Orang Baik

530 68 59
                                    

halo teman-teman, mulai sekarang akun ini sama Little_Yoonhyun milik orang yg berbeda. tapi tetap cerita YoonHyun kok. kalian bisa panggil aku apa aja yg kalian suka. author, thor, lontong, lontong sayur, hahahaha suka-suka kalian. 

yg mau follow kami, yuk langsung follow. gak mau ya udah sih gak maksa. wakakakak. 

*

*

Hujan deras melanda di luar sana menahan raga Seohyun di depan kedai tempat kerja Jisoo sementara waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Lebih sial lagi dia tak membawa payung. Mau memanggil taxi tapi tanggung sekali mengingat tarif yang tidak murah bahkan jauh jika dia naik bus atau kereta bawah tanah. Tapi jika tidak dia tak tahu kapan bisa pulang karena hujan sedang memuaskan diri bertumpah-ruah.

"Seohyun Eonnie, apa sedang menunggu jemputan?" seru Jisoo di ambang pintu kedai.

"Tidak, baru mau memesan taxi. Apa kalian akan tutup? Bolehkah aku menumpang sebentar di sini?"

"Santai saja, Eonnie. Ada tiga rekan yang juga menunggu di sini. Ngomong-ngomong Eonnie tinggal di mana? Aku bawa jas hujan juga payung. Barangkali kita searah."

"Di kompleks perumahan Yam Dong."

Terciprat air hujan ternyata membuat Jisoo mendapat kesempatan. Mengapa begitu? Apa lagi? Sudah jelas mereka searah yang berarti bisa pulang bersama dan Jisoo bisa tahu di mana guru kesayangan dia tinggal.

Seohyun yang terimpit antara waktu, keadaan, dan tidak mau boros pun mau-mau saja. Dia sama sekali tidak keberatan naik motor sambil memegang payung sementara Jisoo memakai stelan jas hujan. Mereka pun meninggalkan kedai membelah hujan. 

Karena  ikut fokus ke jalanan, Seohyun tidak sadar jika Jisoo tengah merekahkan ribuan kelopak bunga di hati kala kota Seoul diterpa hujan. Kalau dia mau sedikit saja melirik ke spion pasti sudah menangkap basah bibir Jisoo berulang kali menyunggingkan senyum.

"Yoona?" ucap Seohyun tiba-tiba melihat Yoona berteduh di gerai toko boneka. "Jisoo ah, bisa berhenti?"

"Oh, ne ne."

"Jisoo ah, pinjam payungmu ya, besok kukembalikan di kelas. Kau pulanglah! Rumahku ada di sana. Pagar warna hitam sanding rumah bertembok merah," tunjuk Seohyun membuat Jisoo mengamati kediamannya. "Itu di belakang adalah temanku dan dia tinggal tak jauh dari sini."

Meski agak kecewa karena tidak berhasil mengantar Seohyun sampai depan rumah, paling tidak dia senang sudah mengetahui rumah guru musiknya. Jisoo bisa kapan saja bertandang dan membawa teokbeoki sebagai alasan. Lagi pula, Seohyun sangat suka teokbeoki sementara dia salah satu koki dari kedai kue beras terbaik.

"Yoona ah!"

"Seohyun?" lirih Yoona nyaris tak terdengar karena suara Seohyun terhantam hujan.

"Menunggu hujan reda? Pasti lama sekali. Ayo! Nanti sesampai di rumah kau bawalah payung ini bersamamu tapi besok pagi kembalikan ya karena bukan milikku, tapi milik temanku tadi. Kajja kajja!" ajak Seohyun berbalik badan dan mengulurkan tangan.

Sadar wanita misterius tidak memberi sahutan, Seohyun segera menoleh seraya menyambar pergelangan Yoona. Bagai anak anjing diusap bagian dagu dan kepala, Yoona menurut tanpa memberi perlawanan. Mereka lantas berjalan dalam diam menerobos hujan juga genangan air membiarkan terjangan rintik mengisi kekosongan.

Yoona terus mengikuti langkah Seohyun sambil sesekali bergantian memandang jalan, genggaman di pergelangan, juga area samping wajah wanita pemegang payung. Rintik hujan memburamkan bias kelembutan paras Seohyun tapi tetap tak sanggup mengurangi pesona itu sendiri. Dia tertegun melihat kesempurnaan garis lekuk wajah berpadu gurat senyum kecil yang seakan tak lekang oleh waktu atau massa.

Behind The Room (YoonHyun dan JiRene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang