🍂01

21.6K 1.1K 39
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
___🍂🍂__

Di sebuah kamar elegant yang bernuansa kuning abu-abu, di huni oleh seorang remaja laki laki yang terlihat sedang sibuk dengan buku diary kecil yang berikan oleh bundanya.

Tangan kecilnya terus bergerak-gerak lincah menulis sesuatu di sana, jari kecilnya ikut menari-nari dengan sempurna, bibir tipisnya pun terangkat,  menyunggingkan senyum manis. sangat manis, bahkan bisa membuat candu siapapun yang melihatnya.

🍂🍂
Diary

Hy, namaku Bintang. Bintang Erlangga, 
putra kedua dari ayah Farhan dan bunda Nisa, alasan kenapa bunda memberiku nama Bintang, itu karna bunda memang sangat menyukai bintang dan aku adalah bintang istimewanya bunda.

Hihi ... aku udah sering nulis ini. Tapi gakpapa, lembar buku ini masih banyak.

Bintang punya abang, namanya Langit Erlangga. oragnya ganteng banget tapi sayang, Galak! hehe, tapi Bintang tetep sayang abang kok.
Bintang selalu sayang abang, meskipun abang malu punya adik seperti Bintang. Bintang tau, pasti bang Langit juga sayang Bintang, cuma gengsi wkwkwk.

Bintang tau Bintang malu-maluin abang di sekolah, di rumah juga nyusahin, Bintang ga guna banget ya bang?

Huuffff! Tapi Bintang kuat kok, hehe!

🍂🍂

Bintang berhenti menulis saat pendengarannya mendengar suara pintu utama dibuka oleh seseorang. Bintang menutup diary itu dengan senyum yang mengembang, meletakkan buku itu di samping bantalnya lalu Langkahnya dibawa keluar kamar menuju ruang utama. menunggu sosok yang sudah dua malam ini dia rindukan dan Bintang yakin, pasti itu, Langit, abangnya.

Langit, remaja itu kemarin menginap di rumah sang oma selama dua malam. meninggalkan Bintang yang lagi demam seorang diri.

Bintang berdiri di ambang pintu, niat hatinya ingin menyambut sang abang.
Senyum nya merekah saat melihat langit turun dari motornya dan mulai berjalan ke arah pintu.

"A–aaa," uarnya tidak jelas, tetapi,  masih setia dengan senyumnya.

Langit tak menghiraukan Bintang yang terus saja berusaha memanggilnya.
Dia tidak peduli, Bintang terus mengikuti Langit sampai di depan pintu kamarnya.

"A–aaa," ujar Bintang lagi, dirinya mati-matian berusaha agar suara nya jelas, tapi tidak bisa.

"Lo bisa diem gak sih, Hah?! Lo itu bisu, jadi stop gangguin gw dengan suara gak jelas lo itu!" teriak Langit di depan wajah Bintang.

Langit kesal, Langit marah, dirinya selalu saja terpancing emosi saat melihat wajah Bintang yang mewarisi sebagian bundanya. Tangan nya terkepal kuat, wajahnya sudah merah menahan marah. Dan Bintang? anak itu masih setia dengan senyumnya.

Tak ingin berlama-lama, Langit segera masuk ke kamarnya dan membanting pintu itu dengan keras.
Bintang menggigit bibir bawahnya menahan sesak di dadanya.
Langit masih saja membencinya.

Benci karna Langit menganggab Bintang pembawa sial, bundanya meninggal setelah seminggu melahirkan Bintang karna pendarahan. Dan Farhan? Setelah itu lebih fokus merawat Bintang dan membagi kasih sayangnya, dan sekarang, Farhan jarang pulang karna harus bekerja di luar kota.

Langit benci Bintang, anak itu cacat,  penyakitan, bawa sial. Langit benci itu.

Bintang membawa langkahnya menjauh dari kamar Langit, menuruni tangga menunggu Farhan pulang dari luar kota, karna kata sang ayah, dirinya akan pulang hari ini.

🍂🍂
C Y R

See you next part👋❤


cahaya yang redupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang