15. Kecelakaan

749 26 0
                                    

Dera dan Derick sudah sampai disekolah sejak 15 menit yang lalu. Tapi belum ada seorang pun dari teman mereka yang datang.

“Mereka pada kemana ya?” Tanya Derick.

“Mana gue tau.”

“Luna juga tumben belom dateng?”

“Astaga Alderick Javiero Fernando, kan gue udah bilang kalo gue gatau!”

“Biasa aja kali.”

“Kalo gue biasa aja, lo bakalan keterusan!”

“Iya udah maaf.”

“Ngapain minta maaf?”

“Gatau.”

“An-- eh itu Luna.”

Jawaban Dera terpotong karena melihat Luna sudah datang dan memasuki kelas. Dengan sangat cepat Dera melambaikan tangannya menyapa seorang gadis cantik yang bernama Luna tersebut.

“Hai Lun! Tumben telat?”

“Hai Der, ngga kok. Biasanya gue nyampe jam segini.”

“Gue sama Derick kecepetan berarti ya?”

“Lo bareng Derick lagi?”

“Iya.”

“Hati-hati ya Der, fans Derick banyak banget! Gue takut lo di apa-apain sama Fans Derick.”

“Aman Bos!”

Derick sudah mulai merasa bosan. Sudah setengah jam ia menunggu teman-temannya, tapi mereka tak kunjung datang. Dan Derick melihat ponselnya, tapi tidak ada notifikasi apapun dari grup whatsapp-nya. Jadi Derick memilih untuj mengirimi pesan di grup.

Anak Papah Derick

-AlderickJF
Woi, lo pada dimana? Udah setengah jam gue nungguin lo pada!

Setelah beberapa menit, teman-teman Derick membalas pesan grupnya.

-AidanKP
Dion kecelakaan! Kejadiannya barusan, pas mau berangkat sekolah. Ini gue lagi otw rumah sakit.

-MaxwellRA
Rick, mending lo gausah sekolah dulu hari ini! Gue takut Aidan kenapa-napa.

-AlderickJF
Izinnya gimana?

-MaxwellRA
Bloon! Tinggal bilang aja Dion masuk rumah sakit, saya mah jenguk!

Tampa membalas pesan itu, Derick langsung menggendong tasnya dan menarik lengan Dera.

“Rick, apasi?”

“Dion masuk rumah sakit!”

“Ya ampun, kenapa?”

“Nanti bakalan gue ceritain.”

“Tapi kenapa ga lo sendiri aja kesana? Gue disini, disekolah?”

“Lo tanpa gue itu ga akan aman. Hidup lo bakalan kelar disini, mau?”

“Ih, gamau.”

“Yaudah ikut gue!”

“Ajak Luna boleh?”

Derick mengeluarkan nafasnya dengan kasar, mengapa calon istrinya sangat banyak tanya. “Iya boleh.”

“Lun, ikut gue ke rumah sakit. Radion masuk rumah sakit. Hari ini kita bolos aja!”

Mendengar kata bolos, Luna langsung menganggukan kepalanya dengan sangat antusias.

__

Mereka bertiga telah sampai di Rumah Sakit dan juga sudah bertemu dengan teman-temannya.

“Jadi Dion kenapa?” Tanya Derick.

“Tadi gue lagi berangkat bareng sama Alex. Pas didepan minimarket gue liat ada kerumunan orang. Gue sama Alex turun dari motor, terus liat Dion udah tergelepak gitu.” Jelas Aidan dengan nafas yang terengah-engah.

“Kenapa lo ga telpon gue?” Tanya Derick kembali.

“Gue lupa, udah keburu panik. Jadi gue telpon Max aja yang kontaknya nongol paling atas.”

“Terus sekarang gimana keadaannya?”

“Masih diperiksa.”

Setelah beberapa menit menunggu, pria paruh baya yang memakai jas putih keluar dari ruang pemeriksaan.

“Bagaimana Dok keadaan teman saya?” Tanya Dion.

“Saya akan membantu teman kalian, dan kalian bantu juga dalam doa. Kondisinya saat ini sangat keritis. Jadi teruslah berdoa supaya teman kalian bisa sembuh.”

Perasaan yang sangat sedih sedang mengguyuri diri mereka. Dera dan Luna yang mendengar berita tersebut pun terikut sedih.

“Tapi tolong kasih yang terbaik ya, Dok? Saya akan kasih berapapun yang dokter mau, asal teman saya bisa sembuh!” Ucap Derick.

“Ini bukan masalah uang. Untuk memberi yang terbaik, jelas saya akan memberikan yang terbaik terhadap pasien saya. Tapi semuanya adalah takdir, kita tidak bisa menentukan takdir kita. Sudah ya, saya pamit.” Dokter itu berjalan meninggalkan 6 sekawan itu.

Derick memasuki ruangan dimana Dion terbaring tak sadar. Derick melihat Dion sedang terbaring lemah di kasur Rumah Sakit.

“Dion, gue tau lo kuat! Lo pasti bisa sembuh! Radion yang gue kenal bukanlah Radion yang lemah.” Ucap Derick sambil menangis karena air matanya sudah tak bisa ditahan lagi.

Dera memasuki ruangan tersebut dan berdiri tepat disebelah Derick.

“Derick. Udah kamu jangan nangis, nanti kalo kamu nangis siapa yang mau nyemangatin Radion? Aku yakin Radion bakalan sembuh kok.” Ucap Dera memberi semangat sambil terus mengusap punggung Derick.

Derick memeluk tubuh mungil Dera, karena Derick tak tahu harus melampiaskan kesedihannya kepada siapa. Dera yang tiba-tiba mendapat pelukan dari Derick sangat terkejut. Tadinya Dera ingin melepaskan pelukan dari Derick, tapi ia mengerti, Derick membutuhi pelampiasan saat ini. Jadi Dera lebih memilih untuk membalas pelukan Derick.

“Udah ya gausah nangis. Lo kan kuat!” Ucap Dera kembali menyemangati Derick.

“Makasih ya udah mau jadi tempat pelampiasan kesedihan gue.”

“Anything for you.” Dera tersenyum melihat wajah Derick yang sedang berlumuran air mata.

Begitupun dengan Derick. Dirinya tersenyum melihat wanita mungil yang mungkin sebentar lagi akan menjadi istrinya.

__

HALOO GIMANA KABARNYA? AKU USAH SELESAI PAT JADI BISA UPDATE SETIAP HARI.

OH YA GIMANA PENDAPAT TENTANG PART INI? KALO MASIH ADA SALAH DALAM PENATAAN KATA MAAFIN YA.

DAN JANGAN LUPA BUAT BACA EVIL STEP-MOM YAAA!!! TRIMAKASII❤️🙏

Alderick [ THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang