Keesokan harinya, mereka kuliah seperti biasa. Insiden penembakan masal satu tahun yang lalu tidak membuat universitas tutup, justru malah menarik perhatian calon mahasiswa baru.
Tapi ada satu hal yang membuat Yeonjun, Soobin, dan Sanha kesal. Wisuda mereka ditunda, tapi ya mau gimana lagi.
"Eh Kai, gue mau tanya dong."
"Tanya apa?"
Beomgyu mendekat sedikit ke Kai. "Emang sekolah ini mau terima mahasiswa pindahan, ya? Denger-denger, katanya ada orang dari Daegu mau pindah kesini."
Kai mengedikkan pundak tanda tak tahu. "Kalo misalkan pindah ya gak apa-apa sih, berarti universitas ini bagus sehingga menarik dia untuk pindah."
"Tapi, kok firasat gue aneh ya."
Kai menghela nafas, dia mendorong gelas kopinya sedikit maju ke tengah meja. Mereka berada di warung mie ayamnya Jimin omong-omong.
"Clue kemarin belum terpecahkan. Merah, kelam, apaan coba? Darah?"
"Heh, jangan ngomongin darah di depan orang makan," tegur Jimin kesal karena beberapa pelanggannya merasa terganggu.
"Biarin aja napa sih, mulut mulut gue, sewot aja lo," balas Beomgyu sinis.
Merah? Kelam? Apa maksudnya? Apa mungkin darah? Merah itu menuju ke berbagai hal. Kalau kelam itu... bukannya nama kapal ya? Gagaga :v
"Kak Jimin, sini bentar deh, gue mau tanya sesuatu," panggil Kai pada si abang mie ayam.
Sambil menyibakkan rambut ke belakang, Jimin datang menghampiri mereka. Aduh, ganteng banget pasti.
"Tanya apaan? Cepet, gue sibuk nih."
"Anu... Taehyun punya kakak, ya?" Tanya Kai ragu-ragu.
Ekspresi Jimin menunjukkan keterkejutan. "Ta-tau dari mana?"
"Dari Kak Wooyoung, katanya Taehyun punya kakak. Tapi dia gak pernah cerita apapun soal kakaknya ke kita."
"Kita gak dianggap kali sama dia," sahut Beomgyu berniat bercanda, tapi pas ditatap tajam sama Kai dia langsung diam.
"Iya, dia punya kakak dan kakaknya dia itu pacar gue. Kakaknya Taehyun itu kerja di luar negeri, makanya jarang ada yang tau kalo dia punya kakak. Kalian pasti heran kan darimana Taehyun dapet uang padahal kedua orang tuanya udah meninggal? Semua itu dari kakaknya," jelas Jimin panjang kali lebar sama dengan luas.
"Terus, emangnya Taehyun pernah ngalamin hal yang gak mengenakkan, ya?"
"Maksudnya?"
"Gue gak sengaja denger obrolan Kak Yeonjun sama Kak Soobin, katanya Kak Yeonjun dulu Taehyun pernah ngalamin sesuatu yang buruk sampai nyawanya terancam."
Jimin menghela nafas, ia sudah menduga ini akan terjadi. Dia sudah menduga sejak dulu, lama-lama mereka akan tahu apa rahasia Taehyun selama ini.
"Iya, pas kecil Taehyun pernah diculik dan mau diambil organ tubuhnya. Untungnya dia berhasil ditemuin, kalo enggak pasti kalian gak akan kenal siapa Taehyun. Lo mau tau siapa penculiknya? Penculiknya itu salah satu anggota keluarga lo, Beomgyu."
Tunggu, apa?!
"Ke-keluarga gue?" Beomgyu terbata-bata, tak percaya mendengar fakta yang ada.
"Iya, lo emang gak tau apa-apa karena lo itu sama kayak Soobin dan Sanha, gak ada darah psikopat yang ngalir di dalam diri kalian. Makanya lo gak dikasih tau."
Kai berdiri dari duduknya. "Kalo begitu, kita harus kasih tau yang lain. Gue mulai dapet pencerahan tentang siapa pelaku yang sebenarnya."
Brmmm!
"Kyaaaa!"
Teriakan histeris dari arah lain membuat mereka terkejut. Sontak saja mereka berdiri dan berseru ketika sebuah truk oleng dan melaju cepat menuju mereka.
"BEOMGYU, KAI, AWAS!"
BRAK!
"Hey nananaaa!"
"Apaan sih? Lo nelpon gue buat nyanyi doang?!" Bentak Yeonjun emosi. Ya iyalah, dia lagi enak-enaknya minum es jeruk sendirian ditelpon lagi, kesal dia tuh.
"Gak tuh, gue cuma mau tanya. Udah berhasil pecahin cluenya? Pasti susah ya, hehe."
Soobin yang ikut mendengarkan karena speaker dinyalakan mendengus sebal.
"Kalian bakal tau jawabannya lusa, gak perlu susah-susah mikir."
"Oke, sekarang giliran gue yang tanya. Lo beli pulsa berapa ribu, hmm? Kok gak ada habis-habisnya nelpon kita?"
"Haha, gue gak pake pulsa, gak pake internet juga dong. Kaget kan lo, haha!"
"Lah kok bisa?!"
"Bisa dong, apa sih yang gue gak bisa~"
Yeonjun melempar kaleng soda kosong milik Soobin ke tanah lalu menginjaknya kuat-kuat.
"Terserah, gue gak peduli."
Pip!
Yeonjun menurunkan ponselnya dengan lesu, dia pusing, dia bingung, dia frustasi. Kenapa teror itu tak kunjung berhenti?
Ting!
New email!
Clue : 2 , bingung kan lo, haha!
"Njun, mau coba tanya masalah ini ke temen gue, gak?" Tawar Soobin tiba-tiba, Yeonjun balas menatapnya heran.
"Siapa dan kenapa?"
"Dia pernah diteror juga lewat email, lebih tepatnya digangguin sih, mungkin dia bisa bantu. Lo tenang aja, dia bukan orang sembarangan," jawab Soobin serius seraya menunjukkan foto orang yang dimakasud.
Ah, rupanya pemuda itu ya.
Humor ditiadakan
sementaraBtw, ada yang bisa
tebak siapa temennya
Soobin? :)