- Enam - Sah.

1.1K 67 5
                                    

Jangan lupa vote yaa temen-temen, karna satu vote dari kalian sangat berarti untuk aku. Terimakasih!:-)

..

"Saya terima nikah dan kawinnya Nadhira Adya Ningrum binti Almarhum Adrian Nadyaksa dengan mas kawin tersebut tunai,"

Nadhira menghapus air mata nya yang menetes kala mendengar ijab kabul yang di ucapkan dengan lantang oleh Bayanaka. Entah ia merasa bimbang, satu sisi merasa senang karena ia sekarang sudah menjadi seorang istri dari pria yang di percaya oleh ibu nya. Namun di sisi lain, ia juga merasa sedih karena harus menikah dengan pria yang tidak -atau mungkin belum- ia cintai.

"Nadh ayo ke depan" ajak Kareena dengan senyum tulus di wajahnya

"ayo kak"

Kareena Dipta Ganendra atau biasa di panggil Kareen adalah putri sulung di keluarga Ganendra. Kareena sudah menikah dan memiliki sepasang anak perempuan dan laki-laki. Suaminya Kiano Pratama, adalah seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang Entertainment di Negeri Gingseng sana.

Nadhira berjalan dengan di apit oleh Kareena dan Zoya ke arah taman hotel dimana tempat akad nikah di laksanakan, senyum terpatri indah di bibirnya. Semua mata tamu undangan tertuju kepadanya.

Matanya menatap ke arah sang suami yang kini juga tengah menatap mata nya tajam. Nadhi menghela nafas sangat pelan saat tidak melihat raut bahagia sedikit pun di wajah suaminya itu.

"Prosesi pemasangan cincin akan segera di mulai, kepada mempelai pria silahkan pasangkan cincin di jari manis sebelah kiri mempelai wanita lalu setelah itu mempelai wanita akan memakaikan cincin di jari manis sebelah kiri mempelai pria" jelas mc memandu jalannya akad pernikahan.

Setelah pemasangan cincin selesai, akhirnya untuk pertama kalinya Nadhira mencium punggung tangan Bayanaka. Lalu, di balas dengan ciuman yang Naka jatuhkan di kening   Nadhi.

✿✿✿


"Selamat ya Nadh. Aku turut bahagia," Ujar Shaka yang kini tengah berdiri di  atas panggung pelaminan. Shaka tersenyum menatap betapa cantiknya Nadhi-nya malam ini di balik dress pengantin berwarna putih itu, namun sayang bukan dia yang berdiri di sebelah wanitanya itu.

"makasih ya mas Shaka,"

"yaudah kalo gitu aku turun dulu ya, nadh? sampai ketemu lain waktu" ujar Shaka sebelum akhirnya melangkahkan kaki nya turun dari panggung pelaminan

"itu pacar kamu?" tanya Naka tiba-tiba

Nadhira mengernyitkan dahinya heran, "mas Shaka? bukan. dia tetangga ku tapi udah aku anggep kakak ku sendiri,"

"oh kirain pacar kamu. Kalo pacar juga gapapa sih, bukan urusan ku. Malah kayaknya bagus kalo itu beneran pacar mu" bisik Naka tepat di samping telinga Nadhi, membuat orang-orang yang melihat pasti akan salah sangka pada mereka berdua.. terbukti dengan mami yang sudah mesem-mesem melihat adegan yang barusan terjadi.

✿✿✿

Bayanaka masuk ke dalam kamar di mana ia dan Nadhira akan beristirahat. Tubuhnya sudah kaku ingin segera tidur, gila gimana ngga pegel kalo yang di undang aja sampe dua ribu orang?

"kamu ga mau mandi dulu?" tanya Nadhi yang kini sudah terlihat segar  setelah mandi dan sudah mengganti dress pernikahannya dengan piama tidur berwarna biru muda.

"mau aku siapin air anget?"

"berisik! ga tau orang mau tidur apa?" sentak Bayanaka yang kini sudah berdiri, berniat untuk melangkah menuju kamar mandi.

Nadhira terdiam mendengar bentakan itu. Ini adalah pertama kali nya ia di bentak-bentak oleh orang lain. Orang tua dan almarhumah nenek nya saja tidak pernah berbicara kasar pada nya.

Menghela nafas pelan, akhirnya Nadhira pun memilih untuk berbaring di bagian ujung ranjang. Memiringkan tubuhnya agar tidak berhadapan dengan Naka.

setelah lima belas menit berada di kamar mandi, akhirnya Naka pun keluar dengan setelan kaos polos berwarna putih dan celana bahan panjang berwarna hitam. Matanya melirik ke arah Nadhi yang kini sudan terbaring memunggunginya.

"besok kita langsung pulang ke rumah saya. ngga perlu bulan madu atau apa karna ini bukan nikah sungguhan, jadi kalo mami atau papi tanya bilang aja kalo kita sama-sama sibuk. Dan kalo kamu mau pulang dulu untuk ambil barang-barang kamu dulu, kamu bisa minta anter sama pak Ujang," jelas Bayanaka sebelum akhirnya ikut merebahkan diri nya ke atas kasur.

✿✿✿

Nadhira mengerjapkan matanya pelan saat merasakan sinar mentari mulai menyengat. Ia meregangkan tubuhnya dahulu, sebelum akhirnya mengambil handphone miliknya yang ia letakan di atas nakas. Matanya membeliak saat melihat jam di handphone nya sudah menunjuk pukul 08.00 pagi. Ia melirik ke arah samping tempat tidur yang semalam menjadi lahan tidur untuk suaminya itu, kini sudah kosong. Dahi nya mengernyit heran, sebelum akhirnya tersadar untuk mengecheck kembali telepon genggam nya.

Bayanaka : Aku udah pergi duluan, nanti kamu checkout sendiri aja. Jam 10 nanti aku bakal minta pak Ujang untuk jemput kamu.

setetes cairan bening luruh dari kedua bola mata nya. Dadanya terasa nyeri membayangkan betapa tega suami nya pergi meninggalkan ia di kamar hotel seorang diri di hari kedua mereka resmi menjadi sepasang suami istri.

              
                  - To Be Continue -

haiii, maaf ya super pendek:(

Love Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang