0.5

26.3K 6.9K 5.1K
                                    

Sudah dua hari Kai dirawat di rumah sakit. Sudah dua hari pula Yeonjun tidak bertemu dengan Soobin, dia marah, sangat marah.

Kaki jenjangnya menyusuri lorong rumah sakit menuju kantin, sendirian. Dia sengaja menyendiri karena dia agak sensi belakangan ini.

Dua hari lalu, dia dan Soobin ke rumah sakit diantar oleh Jinyoung menuju tempat dimana Kai berada. Kalian tahu apa yang terjadi, Beomgyu ada disana sambil makan es buah!

Jelas Yeonjun kaget, terus dia menatap Soobin meminta penjelasan. Dan dengan santainya Soobin berkata,

"Maaf... gue gak tau, itu maksud gue. Makanya, kalo orang ngomong tuh dengerin dulu sampe selesai."

Habis itu ya gitu deh, Yeonjun marah dan tidak mau bertatap muka dengan Soobin.

"Bu, pesen es cappucino satu ya," katanya pada penjual minuman begitu tiba di kantin.

Sembari menunggu pesanannya, ia memandangi seisi kantin yang cukup sepi, hanya ada dirinya dan laki-laki berambut merah menyala duduk membelakanginya di pojok sana.

Dia dibuat terkekeh karenanya, dia jadi mau mewarnai rambutnya jadi merah juga. Tapi jangan deh, dia baru saja merubah rambutnya menjadi berwarna kuning.

Sejenak ia terdiam memandangi orang itu. Pakaiannya terlihat mencolok, hitam warnanya, sangat bertolak belakang dengan warna cat dinding kantin yang berwarna putih.

"Kayaknya orang itu santai banget, gak kayak gue yang setiap hari gak bisa tenang karena teror itu," gumam Yeonjun tanpa sadar, tak mengalihkan pandangannya sedikit pun.

Orang itu meneguk minumannya sejenak, lalu menoleh sedikit ke arah kiri, memperlihatkan sedikit sisi samping wajahnya.

Yeonjun tersentak, tersedak air liurnya sendiri.

"Nak, ini pesananmu."

Yeonjun tersentak lagi. Buru-buru ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompetnya, lalu memberikan dua lembar uang pada penjual dan menerima sodoran minuman pesanannya.

"Terima kasih, bu."

Yeonjun pun tersenyum, lalu berbalik berniat melihat orang itu lagi. Tapi sayangnya, orang itu tidak ada di kursinya, menghilang secara tiba-tiba.

"Ah, paling cuma halusinasi aja."















































"Woi, tukang roti! Bagi sedikit dong, jangan pelit!" Pinta Beomgyu ngegas pada Soobin yang asik makan roti cokelat di samping bangsal Kai.

"Gak," balas Soobin datar, lalu melahap habis roti yang tersisa.

Beomgyu merengut sebal, "ish, jahat banget. Gue belom makan dua hari nih!"

Kai yang lagi pusing tambah pusing. Dia itu pingin istirahat, tapi dua temannya itu berkelahi tanpa kenal waktu.

"Guys, gue minta tolong banget, gue mau tidur, kepala gue masih sakit," pinta Kai memelas.

Soobin jadi tidak tega melihatnya, apalagi melihat Kai dengan perban seperti mumi yang terpasang di lengan kanannya. Iya, separah itu luka yang dialami Kai, belum lagi kaki kirinya yang patah.

"Lo tidur ya, semoga cepet sembuh," kata Soobin dengan senyum hangatnya, kemudian melirik sinis seorang Jeon Beomgyu yang rupanya sedang menatapnya tak suka.

"Apa lo liat-liat?! Dasar pilih kasih!"

Soobin kaget. "Itu mulut setiap hari makan gas apa gimana sih?! Santai dikit bisa, kan? Lagipula, jelas lah gue baik sama Kai, dia kan gak ngeselin kayak lo sama Yeonjun."

The Phone 3 | TXT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang