Sakura merosot di samping sofa. Tangannya memeluk lututnya dengan tubuh masih gemetar. Dia terus mengurai air matanya. Tersedu-sedu. Bayangan mengerikan jika sampai Sasuke merenggut harta satu-satunya yang dia miliki, hidupnya akan benar-benar hancur. Meski kenyataannya Sasuke tidak melakukannya. Sakura tahu dia hanya bercanda dan menggodanya. Namun dia masih saja di lurung ketakutan yang luar biasa.
Sasuke mendekati Sakura dan berjongkok memeluk tubuh mungil Sakura. Perlahan dia mengusap rambut Sakura, berharap yang di lakukan nya sedikit membuatnya tenang.
"Maaf," kata Sasuke lirih. "Aku hanya bercanda. Aku sama sekali tidak menyangka kau benar-benar ketakutan sampai seperti ini. Maaf sudah mempermainkan hal yang benar-benar penting buatmu."
"Jangan lakukan lagi, oke?" Kata Sakura di sela-sela isakan nya.
"Oke, baiklah. Sekarang berhentilah menangis."
"Kau membuatku takut, Sasuke."
"Maaf. Sudahlah, ayo berdiri dan kita sarapan."
Sasuke menarik tubuh Sakura, membantunya berdiri dan menarik lengannya menuju meja makan. Sasuke membantu Sakura duduk di kursi lalu dia duduk di samping Sakura. Menyahut jus tomat kesukaannya.
"Buatkan aku segelas lagi. Aku perlu mandi." Kata Sasuke.
"Kau tidak makan dulu?"
"Setelah mandi," jawab Sasuke sembari bejalan menuju kamarnya.
Sakura mengusap sisa jejak air matanya lalu kembali membuatkan jus tomat untuk Sasuke.
☘️☘️☘️
"Hei Sakura, apa kau belum pernah ciuman sama sekali?" Tanya Sasuke setelah keduanya menikmati sarapan mereka.
Sakura menggeleng sekali sebagai jawaban.
"Sudah ku katakan, aku benar-benar ingin menjaganya untuk suami ku kelak. Jika tidak bisa memberikan segenap cintaku untuknya, setidaknya aku memiliki sesuatu yang bisa ku berikan untuknya."
"Tunggu. Sesuatu yang bisa kau berikan?" Sasuke mengulang kembali kalimat Sakura.
"Aku ini gadis yang menjujung tinggi keperawanan sebelum menikah. Dan aku ingin melakukan segala sesuatu pertama kali dengan suamiku. Jadi jangan main-main kau Sasuke," geram Sakura mengacungkan bogem nya tepat di depan wajah Sasuke. "Kau sudah mencuri kesempatan pertama suamiku melihat tubuhku!"
"Wow. Mengesankan," kata Sasuke mengangkat bahunya sekilas. "Beruntung sekali pria yang akan menjadi suami mu. Ku harap kau menemukan pria yang benar-benar baik yang pantas mendapatkan penghargaan keperawanan mu."
"Semoga."
☘️☘️☘️
Jam lima sore. Istana Perhiasan Rinnegan
Mata Sakura terpesona dengan jajaran perhiasan yang tertata rapi di etalase. Sakura berkeliling melihat-lihat sementara Sasuke bertemu dengan pemilik toko perhiasan. Entah mengapa Sakura malah mendekat di salah satu counter yang memajang cincin pernikahan. Sepasang cincin pernikahan dengan desain polos menarik perhatiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate [SasuSaku]
Fanfiction21+ ✓ Selesai di PDF Menikah karena perjodohan bukanlah sesuatu yang di impikan oleh Sakura. Tapi keadaan yang memaksa Sakura menerima perjodohan yang di lakukan oleh almarhum ibunya dengan sahabatnya. Ketika Sakura gelisah dengan pernikahannya yang...