Sasori mengelus lembut pipi Sakura dan tersenyum penuh haru kepada adik tersayangnya. Sakura menatap sayu, tatapan memohon kepada Sasori untuk menguatkan hatinya. Kedua tangan sasori menggenggam tangan kiri Sakura.
"Percayalah, dia adalah pria yang tak akan sulit membuatmu jatuh cinta," kata Sasori.
Sakura menarik napas panjang lalu menghembuskan secara perlahan untuk menetralkan detak jantungnya yang mulai tak terkendali. Dengan penuh keyakinan Sakura menggamit lengan kanan Sasori dan mulai melangkah memasuki Altar.
Ketika kaki keduanya hendak melangkah keluar dari ambang pintu ruang pengantin wanita, Sakura menarik lengan Sasori dan meremasnya.
"Tolong Sasori, apa aku bisa melakukannya?" Kata Sakura memohon.
"Kau bisa," jawab Sasori.
"Tenang Sakura, kami ada bersamamu," kata Hinata membelai lembut bahu Sakura.
Dan akhirnya, Sakura berjalan langkah demi langkah. Kepalanya tertunduk, bukan karena malu, namun karena ingin menutupi kesedihannya. Tangannya terus gemetar, dadanya berdegup kencang, jika saja dia tidak berusaha menjaga kesadarannya, pasti dia sudah pingsan.
Aku mencintaimu Sakura.
Suara Sasuke bergema di telinga Sakura membuat hatinya berdesir. Kenapa di saat seperti ini justru suara Sasuke terngiang di telinganya. Sakura memejamkan matanya, masih dengan kepala yang tertunduk, dan lalu kakinya sudah melangkah di ambang pintu masuk menuju Altar.
Kau pasti akan mendapatkan kisah seperti yang kau inginkan.
Dulu aku pernah berharap. Jika suatu saat, akan ada seorang pria yang mencintaiku dan memintaku untuk hidup bersamanya. Lalu mengajakku menikah karena dia sangat mencintaiku.
Dan ciuman ini... Hanya untuk dia... Pria yang mencintaiku. Pria yang ku cintai. Pendamping hidupku.
Bayangan-bayangan itu terus melintas di pikiran Sakura. Dada Sakura sesak, sulit sekali untuk membawa udara masuk ke dalam paru-parunya. Napasnya serasa hanya mengambang di kerongkongan menolak masuk ke dalam paru-parunya.
Terdengar suara memekik di belakang Sakura. Ino dan Hinata, selayaknya seorang yang sedang terkejut membuat Sakura perlahan mendongakkan kepalanya dan di balik cadarnya dia bisa melihat dengan jelas. Seorang pria bertubuh tegap, tinggi, gagah bak pangeran berdiri di Altar. Dengan senyum menawan nan indah yang sanggup membuat jantung Sakura serasa berhenti berdetak.
Pria itu, apakah pria itu yang akan menjadi suami nya?
Pria tampan, pria yang sangat tampan....
Sasuke....
Air mata Sakura lolos dari sudut matanya. Satu tetesan yang memberikan arti sebuah kebahagiaan dan kelegaan hatinya.
Nyata kah ini? Atau ini hanya bayanganku saja karena terlalu memikirkan Sasuke.
Ketika akhirnya Sakura sampai di hadapan pria itu, Sasori memberikan tangan Sakura kepadanya.
"Halo Sakura," terdengar suara berat khas Sasuke yang berarti ini adalah sebuah kenyataan.
" Sasu...ke "

KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate [SasuSaku]
Fanfic21+ ✓ Selesai di PDF Menikah karena perjodohan bukanlah sesuatu yang di impikan oleh Sakura. Tapi keadaan yang memaksa Sakura menerima perjodohan yang di lakukan oleh almarhum ibunya dengan sahabatnya. Ketika Sakura gelisah dengan pernikahannya yang...