21+ SKIP
Silau cahaya matahari menembus melalui gorden jendela kamar Sasuke membuat Sakura mengangkat telapak tangannya untuk melindungi matanya. Sakura menggeliat meregangkan otot punggungnya yang terasa sedikit nyeri. Sebuah tangan berotot melingkar di perutnya. Sasuke... Masih memeluk tubuhnya dan menempelkan wajahnya di punggung Sakura. Setelah malam pertama mereka yang panas, Sasuke tak pernah semenit pun melepas tubuh Sakura dari pelukannya. Nafas Sasuke dengan teratur menghembus di punggung Sakura memberi sensasi yang membuat tubuh Sakura merinding.
Sakura merubah posisinya menghadap pada Sasuke, lalu menatap wajah Sasuke yang damai dalam tidurnya. Kelopak matanya menutup menyembunyikan sepasang onyx di baliknya. Rambutnya yang berantakan tak mengurangi sedikit pun ketampanan Sasuke dari wajahnya.
Sakura membelai wajah Sasuke dan mengecup ringan bibirnya. Dan senyum mengembang di bibir Sasuke membuat pipi Sakura merona.
" Apa aku tampak begitu tampan untukmu hingga tak ada hentinya kau menikmati wajahku, " kata Sasuke serak dan perlahan membuka matanya.
Sakura menyusupkan wajahnya di dada Sasuke yang bidang menutupi wajahnya yang malu karena ketahuan mengagumi suaminya secara diam-diam.
" Kenapa sih, kau hobi sekali pura-pura tidur? " Kata Sakura dengan nada kesal.
Sasuke mengecup puncak kepala Sakura dan mendekap tubuh telanjang Sakura.
" Bagaimana perasaanmu istriku tercinta? " Tanya Sasuke sembari terkekeh.
" Buruk karena selama ini kau telah membohongiku, " jawab Sakura memanyunkan bibirnya yang langsung di lahap oleh Sasuke.
" Aku tidak pernah membohongi mu, " kata Sasuke mengelak.
" Sejak kapan kau mengetahui bahwa aku adalah calon istrimu? "
Sasuke menerawang mengingat-ingat kejadian demi kejadian saat bersama Sakura.
" Sejak pertama kali kita bertemu. Saat itu aku hanya mengira-ngira bahwa kau lah calon istriku, karena aku hanya ingat warna rambut calon istri ku berwarna merah muda sejak lahir, sama seperti mu, " jawab Sasuke. " Lalu saat aku bertemu denganmu di pinggir kafe dan mentraktir mu kopi aku semakin yakin bahwa kau benar calon istriku, " lanjut Sasuke. Sakura memasang wajah bingung. " Aku yakin karena baju yang kau kenakan. Itu pemberianku atas rasa terima kasihku karena kau mau menerima lamaran ku. "
" Sasori yang memberikannya padaku, dan dia tidak bilang kalau itu pemberianmu, " kata Sakura.
Lalu tiba-tiba Sakura tersentak, "Hei, kau tidak pernah melamar ku, " teriak Sakura memprotes kalimat terakhir Sasuke, karena Sakura memang tidak pernah mendengar Sasuke melamarnya.
" Aku melamar mu. Aku melamar mu pada Sasori asal kau tahu. " Sasuke menyentuh hidung Sakura dengan telunjuk jarinya.
" Sasori tidak mengatakan apa pun padaku, " ujar Sakura lirih.
" Bukankah kau bilang, kau tidak mau tahu tentangku bahkan namaku sekali pun. "
Sakura kembali tersentak, merasa tidak enak hati mengingat keinginan konyolnya saat itu.
" Maaf.. " gumam Sakura lirih.
" Dasar bodoh, " kata Sasuke datar.
" Apa kau bilang? " Protes Sakura mendorong tubuh Sasuke agar menjauh kembali membuat Sasuke tergelak dan mengukung tubuh Sakura.
" Sekali lagi? " Tanya Sasuke menindih tubuh Sakura.
" Semalaman kita melakukannya berkali-kali kau masih belum puas? Kau tahu punyaku masih perih gara-gara perbuatan mu, " protes Sakura.

KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate [SasuSaku]
Fiksi Penggemar21+ ✓ Selesai di PDF Menikah karena perjodohan bukanlah sesuatu yang di impikan oleh Sakura. Tapi keadaan yang memaksa Sakura menerima perjodohan yang di lakukan oleh almarhum ibunya dengan sahabatnya. Ketika Sakura gelisah dengan pernikahannya yang...