- Sembilan -

1.3K 90 5
                                    

"I wish I could give you my pain just for one moment. Not to hurt you but rather so you can finally understand how much you hurt me." - anonim.

❁❁❁

"kamu yakin? ngga mau nginep aja dirumah mas aja?" Nadhira tersenyum seraya menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir pria di hadapannya

"yakin, mas. Udah mas Shaka tenang aja ya. Makasih ya mas udah nganterin aku,"

Reshaka menghela nafas pelan sebelum akhirnya menganggukan kepala nya, "nanti kalo dia macem-macem, kamu langsung telpon mas ya Nadh?"

Gadis cantik itu pun hanya menganggukan kepalanya sebelum akhirnya memilih keluar dari dalam mobil milik Shaka, sesaat setelah mobil Shaka pergi, mata Nadhira beralih menatap ke arah garasi. Terlihat sebuah mobil audi A6 berwarna hitam milik suaminya sudah terparkir dengan rapih. ah, dia sudah pulang rupanya.

dengan langkah pelan Nadhira pun melangkah masuk ke dalam rumah, suasana lantai dua terlihat sangat tenang. hanya terlihat lampu bagian ruang tamu yang masih menyala.

"istri macam apa kamu jam segini baru sampai rumah?" Nadhira yang semula tengah berniat untuk membuka pintu kamarnya pun mengerjap kaget saat mendengar suara dingin dari arah belakang tubuhnya. Di sana, tepat di belakangnya Nadhira melihat suaminya tengah berdiri menatap nya dengan tatapan membunuh.

"maaf mas, hari ini Zoya ngga masuk jadi aku ngga bisa ninggalin bakery lebih cepet." ujar Nadhira dengan suara bergetar. Tanpa sadar tangannya memilin bagian bawah kemeja yang ia kenakan, entah mengapa ia mulai merasa tubuhnya bergetar melihat tatapan dingin yang Naka berikan kepadanya.

Bayanaka berdecih sinis mendengar ucapan Nadhira, "laki-laki sialan itu selingkuhan mu kan?"

"selingkuhan? siapa?" tanya Nadhi heran

"YA! laki-laki sialan yang tadi mengantar mu pulang, sekaligus laki-laki yang membuat ku malu karna memukuli ku habis-habisan di dalam mall tadi" Tubuh Nadhira pun mengkeret saat mendengar bentakan yang Naka berikan, Nadhi tahu yang Naka maksud tadi pasti Reshaka. Dengan takut-takut Nadhira menatap ke arah wajah Naka yang setelah Nadhi perhatikan memang terlihat lebam di beberapa bagian wajah dan terdapat plester di pelipis sebelah kirinya.

"aku ngga selingkuh mas!"

"SAYA NGGA PERDULI MAU KAMU SELINGKUH ATAU NGGA! TAPI APA YANG KAMU ADUKAN PADA LAKI-LAKI SIALAN ITU HAH? KAMU MAU BUAT SAYA MALU?" bentak Naka seraya menyeret tubuh Nadhira masuk ke dalam kamar di belakang gadis itu.

Nadhira memberontak saat Bayanaka mendorong tubuh kecilnya ke atas kasur. Naka mencengkram kuat lengan Nadhira yang terbalut kemeja

"mas, kamu mau ngapain?!" teriak Nadhira saat melihat Naka mulai membuka kancing kemeja yang laki-laki itu kenakan

"kamu tanya mau ku apa?! aku mau kamu berhenti mengurusi urusan ku! berhenti membuat ku malu!" teriak Bayanaka tepat di depan wajah Nadhi. Tanpa sadar Nadhira mulai terisak mendengar tuduhan yang Bayanaka berikan.

"Demi Tuhan, aku ngga pernah ngomong macem-macem tentang kamu ke orang-orang mas," bela nya

Naka tersenyum sinis mendengar ucapan yang Nadhi katakan, "bohong! aku tau kamu bohong!"

"AKU NGGA BOHONG! kalo mas Shaka ngeliat kamu pergi sama pacar mu itu bukan salah ku! itu salah kamu sendiri mas!" teriak Nadhira dengan lantang

'PLAK!'

Nadhira memegang pipi sebelah kanannya saat merasakan rasa sakit dan panas karna tamparan Naka. Air matanya luruh saat merasakan sudur bibirnya berdarah. Matanya menatap nyalang ke arah suaminya

Love Is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang