21

1.7K 273 99
                                    

Tekan bintang dulu sebelum membaca😘

.
.
.

"Junho-ya, menurutmu apa salah jika aku mencium paksa seorang gadis?" Tanya Taehyung sembari mengangkat gelas berisi wine.

Saat ini pria Kim itu tengah duduk di teras rumahnya bersama salah satu pekerja di rumahnya, yaitu Junho. Mereka terlihat sedang menikmati sebotol wine, pemandangan semacam itu sudah biasa---di mana Taehyung mengajak pekerjanya minum bersamanya tanpa memandang status asli mereka.

"Jika gadis itu gadis baik-baik, maka Tuan salah. Tapi jika gadis itu gadis yang tidak baik, kurasa itu tidak masalah. Toh, gadis yang tidak baik malah menyukai serangan daripada kelembutan." Jawab Junho santai.

Taehyung menyesap winenya, "Dia gadis yang baik, sangat baik, bahkan terlihat polos."

Junho berhenti meminum winenya, lalu menatap Taehyung, "Apa yang Tuan maksud itu Sohyun?"

Taehyung mendengus tawa, "Kurasa kau sudah tahu masalahku."

Junho tersenyum kikuk, "Hehe...begitulah, tapi kalau memang itu Sohyun, maka Tuan harus meminta maaf padanya."

Taehyung memandang lurus gelas winenya lalu menggoyangkannya, "Apa dia akan memaafkanku?"

"Tentu saja, meski aku belum lama mengenalnya. Tapi aku yakin, Sohyun itu bukan seorang pendendam. Lagipula...Tuan juga akan menyesal kalau tidak meminta maaf padanya," ujar Junho tersenyum tipis.

Taehyung meminum winenya sampai habis seraya mengangguk-anggukkan kepalanya, rona merah tampak menghiasi kedua pipinya---menunjukkan bahwa ia sudah mabuk.

"Berhenti minum, Tuan. Tuan sudah mabuk, lebih baik sekarang Tuan istirahat saja. Aku juga akan pulang, ini sudah larut malam." Kata Junho merebut gelas dari tangan Taehyung.

"Hm, terima kasih sudah mau menemaniku." Balas Taehyung beranjak dari duduknya.

"Mau kuantar ke kamar, Tuan?" Tawar Junho.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri. Kau pulanglah, kau juga harus istirahat." Tolak Taehyung.

"A-ah, baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu, Tuan." Ujar Junho membungkuk lalu pergi dari rumah Taehyung.

Taehyung masuk ke dalam rumahnya, langkahnya terhenti di depan pintu kamar Sohyun yang tertutup rapat.

"Sohyun-ah, kau belum tidur, kan?" Tanya Taehyung menempelkan sisi wajah kanannya ke pintu kamar Sohyun. "Aku yakin, kau pasti belum tidur. Maka dari itu, aku ingin meminta---hik---maaf padamu." Lanjutnya sembari cegukan karena efek mabuk.

"Maafkan aku, Sohyun-ah. Aku sudah salah mencium paksa dirimu, kau pasti merasa di lecehkan. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak tahu kalau emosiku bisa berakibat fatal. Percayalah padaku, aku tidak bermaksud melecehkanmu. Kau adalah orang yang aku sukai---ani, lebih tepatnya yang aku cintai. Aku sangat amat menyesal---hik---sudah melukai hati orang yang aku cintai,"

Di balik pintu kamar terlihat Sohyun tengah berjongkok di depan pintu sembari menangis. Ya, sedari tadi ia sebenarnya berada di dekat pintu kamarnya.

"Buang jauh-jauh perasaanmu pada putraku, karena dia sudah punya calon istri."

Sohyun menggigit bibirnya cukup keras untuk meredam suara tangisannya, tangannya memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Setiap kali mengingat kata-kata itu, dadanya pasti akan terasa sangat sesak. Kenapa menyukai seseorang yang berbeda derajat dengannya harus sesakit ini?

Handsome DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang