- Delapan - Mengais Luka

1.3K 75 5
                                    

“Love is blind and love can be foolish. Our heart doesn’t always love the right people at the right time. Sometimes we hurt the ones that love us the most and sometimes we love the ones that don’t deserve our love at all.” - anonim.


❁❁❁

Shaka menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kiri nya. Sekarang sudah pukul empat sore, tadi ia baru saja bertemu dengan teman lamanya di salah satu coffe shop yang berada di salah satu mall di Kota Bandung.

tubuhnya yang semula akan berdiri, kembali terduduk saat matanya tak sengaja melihat seseorang yang baru saja melewati coffe shop. Di sana, tepat di depan sebuah toko perhiasan ia melihat seorang pria yang sangat ia kenali. Pria yang sialnya sangat di cintai oleh wanita yang begitu ia damba. Ya, disana ia melihat Bayanaka Dipta Ganendra tengah berdiri dengan seorang wanita yang menggandeng lengannya dengan manja. Reshaka memicingkan matanya saat melihat wanita yang berdiri di samping pria itu bukanlah Nadhira. Tangannya mengepal keras, nafasnya memburu.

Dengan langkah seribu ia pun pergi melangkah mendekat ke arah dua sejoli itu.

'BUG!'

"BRENGSEK LO!"

'BUG!'

'BUG!'

'BUG!'

dengan nafas memburu dan emosi yang sudah berada di ujung tanduk, Reshaka memukuli Bayanaka dengan brutal. Bayanaka yang merasa tidak terima pun kembali membalas pukulan Reshaka, kontan area mall pun berubah menjadi chaos. Sasya memekik kaget saat melihat hidung kekasihnya itu mengeluarkan darah saat Reshaka membalas pukulan Naka dengan membabi buta.

Tidak lama kemudian untunglah pihak keamanan mall pun datang untuk melerai mereka. Reshaka pun berdiri melepas cekalan di lengannya, menatap Bayanaka dengan tatapan hina lalu melangkah pergi meninggalkan area mall.

Selepas itu Reshaka membawa mobilnya dengan gila-gilaan. ia harus pergi ke bakery milik Nadhira untuk meminta penjelasan gila ini. Bagaimana bisa suami wanita itu malah main gila dengan perempuan lain?

Reshaka menghela nafas pelan saat memarkirkan mobilnya di area parkir bakery. Dengan nafas yang sudah kembali normal, akhirnya ia pun melangkah memasuki bakery milik Nadhira yang kebetulan saat itu terlihat ramai pembeli.

"ta, nadhi ada?" tanya Shaka pada Tita yang saat ini tengah menunduk, terlihat tengah mengambil sesuatu di bawah kolong meja kasir.

"ada kok mas, ke ata..... LOH MAS SHAKA KENAPA?" pekik Tita heboh sesaat setelah kepalanya mendongak ke arah wajah Reshaka yang bonyok di beberapa bagian. Shaka meringis mendengar pekikan heboh Tita, karena sekarang beberapa pengunjung sudah menengok kepo kearahnya.

"saya gapapa kok, ta. Yaudah kalo gitu saya ke atas dulu ya" pamit Reshaka sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Tita yang masih memasang wajah parno kearahnya

Shaka mengetuk pelan pintu di depannya sebelum akhirnya melangkah masuk saat Nadhira meminta dirinya untuk masuk ke dalam ruangan. Nadhira memekik terkejut saat melihat wajah Reshaka yang sudah lebam di beberapa titik.

"ya ampun! mas Shaka kenapa?" tanya nya heboh seraya menggiring Shaka ke arah sofa yang terletak di pojok ruangan.

"bentar bentar, aku ambil kotak p3k dulu"

Nadhira meringis saat membersihkan luka di wajah Reshaka, "mas abis ribut sama siapa sih? kok bisa sampe kayak gini,"

"Aku ribut sama suami kamu," ujar Reshaka

"suamiku? mas ribut sama mas Naka? kenapa?"

"aku tadi lihat suami kamu jalan sama perempuan lain di mall. Mereka terlihat mesra, jadi aku ngga kuat untuk mukul wajah suamimu," mendengar penuturan yang Reshaka berikan sontak tangan Nadhira yang semula ingin membersihkan wajah Shaka dengan alkohol pun berhenti. Nafasnya tercekat.

"kamu tahu kalo suamimu selingkuh, nadh?" tanya Shaka pelan

Nadhira hanya terdiam kaku mendengar pertanyaan pria di depannya ini. Ia menutup matanya sebelum akhirnya menganggukan kepala pelan.

"GILA! Sejak kapan kamu tahu kalo pria berengsek itu selingkuh?"

"sejak awal menikah," cicit Nadhira pelan. Lalu dengan perlahan, setelah di paksa oleh Reshaka akhirnya dengan suara tersendat Nadhira pun menceritakan semua yang terjadi  minus perjanjian gila enam tahun itu.

Reshaka menggeram marah saat mendengar cerita Nadhira, "berarti semua cerita kamu yang kamu bilang kalo suami mu baik itu semuanya bohong, Nadhira?"

Reshaka menghela nafas dengan keras saat melihat Nadhira menganggukan kepalanya. Gila, how could he not realize that Nadhira had kept it all by herself?

"harusnya kamu cerita sama aku, Nadh. kamu yang bilang sendiri kalo kamu udah nganggep aku kayak kakak mu sendiri, harusnya kamu berbagi sama aku. Tapi buktinya kamu malah memilih untuk menyimpan luka mu sendiri" ujar Reshaka dengan nada yang menunjukan bahwa ia tengah kecewa

Nadhira kembali meneteskan air matanya saat mendengar ucapan Reshaka. "maafin aku mas, aku ngga mau bikin mas susah"

Reshaka mendekat ke arah Nadhira, tangannya meraih kedua tangan gadis itu. "Nadh, kamu ngga pernah bikin mas susah"

"mas udah anggep Nadhi kayak adik mas sendiri. Nadhi tau betapa sayangnya mas sama Nadhi. Nadh, ngeliat kamu di sakitin kayak gini dan bodohnya mas baru tahu kalo kamu disakitin saat pernikahan kalian sudah jalan empat bulan, bikin mas ngerasa gagal sebagai kakak" Nadhi semakin menangis mendengar ucapan Shaka

"lepasin kalo kamu udah ngga kuat nadh. lepasin," lanjut Shaka, Nadhira yang saat ini tengah berada di pelukan Shaka pun semakin mengeratkan pelukannya, air matanya semakin deras.

"aku ngga mau bikin ibu sedih mas," cicitnya pelan

"nadhi, denger mas.. ibu nadhi pasti jauh lebih sedih kalo ngeliat anaknya kesiksa kayak gini, nadh. lupain perjodohan itu, lepasin diri kamu nadh"

"Nadhi ngga bisa mas,"

"kamu cinta sama lelaki itu nadh?" tanya Shaka pelan

Nafas shaka tertahan saat melihat Nadhira menganggukan kepalanya. Bohong kalo Shaka bilang ia tidak sakit hati mendengar jawaban Nadhi, bohong kalo Shaka bilang ia baik-baik saja saat mengetahui ternyata Nadhira mencintai laki-laki bodoh itu, Reshaka mengadahkan kepalanya ke atas atap-atap langit ruangan Nadhi.

"Tuhan, bahagiakan dia" pintanya dalam hati

                  - To Be Continue -

***

Hi, Semuanya!
aku tau sih ini feel nya kayaknya ngga akan nyampe karena jujur aku sangat amat tidak jago dalam hal itu): jadi maaf ya huhu

anywayyyyyy aku pas nulis ini sambil dengerin lagunya Akmu - How can I love the heartbreak, you're the one I love

hhh ambyar ambyar): yang mau dengerin bisa play di multimedia ya! aku taro video nya yang udah ada sub indo nya; hehehe enjooooy everyone! see you in next chapter💗

Love Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang