malam, teman-teman tersayang. kalau sebelah punya kalongers, aku juga mau dong punya sapaan buat kalian. lontongers! wakakakaka
udah itu aja ya.
MALAM, LONTONGERS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
*
"Tidak, aku tidak membunuh! Aku tidak membunuh mereka! Seohyunnie, percayalah!" seloroh Yoona meronta tak ingin dibawa oleh dua polisi wanita. Sampai-sampai dia terpaksa melibas-libas tubuh polwan hendak berlari ke Seohyun tapi gagal. "Seohyunnie, tolong!"
Terlihat Seohyun ingin melindungi Yoona tapi Xiumin memeluknya erat agar tidak lari. Sementara polisi berusaha memasang borgol di kedua pergelangan. Seketika Yoona tersentak diam melihat dua besi melingkari tangan. Sejurus kemudian dua polisi tersebut bak berubah menjadi sosok Yuri dan Jessica yang tertawa hendak melucuti pakaiannya. Halaman rumah dan mobil polisi pun membentuk ruangan penuh dengan alat-alat penyiksa.
"Jangan! Jangan sakiti aku!" desis Yoona lemah menerawang kaku lalu menatap ke arah Seohyun. Dia seakan melihat cahaya yang selama ini ingin diraih. "Hyunnie? Seohyunnie, tolong aku!"
"Jangan borgol dia!" seru Seohyun setengah menangis.
Pandangan Yoona kabur melihat cahaya yang semakin jauh sementara di sisinya bayang-bayang borgol dan gairah birahi iblis terus menyekap. Kakinya lemah dan menarik tubuh jatuh ke tanah. Bruk.
"Yoongggiieee!" histeris Seohyun meronta dan mendorong tubuh Xiumin kemudian lari menghampiri Yoona. Dia mengangkat wanita itu ke pelukannya. "Kalian merusak mentalnya! LEPASKAN BORGOL ITU!"
Para polisi hendak memisahkan Seohyun dan Yoona karena sudah menjadi peraturan kepolisian bahwa tersangka harus segera dibawa ke kantor polisi untuk memberi penjelasan. Seohyun tak melawan peraturan itu tapi dia menolak borgol yang dilingkarkan ke tangan Yoona. Dia juga minta untuk terus mendampingi kekasihnya. Awal-awal polisi menentang dan hendak membawa Yoona masuk ke mobil, tapi Xiumin berusaha memberi penjelasan terkait keadaan Yoona.
*
Di ruang pemeriksaan Yoona terus berada di pelukan Seohyun karena mengalami kepanikan apalagi di balik jendela sudah ada beberapa polisi mengawasi seakan dia adalah buron. Bibir Yoona pun berulang kali berucap bahwa dia bukan pembunuh dan Seohyun berusaha menenangkan apalagi ketika polisi wanita masuk sekadar mengantar air mineral.
"Seohyun Shi, Anda harus keluar sekarang!" pinta polwan tersebut.
"Aniyo, Hyunnie," desis Yoona menggenggam Seohyun.
"Tenang, Yoong!" Seohyun menatap harap ke polwan dan berucap, "Siapa yang akan mengintrogasi, Gyeongchalnim? Laki-laki atau wanita? Dia sedikit punya ketakutan lebih pada wanita yang tidak dikenali."
"Laki-laki, Agashi."
"Baik." Seohyun membingkai wajah Yoona yang penuh ketakutan dan pengharapan agar dia tidak beranjak. "Yoongie, aku akan menunggu di sana dan menjamin tidak akan ada yang melukaimu. Apapun yang polisi tanyakan jawab sejujurnya saja. Jangan ditutupi karena..."
"Hyunnie-"
Seohyun menggenggam jemari Yoona dan mengecupnya kilas. Pasti tidak mudah menjelaskan apapun mengenai apa yang sudah terjadi apalagi bila itu kekerasan secara seksual di hadapan orang lain dan disaksikan banyak orang. Namun, kondisi sekarang jauh berbeda dan harus mau memulai dari akarnya.
"Yoong, katakan seperlunya dan jangan ditutupi. Aku percaya padamu."
"Seohyun Shi," panggil polwan mengingatkan agar segera pergi.
Yoona gemetar ketakutan memandang mohon ke balik kaca agar mengembalikan Seohyun di sisinya. Dia sangat asing di sini. Bagaimana jika yang mengintrogasi adalah wanita pembawa rotan? Bagaimana jika nanti ada borgol? Bagaimana jika Seohyun ditahan saat hendak masuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Room (YoonHyun dan JiRene)
Misterio / SuspensoYoona adalah sosok anti sosial dan perlahan Seohyun bisa menemukan alasan dari itu semua kecuali satu hal. Sesuatu di balik pintu yang acapkali Yoona larang ke sana. Sampai suatu hari isi ruangan terbongkar dan menguak fakta lain. *Bukan cerita horo...