Kekosongan Hati

724 80 0
                                    

Kalau suatu hari kamu bersedih dan hatimu merasa bagai terluka, mungkin aku belum bisa menjadi penghibur sempurna bagimu. Kalau kamu mengungkapkan bahwa diriku penyebab kesedihanmu, entah bagaimana aku akan meminta maaf padamu.

Happy Reading!!

🌵🌵


Tak terasa ujian kelulusan sudah masuk hari terakhir. Murid kelas 12 mengerjakan ujian dengan teliti dan sungguh-sungguh.

"Akhirnya selesai juga ujiannya," ucap Kevin yang baru saja keluar dari ruang ujian.

"Frustasi gue lihat soal-soal ujian." Rangga memijat kepalanya pusing.

"Siapa yang bikin soal sesusah itu dah."

"Kagak mikir apa otak kita pas-pasan," lanjut Satya penuh kekesalan.

"Yang penting sekarang udah selesai, beban kita kelas 12 udah gak ada."

"Iya tinggal nunggu kelulusan aja," ucap Algar dan mulai berjalan menuju parkiran.

"Oh iya katanya minggu depan bakal diadain prom night," ucap Satya kepada para sahabatnya yang sekarang sudah ada di parkiran.

"Gue ntar pasangan sama siapa ya?" ucap Kevin bingung.

"Semua pacar lo aja, jangan pilih kasih."

Kevin mendengus malas mendengar perkataan Rangga barusan.

"Gue kagak punya pacar woy," ucap Kevin.

"Oh lupa lo kan punyanya mantan sama gebetan bejibun jumlahnya," ucap Satya disusul gelak tawa dari para sahabatnya.

"Hati-hati ntar lo dapat karma Vin," lanjut Satya menepuk bahu Kevin pelan.

"Gue terlalu sempurna untuk dimiliki."

"Otak lo geser Vin gara-gara ujian?" tanya Algar terkekeh kecil.

"Si Kevin mah udah geser sejak lahir," ucap Rangga menanggapi perkataan Algar.

"Udah bully aja gue terus."

🌵

"Lo pasangan sama siapa?" tanya Jeysila sebelum berangkat ke sekolah untuk prom night.

"Sorry ya gue udah dapat pasangan," ucap Jeysila tanpa menunggu jawaban dari Algar.

"Dih siapa juga." Algar mendengus kesal mendengar penuturan Jeysila.

"Awas lo ya kagak berangkat."

"Hm." Algar berdehem singkat menanggapi perkataan Jeysila.

"Ya udah bye gue berangkat dulu," ucap Jeysila berjalan melewati Algar.

"Lah berangkat sama siapa lo?" tanya Algar mengernyit bingung.

"Sama Satya, udah ah bye."

"What? Sama Satya?" ucap Algar terkejut.

"Terserah gue lah, dari pada lo kelihatan banget ngenesnya."

Jeysila keluar dari rumah, meninggalkan Algar dengan segala kekesalan dan kebingungannya.

Tak mau ambil pusing, Algar segera pergi menuju ke sekolah dengan mengendarai motornya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan normal, menikmati semilir angin malam yang menerpa. Dan kembali dengan kenangan dulu yang membuka luka.

Selang beberapa menit, Algar sampai di sekolah yang sekarang terlihat begitu ramai dan banyak dekorasi indah yang terpajang.

ALGAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang