[ Enjoy ! ]
[ Raib POV ]
"Hei Ra !" . . .
Itu Ali, dia menghampiriku dengan raut wajah yang . . . senang? Aneh, tidak seperti biasanya, dia selalunya malas saat ada tugas kelompok.
"Ra, kita akan mengerjakan tugasnya dirumah siapa?" Tanya Ali. Aku berpikir sejenak, bingung menentukan dirumahku atau dirumah Ali.
"Baiklah dirumahku saja, kau bisa hari apa untuk mengerjakannya?"
"Aku bisa hari apa saja jika itu bersamamu Ra" Ucapnya sembari menunjukkan cengiran khasnya itu.
GOMBALIN AJA TERUS ANAK ORANG, BAPER LO TANGGUNG JAWAB YE - author
LAH KAN NTAR LU BIKIN NIKAH JUGA GW SAMA RAIB - ali
HAH SIAPA BILANG? /smirk - author
THOR LU SERIUS HAH PLIS JANGAN HUHUHU NANTI RAIB HARUS SAMA GW - ali
bercanda elah, lebay banget beruang - author
DASAR MONYET - ali
HEH, MAU GW CANCEL LU SAMA RAIB HA? - author
iya iya maap thor maap :( - ali
[ back to story ]
Aku merasakan pipiku mulai memanas, aku memalingkan wajahku, dasar Ali.
"HAHAHA lihatlah wajahmu memerah Ra, apa kau malu?" Tawa Ali melihat wajah memerahku.
"Ah sudahlah" Kesalku dan Ali masih melanjutkan sesi 'menertawakanku'
[ Normal POV ]
Seiring antara perdebatan dua sejoli itu, ada yang terlupakan, yaitu Seli.
"Heh bisakah kalian tidak melupakan ada aku disini?" Ucap Seli menatap Raib dan Ali jengkel.
NGAHAHAHA MAMPUS JADI NYAMUK LU - author
MAKANYA CARIIN GW PASANGAN DONG AH - seli
DUIT DULU BOS - author
DUIT MULU GW KASI PETIR NIH - seli
HEH JANGAN /lari - author
[ back to story ]
"Ayo kekantin, nanti tidak dapat tempat duduk" Ajak Raib pada Seli dan meninggalkan Ali yang kemudian menyusul.
Sesampainya mereka di kantin, Ali segera mencari tempat untuk duduk sedangkan Raib dan Seli memesan makanannya.
Tanpa Ali ketahui, ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan.
Merasa ada yang memperhatikan, Ali segera melihat kearah yang dirasanya ada orang yang memperhatikan.
Ali melihat sosok itu, namun wajahnya kurang jelas.
Sadar sosok tersebut ditatap kembali oleh Ali, ia pun segera pergi dari tempat persembuyiannya.
Ali yang tidak peduli pun akhirnya hanya masa bodoh dengan sosok itu, dan tidak lama Raib dan Seli datang dengan nampan berisi 3 mangkuk bakso dan 3 gelas minuman.
Tak banyak bicara, Raib dan Seli duduk di kursinya dan melahap makanan mereka dengan khidmat. Disela-sela makan, Ali membuka pembicaraan.
"Tadi seperti ada yang memperhatikanku dari kejauhan"
"hmmm, siapa itu?" Tanya Seli.
"Ya mana aku tau, Sel" Jawab Ali.
"Mungkin dia stalker atau pengagummu, Ali" Raib membuka suara.
"HAHAHA mana mungkin Ali yang kusut dan jelek seperti ini mempunyai stalker apalagi pengagum" Tawa Seli mengejek Ali, terdengar juga kekehan kecil Raib.
"Kau mendapat tugas kelompok dengan siapa, Sel?" Tanya Raib.
"Dengan Aksa" Jawab Seli singkat.
"Aksa si dingin dan judes itu? Wahh sungguh tidak beruntung kau, Sel" Tanggap Ali dengan nada mengejek.
"KAU!" Seru Seli yang bersiap memukul kepala Ali, namun sudah dilerai oleh Raib.
"hei hei kalian ini, cepat habiskan makan kalian, sebentar lagi bel berbunyi dan pelajaran selanjutnya adalah pelajaran guru killer itu" Lerai Raib dan mereka kembali makan.
Selesainya makan, mereka bergegas menuju kelas karena 5 menit lagi bel berbunyi.
Sesampainya dikelas, tidak duduk dulu, Raib berbicara dengan Ali mengenai tugas kelompok.
"Ali, kau kerumahku hari sabtu saja, jika tugas tidak bisa dilanjutkan lagi kita bisa menyelesaikannya pada hari minggu" Jelas Raib
"Siap tuan putri" Kata Ali sembari memberikan senyuman tampannya.
Raib yang melihatnya pun langsung memalingkan wajah kala pipinya mulai memanas karena malu.
"Eh kau kenapa Ra?" Tanya Ali dengan sedikit kekehan.
Bukannya menjawab, Raib malah kembali ke tempat duduknya. Diiringi cuitan cuitan oleh murid yang menyaksikannya.
Selang beberapa menit, bel pun berbunyi, semua murid mulai memasuki kelas dan mengeluarkan buku pelajaran.
♡ Thank You ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon And The Aldebaran
Teen Fiction"Aku mencintaimu Putri Bulan" "Aku juga mencintaimu Tuan Muda Ali" . . . . 《kisah tentang sang Aldebaran yang berjuang mendapatkan hati sang Bulan》