"Kak Namjoon, ada waktu buat ketemuan, gak?"
"Aduh Njun, gue lagi sibuk nih, maaf banget ya. Gara-gara si Hobi kerjaan gue tambah, enak banget dia bawa anjing ke rumah sakit. Emang rumah sakit gue tempat penampungan hewan?"
Yeonjun meringis mendengarnya. "Ya udah deh, makasih ya, maaf menganggu waktunya, kak."
"Iya, gak apa-apa."
Yeonjun mematikan panggilan teleponnya, dia harus bagaimana lagi? Saat ini yang dia butuhkan adalah Namjoon, pemilik rumah sakit berIQ tinggi itu.
Omong-omong, saat ini dia berada di restorannya Seokjin, sendirian. Tadinya dia mau ke rumah sakit untuk menjenguk Bomin, sekalian mengintrogasi katanya.
Tapi karena ada hal yang harus dia pastikan, dia memilih mengurungkan niatnya, dan disinilah ia sekarang.
"Gue gak tau apa yang mereka rencanain," kata Seokjin memulai obrolan. "Yang pasti, mereka bawa-bawa kalian."
"Lo beneran gak tau apapun soal itu?"
Seokjin menggeleng. "Gue terlalu sibuk ngurus restoran."
"Terus, lo kenal sama Kak Namjoon, Kak Yoongi, Kak Hoseok, Kak Jimin, Kak Taehyung, sama Kak Jungkook?"
"Gue gak tau mereka yang lo maksud itu siapa, tapi nama mereka sama seperti temen masa kecil gue. Tapi kita semua kepisah karena pekerjaan orang tua, kecuali Taehyung, Jungkook, sama Yoongi karena mereka kan keluarga. Pas sma kita janjian mau ketemu, tapi gue gak dateng karena ayah gue sakit, saat itu gue juga gak kasih kabar apapun. Mana hp gue hilang, otomatis gue gak bisa kabarin mereka."
"Kak Taehyung, Kak Jungkook, sama Kak Yoongi yang lo maksud itu keluarga?"
"Iya, Taehyung sama Jungkook itu kembar, kalau Yoongi itu kakak sepupu dari mereka berdua."
Pusing, Yeonjun pusing mendengar penjelasan Seokjin. Niatnya ingin mendapat pencerahan, kenapa jadi tambah pusing seperti ini?
Eh, tunggu sebentar. Sepertinya Yeonjun tahu apa yang sebenarnya terjadi, semoga saja dugaannya tidak salah.
"Lo bilang lo gak dateng, kan?"
Seokjin mengangguk.
"Gue rasa, Kim Seokjin kakak dari Kak Taehyung dan Kak Jungkook itu ngaku-ngaku jadi lo. Keluarga psikopat itu pasti memanfaatkan kesempatan karena lo gak hadir. Kalian terakhir ketemu pas masih kecil, kan? Gak menutup kemungkinan Kak Namjoon, Kak Hoseok, sama Kak Jimin lupa sama wajah lo karena udah lama gak ketemu. Makanya mereka percaya aja kalau Kak Seokjin yang saat itu ketemu mereka bukan lo, tapi orang lain."
"Tapi, tadi Jimin tau gue, kok." Seokjin garuk-garuk kepalanya bingung. "Apa mungkin dia sebenernya tau tapi ikut alur permainan mereka?"
"Kayaknya bener deh... temen-temen lo itu orang-orang yang gue maksud, kalau begitu gue harus bertindak secepatnya. Gue gak mau teror telepon itu terus berlanjut."
Sembari mengaduk kopi panasnya, Seokjin mengepalkan tangan kanannya dan mengangkatnya sebatas pundak.
"Semangat, lo pasti bisa."
"Makasih, Kak Seokjin."
Drrt drrt
Panggilan masuk di ponsel Yeonjun mengalihkan perhatian mereka. Melihat Kai yang menelpon, Yeonjun langsung mengangkatnya tanpa basa-basi lagi.
"Halo, kenapa Kai?"
"Kak Yeonjun, bisa pulang sekarang?"
Yeonjun bingung, mendadak ia cemas. "Kenapa? Lo berhasil pecahin semua cluenya?"