesa tidur?" tanya Satya begitu masuk ke dalam kamar rawat inap Alura bersama Algar dan Arga.

Arga berjalan menuju Riesa yang tertidur di kursi dekat kasur Alura. Arga mengelus pelan kepala Riesa, membuat Riesa terbangun.

"Eh kamu ke sini?" tanya Riesa yang terkejut dengan kehadiran Arga. Arga hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan Riesa.

"Aduh kita yang jomblo bisa apa?" tanya Satya seolah bersedih dan merangkul bahu Algar.

"Lo aja kali yang jomblo, gak liat itu pacar gue?" ucap Algar mendorong Satya hingga menabrak tembok.

"Masa iya gue pacaran sama tembok?"

















🌵🌵

.Tbc.

ALGAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang