Seika

688 84 0
                                    

Senyuman itu hanyalah menunda luka yang tak pernah ingin ku rasakan. Kau membuat semuanya indah, lalu kau pergi begitu saja.

Happy Reading!!

🌵🌵

Alura menghela napas begitu sudah sampai di Bandung, ia berjalan keluar stasiun sebelum ada seseorang yang memanggilnya.

"Seika," teriak seorang laki-laki yang sekarang berjalan ke arahnya. Alura tersenyum tipis sebelum akhirnya memeluk laki-laki itu.

"Hei Saka," ucap Alura dan melepas pelukan dengan sahabatnya itu.

"How are you? Long time no see," ucap Saka yang sekarang mengajak Alura berjalan keluar stasiun.

"I'm fine, lo sendiri gimana?"

"I'm fine, but i am very busy lately," ucap Saka yang sekarang sudah mempersilahkan Alura masuk ke dalam mobil.

Alura terkekeh kecil, mengingat bahwa Saka adalah sahabatnya sejak kecil. Tak heran mereka berdua terlihat sangat akrab. Saka mulai melajukan mobilnya.

"Oh ya gimana pendaftaran lo di NTU?" tanya Alura. Saka dan Alura seumuran, hanya saja Saka mengambil kelas akselerasi jadi lulus lebih cepat.

"It's very difficult, lo tau kan Sei NTU kayak apa." Saka menggeleng-gelengkan kepalanya membayangkan ujian untuk masuk Nanyang Technological University atau dikenal dengan NTU. Salah satu universitas terkenal di Asia yang terletak di Singapura.

"Tapi gue percaya kok lo pasti bisa," ucap Alura dengan tersenyum tipis melihat ke jalanan Bandung.

"Mau makan dulu?" tanya Saka.

"Boleh," jawab Alura yang memang sekarang mulai merasa lapar.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di sebuah tempat makan. Setelah memesan, mereka segera duduk.

"Do you have a boyfriend?" tanya Saka membuka percakapan. Alura terkejut sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Saka.

"Iya gue udah punya pacar. Lo pasti masih jomblo ya?" tanya Alura terkekeh kecil.

"You know I don't think that. Yang ada di kepala gue cuma study, study, and study," jawab Saka dan tak lama kemudian makanan yang mereka pesan sudah tiba.

"Tapi lo juga jangan terlalu memforsir otak lo buat belajar terus," ucap Alura yang memang tahu bahwa sejak dulu Saka sangat rajin belajar. Bahkan ia cenderung tak pernah bermain game.

"Iya, i know Seika," ucap Saka tersenyum tipis. Dan akhirnya mereka berdua mulai memakan makanan mereka.

Setelah selesai makan, Saka bergegas mengantar Alura ke rumah Riri, tantenya Alura.

"Ka, SMA yang bagus di Bandung apa ya?" tanya Alura di tengah-tengah perjalanan.

"Lo mau sekolah di Bandung?" tanya Saka dengan raut wajah terkejut.

"Iya," jawab Alura menganggukkan kepalanya.

"Gue kira you're just on vacation here," ucap Saka yang masih terkejut.

"Iya sekalian liburan juga," ucap Alura masih sibuk bepikir dimana sekolah yang sekiranya menerima murid kelas 12.

"Oke tenang aja, gue bantu lo cari sekolah."

Alura tersenyum tipis, setidaknya di sini ada Saka yang bisa ia andalkan.

Selang beberapa menit, mereka berdua telah sampai di rumah Riri. Alura turun dari mobil dan Saka membantunya untuk membawa semua barang-barang yang Alura bawa. Mereka berdua berjalan berdampingan menuju rumah Riri.

Tok tok tok

Alura mengetuk pintu dan tak lama kemudian muncul seorang perempuan.

"Seika?" ucap Riri yang sekarang memeluk Alura. Sejak kecil, Alura dipanggil Seika oleh keluarga dan sahabat dekatnya. Namun saat pindah ke Jakarta nama panggilannya menjadi Alura.

"Ya ampun tante kangen banget sama kamu," ucap Riri yang sekarang sudah melepas pelukannya dengan Alura.

"Sei juga kangen banget sama tante," ucap Alura tersenyum kecil.

"Ayo masuk Saka juga." Riri mempersilahkan mereka berdua untuk masuk. Sepi, itulah keadaan rumah Riri. Riri adalah seorang wanita karir, ia berambisi untuk menjadi wanita mandiri. Di umur Riri yang sudah menginjak 26 tahun, ia belum juga berniat untuk menikah.

Riri mempersilahkan mereka duduk di ruang tamu dan membuatkan minuman untuk Alura dan Saka.

"Gak usah repot-repot tante," ucap Alura yang merasa tak enak.

"Gak repot kok," ucap Riri dan memberikan jus yang ia buat kepada Alura dan Saka.

"Gimana kabar kamu Sei?" tanya Riri membuka percakapan.

"Alhamdulillah Sei baik, tante sendiri gimana? Masih belum mau nikah?" tanya Alura yang disusul kekehan kecil.

"Sebenarnya tante udah ada calon tapi masih betah hidup sendiri," jawab Riri membuat Alura mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kalau Saka gimana? Udah nemu universitas?" tanya Riri beralih ke Saka.

"Masih nyoba daftar di NTU tan," jawab Saka tersenyum tipis.

"NTU? Singapura ya?" tanya Riri yang dijawab anggukan kepala oleh Saka.

"Good luck ya, tante yakin kamu pasti keterima disana," ucap Riri memberikan dukungan kepada Saka.

"Seika." Panggilan dari Riri membuat Alura menoleh ke arah Riri.

"Masalah kematian mama kamu."






















🌵🌵


.Tbc.

ALGAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang