2.4

23K 6.7K 5.6K
                                    

Sebentar lagi end 😭
Chapter selanjutnya adalah chapter terakhir, setelah itu epilog 😭

















Taehyung terpojokkan, dia tak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Setan-setan suruhannya kalah dengan mudah setelah melawan arwah-arwah di depannya.

Ada Choi Soobin, Choi Beomgyu, Yoon Sanha, Choi Bomin, bahkan teman-temannya Wooyoung yang ia bunuh juga datang!

Kemana Yoon Soobin? Pemuda yang satu ini masuk ke dalam rumah untuk membantu Seokjin, Namjoon, dan Hoseok melawan Yoongi setelah diberitahu oleh Sanha.

Melihat saudara kembarnya itu... dia ingin menangis, tapi Sanha berkata kalau Soobin tidak cocok bila menangis, nanti image juteknya hilang.

"Woi, enak banget lo bunuh kita hah! Kita gak salah apa-apa loh, untung Wooyoung, Yunho, sama Jongho orangnya tegar," kata salah satu arwah temannya Wooyoung, Choi San namanya.

"Maklum, orang gabut ya gitu," balas Beomgyu meledek, dia melayang.

"Btw, kita semua serem amat ya," celetuk Sanha bercanda. "Tapi keren oi, berasa di film gitu! Gila sih, gue kalau masih hidup bisa main film kali ya."

"Kita kan artis!" Seru temannya Wooyoung yang lain secara serentak, namanya Hongjoong, Mingi, Seonghwa, dan Yeosang.

Taehyung pusing, kenapa arwah-arwah gentayangan itu malah mengobrol sih.

"Untung gue orang baik, jadi kalau mati ya gak apa-apa," kata Bomin asal jeplak, alhasil kepalanya langsung dipukul sama Sanha.

"Dia doang emang, mati malah seneng, bukannya sedih." Sanha geleng-geleng kepala.

"CUKUP!"

Kesembilan arwah tersebut terlonjak akibat bentakan Taehyung, rupanya pria berambut merah itu mulai marah.

"Kalian gak bisa berbuat apapun, kalian itu cuma arwah, gue bisa kendaliin kalian," lanjutnya penuh kesombongan.

"Ihh takut, pergi aja yuk. Eh jangan deh, nanti gak jadi main film dong."

"Sanha, diem dulu napa!"

Taehyung mengepalkan tangannya, semakin emosi. Jadi, mereka semua meledeknya?

"Gue gak akan mati dengan mudah, jadi lebih baik kalian balik ke alam kalian dan jangan pernah muncul lagi!"

Arwah Choi Soobin melangkah maju, senyuman miringnya terlihat mengejek. "Maaf Kak Taehyung, walaupun kita udah jadi arwah, kita gak bakal pergi karena kita akan melindungi teman-teman kita."

"Nah, betul itu! Hidup arwah gentayangan! HIDUP!"

"YOON SANHA, KALAU LO GAK BISA DIEM, GUE ROBEK MULUT LO, MAU?!"

Sialan, Taehyung benar-benar terpancing emosinya. Arwah-arwah itu membuat kesabarannya habis, dia harus mengusir mereka sekarang.

"Gue bakal usir kalian semua, sekarang juga," ucap Taehyung dingin.

Yeosang menepuk pundak Beomgyu, dia terlihat girang. "Gyu, tadi lo punya rencana bagus, kan?"

San bertepuk tangan heboh, dia baru ingat kalau Beomgyu punya rencana yang sangat bagus, walau ditentang keras oleh Choi Soobin dan Sanha.

"Gue kurang setuju, tapi kalau lo mau ya udah lakuin," sahut Hongjoong yang, dibalas anggukan oleh Seonghwa dan Mingi.

"Ada pesan terakhir, kakak sepupu tersayang?" Tanya Beomgyu sambil mengedipkan mata kanannya, Taehyung ingin memukulnya rasanya, tapi kan Beomgyu arwah.

"Langsung lakuin, nanti dia kabur," suruh Bomin tak sabaran.

"Oke, ucapin selamat tinggal, Kak Taehyung!"

Tepat setelah itu, Choi Beomgyu langsung masuk ke dalam tubuh Taehyung, mengendalikan tubuhnya menjauh dari sana. Kok bisa? Jangan lupakan kalau Beomgyu itu sepupunya, dia tahu bagaimana cara merasuki Taehyung yang memiliki kemampuan yang cukup tinggi dan ahli.

"Gyu, ada mobil!" Seru Sanha heboh.

Arwah Beomgyu menyeringai. Tanpa berpikir panjang lagi, dia langsung menabrakkan tubuh Taehyung ke mobil yang melaju kencang tersebut, membuat Taehyung terlindas setelahnya.
































































"Kak Yoongi... kenapa?"

Soobin terpaku, tercengang melihat apa yang terjadi di depan matanya. Keadaan Yoongi cukup parah, badannya penuh lebam, seperti habis dipukul habis-habisan.

"Ohh, tadi gue tonjok," jawab Namjoon santai dengan kedua pakaian bagian lengan yang tergulung sebatas siku.

"Dari tadi Kak Seokjin marah-marah mulu, mana cepet banget nadanya. Gue kesel lah, daripada kelamaan mending langsung pukul," lanjutnya bangga pada diri sendiri.

Hoseok mendecih. "Dasar, ayo cepet ke rumah sakit! Gue dapet panggilan kerja nih, katanya ada yang minum ramuan itu!"

"Terus Kak Yoongi gimana?"

"Ohh, itu mah urusan gampang." Soobin membenarkan kerah bajunya. "Polisi bakal dateng sebentar lagi, salah satu dari kalian jagain dia disini, dia gak bakal lari kemanapun."

"Ya iyalah, kaki sama tangan udah bolong!" Sembur Seokjin emosi karena belum juga dibawa ke rumah sakit. "Nasib tangan gue gimana ini?! Kalian pingin gue gak punya tangan ya?!"

"Gue bakal jaga dia disini, biar Hobi yang bawa Kak Seokjin ke rumah sakit. Lo juga, susul temen lo sekarang juga, mereka butuh lo," ucap Namjoon, lalu memukul Yoongi untuk yang kesekian kalinya ketika melihat pria berkulit pucat itu hendak menikamnya dengan pisau.

Wiuuu wiuuu wiuuuuu

Sirene polisi terdengar dari kejauhan, mereka lega.

"Gue gak nyangka, kali ini mereka ketangkap dengan mudah," ujar Soobin, senang karena teror akan berakhir sebentar lagi.

"Gue bakal bilang ke polisinya untuk jaga dia dengan ketat supaya gak kabur lagi. Setelah itu, gue yakin dia dapat hukuman mati."

Soobin mengangguk saja mendengar ucapan Namjoon. Sekarang, para polisi lah yang akan mengurus para pelaku, mereka hanya perlu memberi kesaksian.

"Kalau begitu, gue pergi duluan ya."

"Silahkan, semoga temen-temen lo baik-baik aja ya, Bin."

Semoga...













































Yeonjun berdiri dengan kepala tertunduk menghadap lantai, kedua tangannya terkepal erat di kanan dan kiri tubuhnya.

Apakah ia harus melakukannya?

The Phone 3 | TXT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang