Ternyata masih ada satu atau dua chapter lagi, habis itu epilog. Dan ini adalah series terakhir dari The Phone😭
"Dokter, bagaimana keadaan teman saya?"
"Teman kamu berhasil selamat, tapi..."
"Tapi apa?"
"Efek samping dari ramuan itu sudah menyebar ke seluruh tubuhnya dan sudah mencapai jantung... karena itu-"
"Saya siap donorin jantung saya untuk Taehyun," ujar Yeonjun penuh keyakinan, dia tidak akan membiarkan temannya pergi untuk yang kesekian kalinya.
Dari jauh, Seulgi dan Jimin terpaku setelah menguping pembicaraan Yeonjun dengan dokter tersebut. Mereka berdua merasa bersalah karena tak tahu apapun tentang ramuan itu dan tidak tahu kalau Taehyun meminum ramuannya.
Sekarang mereka bimbang, mereka mau Taehyun sembuh, tapi mereka tidak bisa membiarkan Yeonjun pergi.
"Seulgi... ada cara lain untuk ngatasin itu?" Tanya Jimin, Seulgi menggeleng lemas.
"Maaf, aku gak tau... tapi aku akan berusaha cari cara tanpa ngorbanin orang lain."
"Tapi, berapa lama? Taehyun gak punya banyak waktu."
Seulgi bungkam, Jimin benar, Taehyun tidak punya banyak waktu, dia harus segera menjalani perawatan khusus untuk sembuh.
Yeonjun bisa saja mendonorkan jantungnya untuk Taehyun, tapi bagaimana perasaan Taehyun saat tau kalau sahabat tertuanya itu pergi demi dirinya?
Seulgi tidak sanggup membayangkannya, itu terlalu menyayat hatinya.
"Kai, semuanya udah selesai, kita semua bisa hidup seperti biasa! Asik, gue bisa jalan-jalan kemanapun ke tempat yang gue mau tanpa takut diteror lagi, gue mau tebar pesona!"
Kai senang, senang sekali, Beomgyu benar-benar menghiburnya disaat seperti ini. Tapi di sisi lain, dia khawatir. Bagaimana dengan Yeonjun, Taehyun, dan Soobin?
Mereka baik-baik saja, kan?
"Eh Kai, nanti pas lo keluar dari rumah sakit, gue traktir es krim. Ini juga disuruh si Choi sih, kalau enggak mana mau gue traktir lo."
"Haha, jadi lo takut ya?"
Beomgyu gelagapan. "Ta-takut kenapa?"
"Takut saudara kembar lo itu ke mode psikopatnya, kan? Ciee, akhirnya gue menemukan kelemahan seorang Jeon Beomgyu."
"Enggak ya! Gue mah berani, tapi agak takut juga sih." Beomgyu meringis, saudara kembarnya memang menyeramkan.
"Kak Beomgyu," panggil Kai tiba-tiba, mendadak serius dan tak lagi bercanda.
"Apa?"
"Kita... bakal terus temenan sampe tua, kan?"
"Iya dong, cuma kalian yang mengisi hari-hari gue yang sebelumnya jadi anak nolep ke anak yang ceria begini! Jadi, gue mau kita temenan sampe tua, karena gue sayang kalian eaaa!"
Tawa Kai pecah, Beomgyu mengatakan hal itu dengan wajah yang dijelek-jelekan, itu lucu sekali. Astaga, dia sampai lupa kalau pundaknya terluka.
"Dasar, enak banget ketawa-ketawa sampe gak sadar ada gue disini."
Keduanya tambah tertawa, apalagi Beomgyu. Tawanya menggelegar dan ngegas, membuat Kai kaget sampai melotot.
"Kak Bin jangan ngambek dong, ayo sini. Hayu main yu, HAHAHAHAHA!"
Soobin mencebikkan bibirnya kesal, kenapa sih kalau bertemu Beomgyu bawaannya kesal terus? Tapi dia senang sih, setidaknya ada orang yang membuat suasana menjadi lebih ceria dan hangat, seperti matahari.
Tapi, baginya hanya ada dua matahari di hidupnya, yaitu matahari yang menyinari bumi, dan Yoon Sanha, saudara kembarnya.
Ceklek!
Pintu terbuka, Yeonjun datang dengan senyuman tipisnya, ada kesedihan di balik senyumannya, mereka bisa melihat itu.
"Kak Njun, ayo sini gabung," ajak Beomgyu seraya menepuk-nepuk kursi kosong di sampingnya.
Yeonjun tertawa sambil mengangguk, kemudian duduk di kursi kosong tersebut untuk bergabung bersama mereka.
"Kak Soobin, Kak Taehyung dan Kak Yoongi gimana kabarnya?" Tanya Kai membuka topik obrolan, dia penasaran dengan kedua pelaku teroe tersebut.
Soobin menghela nafasnya. "Kak Taehyung meninggal karena ulah Choi Beomgyu, kalau Kak Yoongi ditangkap polisi dan dapet hukuman mati minggu depan."
"Loh, si Choi dateng lagi?!" Tanya Beomgyu heboh. "Wah, gue bangga sama dia, keren oi. Ya... walaupun badan gue dibikin sakit semua karena kena pukul."
"Iya, ada Choi Soobin, Bomin, Sanha, dan temen-temennya Wooyoung. Mereka semua bantu kita, sekarang kita gak perlu takut ada teror lagi, kita semua bisa hidup seperti biasa."
"Asik! Kita berlima bisa jalan-jalan bareng dong, nanti ke pantai yuk!" Ajak Beomgyu senang, sangat senang.
"Haha, ayo. Oh ya, Taehyun kemana? Kok gak keliatan?" Tanya Kai baru sadar kalau pemuda berambut merah tersebut tidak ada bersama mereka.
"Taehyun kena efek samping dari ramuan ungu itu, dia lagi berjuang keras untuk sembuh," jawab Yeonjun dengan kepala tertunduk.
"Hah? Ramuan apa?!"
"Ramuan yang berhentiin darah Taehyun dan hilangin rasa sakit dari luka disaat satu kakinya Taehyun gak ada dulu, pas di rumah kakeknya Beomgyu. Ramuan buatan kakeknya Beomgyu, ramuan gagal."
"Astaga, baru bereaksi sekarang? Butuh waktu yang lama ternyata." Kai sampai tidak tahu harus bereaksi apa.
"Pokoknya pas Taehyun sembuh, kita berlima wajib pergi ke pantai! Nanti kita main air disana, seru banget!"
Beomgyu jingkrak-jingkrak kesenangan membayangkannya, itu sangat seru dan menyenangkan. Sudah lama dia tidak berwisata ke suatu tempat, dia tidak sabar.
"Berarti Taehyun baik-baik aja, kan?" Tanya Soobin tiba-tiba.
Mendengar itu, Yeonjun mendongakkan kepala, dia tersenyum lalu mengangguk penuh keyakinan.
"Iya, dia bakal baik-baik aja."