"Enggak mungkin!" aku mengerjap beberapa kali. Jessica, Dea, dan Marta kompak menatap setelah mendengar pekikan histeris dariku barusan.
"Apa yang nggak mungkin, Cha?" tanya Jessica heran.
Tanganku masih membuka novel milik Damar, gemetar. Setelah jam pelajaran pertama berakhir aku langsung mulai membaca Little Orion Fall in You. Untungnya pelajaran kedua dan ketiga kosong hingga aku dapat menuntaskan bacaan sampai jam istirahat berdering. Mataku menuju Jessica, Dea, dan Marta menatap mereka satu per satu. Meyakinkan diriku sendiri bahwa aku sedang tidak bermimpi.
"Ini benar-benar nggak mungkin." aku masih mengulang ucapanku membuat ketiga temanku makin mengerutkan dahi.
"Apa sih?" tanya Dea yang mulai enggak sabar.
"Tau, tuh tiap baca novel mesti responnya aneh-aneh." kini Jessica berkomentar sewot.
Cuma Marta yang belum ikutan. Dia hanya menungguku menjawab pertanyaan mereka. Sampai aku berkata, "Ini novel Antariksa!"
Ketiga temanku serentak menjawab,"Apa?"
***
"Antariksa penulis wattpad kesukaanmu itu?" Jessica melotot matanya yang bulat seakan mau lompat.Aku mengangguk.
"Gila!" Dea ambil bicara. "berarti kesampean keinginan kamu meluk novel Antariksa. Dan nggak nyangka dia yang kamu idam-idamkan ternyata teman sekolahmu sendiri Hahaha."
Jessica dan Dea sudah tertawa cekikikan. Seperti biasa cuma Marta yang diam tak menanggapi, tapi ekspresi wajahnya yang kebingungan ditambah senyum tipis itu memberikan banyak arti.
Aku mendengus kasar. Mengambil kembali novel Damar dan membuka halaman paling belakang. Pada bab yang khusus memberikan profil penulis menjelaskan bahwa Damar adalah seorang siswa SMK Anugerah lengkap dengan status jurusan Teknik Tata Udara-nya.
"Kamu kenapa Cha kok justru kelihatan enggak senang begitu?"
Nah, memang cuma Marta yang mengerti. Ia kalau bicara sedikit, tapi selalu pas seperti cenayang.
Aku membolak-balik halaman di novel. Mencari sumber ketidaksukaanku yang dibicarakan Marta. "Lihat!" kutunjuk halaman bab 25 pada novel, "mulai dari sini ceritanya berbeda dengan versi wattpad. Endingnya juga berubah," kataku sebal.
Jessica dan Dea memperhatikan. "Tapi Cha bukannya itu sudah biasa, ya? Versi wattpad dengan novel kadang-kadang ada perubahan bisa ditambah atau dikurangi sesuai kompromi penulis dan editor. Lagipula masa hanya karena itu kamu tidak suka lagi sama karya itu?"
Komentar Dea memang benar dan masuk akal. Perubahan memang sering terjadi saat novel sudah naik cetak. Namun, sebagai pembaca karya Antariksa aku enggak tahu kenapa dia mengubah dengan cara seperti itu. Seolah mematikan tokoh dalam karyanya sendiri. Karakter Orion mendadak hilang dan rasa dari setiap narasi yang disuguhkan juga berkurang. Aku menggeleng meyakinkan pada Dea hal ini enggak seperti perubahan yang biasanya. "Ini beda banget, De. Aku kayak engga ngerasain Orion lagi di sini."
Jessica menarik napas dalam-dalam. "Ya ampun Cha. Terus yang jadi masalah apa? Toh, dia penulisnya dia pasti tahu yang terbaik buat karyanya."
"Itu kalau memang ini karyanya!" jawabku ketus. Ketiga temanku terdiam. Aku melanjutkan, "Kalau ternyata ini bukan karya Antariksa yang asli bagaimana?"
Jessica menutup mulutnya dengan dramatis. "Cha jangan bilang kamu menuduh Damar melakukan plagiat?"
Dea dan Marta nampak terkejut terhadap pemikiran Jessica yang tepat sasaran. Kami tanpa dikomando memandang sekitar. Kelas sedang sepi. Yang ada hanya beberapa cowok sedang main game online bersama di pojok kelas. Dan rasanya mereka tidak lebih tertarik pada ghibahan kami daripada game tersebut. Jadi kami masih aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is Author of The Orion
Teen FictionDamarlangit, seorang siswa SMK Anugerah jurusan "Kandang Binatang" membuat heboh satu sekolah. Pasalnya keberadaannya hilang timbul, tak ada yang istimewa darinya hingga suatu hari dia digosipkan berhasil menerbitkan novel yang meledak di pasaran. I...