“I lied because I don’t want you to know how much it hurts me.” ― anonim.
❁❁❁
Hari mulai senja, lembayung sudah mulai terlihat mewarnai langit. Terlihat seorang pria tengah menemani seorang wanita yang masih terkulai lemas di sebuah ranjang rumah sakit. Pria itu mengacak rambutnya pelan saat lagi-lagi bayangan ketika salah satu rekan seprofesi nya memberikan kabar bahwa perempuan yang paling ia sayang ‒setelah ibunya‒ itu kini tengah mengandung, menghantui kepalanya.
Pria itu Reshaka Agashtya Gautama. Tadi, saat kejadian dimana Zoya berteriak minta tolong, Reshaka baru saja sampai di anak tangga pertama menuju ruangan Nadhira. Jantungnya nyaris copot saat ia masuk keruangan kerja Nadhira dan melihat Nadhira yang sudah terkulai lemah di lantai dengan Zoya yang menangis di sebelah wanita itu.
"hngggggh" lamunan pria itu pun terhenti saat mendengar suara lenguhan dari wanita di sebelahnya. Ia bergegas berdiri dan mendekat ke arah ranjang Nadhira
"Nadh? kamu udah sadar? mau minum?" tanya nya yang hanya dibalas anggukan oleh Nadhira
"Aku di mana, mas?" tanya Nadhira sesaat setelah ia meneguk habis air putih yang diberikan oleh Reshaka.
"Kita di rumah sakit, Nadh. Tadi kamu pingsan di bakery. Jadi aku sama Zoya buru-buru bawa kamu kesini," Mendengar kalimat yang diucapkan oleh Reshaka, sontak Nadhira memegang perutnya. Astaga, apakah ada suatu hal buruk yang terjadi pada janin-nya?
Menyadari kegelisahan yang terlihat jelas di wajah Nadhira, Reshaka pun sontak menggenggam tangan Nadhira. Mencoba menenangkan.
"It's okay, your baby is fine. Tadi dokter bilang kamu cuma kecapean dan banyak pikiran," Nadhira mengembuskan nafasnya lega saat mendengar ucapan yang diutarakan oleh Reshaka. Mendengar bahwa calon anaknya tidak apa-apa, itu cukup membuat dirinya lega.
"Berapa usia nya, Nadh?" Nadhira menolehkan kepalanya ke arah Reshaka sesaat setelah mendengar pernyataan yang dikeluarkan oleh pria di sampingnya ini
"Delapan minggu jalan sembilan minggu,"
"Maaf aku telat kasih tahu mas Shaka karena aku juga baru periksa kemarin" lanjutnya menjelaskan. Reshaka tersenyum mendengar ucapan Nadhira yang sarat akan rasa tidak enak. Tangan nya bergerak mengelus lembut rambut panjang Nadhira.
"No. you don't have to say sorry. it's okay. aku ngerti, kok. Cuma aku agak kaget aja tadi.. gimana bisa waktu Dokter Andi ‒Dokter yang menangani Nadhi, sekaligus salah satu rekan Shaka‒ bilang kalo kamu lagi hamil sedangkan aku, yang meng- klaim diriku sebagai kakak kamu malah ngga tau kalo kamu lagi hamil,"
"Maaf ya, mas" cicit Nadhira pelan yang lagi-lagi membuat Reshaka tertawa gemas
"Aku gapapa, Nadh. Cuma mulai hari ini kamu periksa kandungan di aku aja, ya? biar lebih enak dan aku jadi gampang ngawasin kamu nya. Kamu juga harus sehat-sehat karena sekarang ada seseorang yang bergantung hidup sama kamu," Nadhira tersenyum tulus saat mendengar ucapan Reshaka. Hatinya menghangat saat mendengar ucapan yang Reshaka berikan. Bukan, bukan jenis kehangatan in romantic way tapi lebih kepada rasa hangat yang dihasilkan oleh kelembutan kasih sayang seorang kakak. Nadhira was grateful to have Reshaka in her life.
❁❁❁
Bayanaka mengerang kesal sesaat setelah ia mematikan sambungan di handphone nya. Tangan-nya mengepal kuat saat mendengar kabar yang diberikan oleh sahabat istrinya.
"Kenapa, babe? siapa yang telepon?" Bayanaka mengadahkan kepalanya saat mendengar pertanyaan yang dikeluarkan oleh wanita cantik di hadapannya.
"Zoya, katanya dia temen-nya Nadhi. Dia bilang Nadhira masuk rumah sakit karena pingsan di bakery,"
"Terus jadi sekarang kamu mau pergi ke rumah sakit buat jagain wanita itu?" Tanya Sasya yang kini sudah memasang wajah tidak senang lengkap dengan lengan yang bersedekap. Bayanaka terkekeh mendengar ucapan yang sarat dengan nada merajuk yang dikeluarkan oleh kekasihnya itu. Dengan sigap ia menarik lengan wanita itu hingga jatuh ke dalam pelukannya.
"Aku bakal kesana just to make sure she's okay. tapi kayaknya itu bisa nanti, karena sekarang ada hal yang lebih penting yang mau aku lakuin," Ujar Bayanaka sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya itu.
"Kamu kapan mau ceraiin dia?" Bayanaka yang semula tengah mengelus punggung telanjang kekasih-nya itu pun menghentikan kegiatannya sesaat setelah mendengar pertanyaan kekasihnya itu.
"Sabar ya. sesuai perjanjian waktu itu berarti sisa waktu nya tinggal empat tahun lagi,"
"huuuuft. Tapi kamu inget ya jangan sampe jatuh cinta sama dia! pokoknya jangan macem-macem sama dia!" Bayanaka tertegun mendengar ucapan kekasih nya itu. Sial! dia belum memberi tahu Sasya jika kini Nadhira tengah mengandung.
- To Be Continue -
Haloooo! hihu maaf yaa baru updatee. Dan maaf juga kalo part ini pendek bangetttt:( tapi insha Allah nanti malem aku bakal update lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Hurt
ChickLitAku pernah bermimpi dicintai seseorang sebegitu dalam hingga rasanya aku tak ingin terbangun dari tidur panjangku, tapi layaknya mimpi pada umumnya mau tidak mau, suka tidak suka.. aku harus tetap bangun, kan? Aku Nadhira Adya Ningrum dengan bodohn...