Aderano Sein Harvey -- sudah sampai didepan gerbang sekolah adiknya yaitu Dera. Umur mereka hanya terpaut satu tahun saja. Lantas mengapa mereka harus berbeda sekolah? Karena, Dera tidak ingin satu sekolah dengan Rano. Rano adalah seorang kakak yang sangat overprotective jadi dia takut jika seseorang menganggu dirinya akan berurusan dengan Rano. Hal yang sulit bukan?
“Der, lama banget si lu?”
“Ya maaf, tadi gue a-ada urusan dulu. Nah iya, ada urusan dulu.” jawabnya dengan terpatah-patah karena sebenarnya dia tidak ada urusan tapi dia sangat asik mengobrol dengan Dion. Jika dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, maka habislah riwayat Dion.
“Are you sure?”
“Yes, iʼm sure! Seratus persen!”
“Kalo ada apa-apa harus cerita sama gue!”
“oke.”
Rano mulai melajukan mobilnya. Saat Rano sedang menyetir dengan tenang, ada sebuah motor yang menyalip mobilnya dan membuat mobil Rano terserempet. Rano cepat-cepat mengejar motor tersebut, lalu meneriaki pengemudi tersebut.
“WOI ANJING, MINGGIR LO!” teriaknya dengan muka yang sangat emosi. Bagaimana tidak? Yang diserempet adalah mobil kesayangan yang dia dapat dari kakeknya.
“Sabar Ran, ga usah pake emosi juga.” Dera berusaha menenangkan Rano.
“Orang kayak gini ga bisa dibiarin Der, ga hanya gue yang bakal jadi korbannya tapi orang lain juga.”
Setelah mendapat beberapa klakson dari Rano, pengemudi tersebut berhenti di pinggir jalan. Lalu Rano turun dari mobilnya.
“Woe, yang bener kalo bawa motor!” Omel Rano sambil melipat lengan bajunya dan memasang muka emosinya.
Pengemudi tersebut membuka helmnya dan merasa bingung.
“hm, ADERANO SEIN HARVEY!” teriak pengemudi tersebut sambil tertawa.
Rano masih bingung, mengapa dia mengenali namanya bahkan nama lengkapnya. Rano masih terus berpikir dan akhirnya “ALDERICKK!!” teriak Rano tanpa melirik sekitarnya.
“Anjir apa kabar lo? Udah lama banget ga ketemu! Mimpi apa semalem gue bisa ketemu lo!” ucap Rano dengan girang.
“Baik lah kayak yang lo liat!” Jawabnya dengan sedikit tertawa, karena masih tidak menyangka.
“Lo jemput pacar? Di dalem mobil siapa?” tanya Derick sambil terkekeh.
“Itu adek gue! Mana ada pacar.” jawabnya.
Rano berlari ke arah mobil dan menarik tangan Dera yang sedang fokus dengan ponselnya.
“Aduh apaansi Ran, kalo mau berantem jangan bawa gue. MALU!” Ucap Dera dengan sengaja rada menekankan kata malunya.
“gausah banyak bacot ah!”
“Niih Rick, adek gue! Namanya Dera.” Rano mulai memperkenalkan adiknya.
Dera melepas tatapannya dari ponsel, lalu mengalihkan ke seorang pria yang ada di hadapannya.
“Lho, Derick?” Ucapnya.
“Lah ini adek lo? Dera kan? Dia temen sebangku gue!” Jelas Derick.
“Whattt the? Parah anjir! Jodoh banget!” Kata Rano sambil tertawa. Dan Derick pun ikut tertawa.
“Semenjak rumah lo pindah, kita udah ga pernah ketemu. Jadi sekarang lo pindah kemana?” Tanya Derick.
“Gue tinggal di perumahan yang sebelah Toko gede tempat kita selalu jalan-jalan sama bokap gue dulu. Pas banget depan pos warna putih. Main dong hari sabtu.” Ajak Rano.
“Yaudah, nanti gue main hari sabtu.”
“Ran, ayok balik. Panas banget, gue gakuat!” Rengek Dera.
“Yaudah, Rick gue balik dulu ya? Ditunggu hari sabtu! Rese nih adek gue.” Kata Rano sambil menatap sinis adiknya.
“Oke.”
Rano dan Dera sudah memasuki mobil, dan Rano sudah mulai melajukan mobilnya.
“Ran, kok lu bisa kenal sama Derick?”
“Waktu lu masih tinggal di Spanyol, dia tetangga gue waktu di rumah yang dulu. Kita deket banget. Tapi waktu dia lagi liburan sama keluarganya, disitu juga gue pindah rumah jadinya ga bisa ngabarin. Dan, yaudah baru ketemu sekarang.”
“Kenapa lu ga samperin aja kan mudah? Atau ga telepon?”
“Kan dulu gue masih kecil bangke. Mana bisa naik motor dan ga pegang handphone!”
“Emang umur berapa?”
“Sekitar sembilan tahun lah.”
“Udah lama banget berarti ya?”
“Lama pake banget!”
Dulu Dera sempat tinggal dan sekolah di Spanyol karena Dera yang mau. Dera bersekolah disana selama 9 tahun. Jadi ini adalah tahun pertamanya bersekolah di Indonesia. Sebenarnya dia ingin melanjutkan SMA-nya disana tapi karena ada masalah yang membuatnya harus bersekolah di Indonesia, jadi Dera bersekolah disini.
Tadinya Dera sudah bersekolah di SMA Starlight, tapi karena banyaknya kasus pembulian yang berakhir tragis jadi membuat orang tua sekaligus kakaknya merasa khawatir. Jadi Dera dipindahkan ke SMA yang sekarang ia tempati untuk belajar.
__
“Pah, inget Alderick ga?” tanya Rano.
“Alderick?”
“Iya temen abang dulu, anaknya pak Jack Fernando.”
“Oh, Alderick Javiero. Ingetlah! Dia udah papah anggep kayak anak sendiri! Kan dulu papah suka ajak dia ke toko sebelah pos. Tapi, apa kabar dia sekarang ya?”
“Papah masih inget aja.”
“Ya jelas masihlah!”
“Tadi abang ketemu sama dia. Awalnya abang ga ngira kalo itu dia. Terus pas dia ngucap nama lengkap abang, abang inget kalo dia Derick.”
“Gimana ceritanya?”
“Jadi tadi pas abang jemput Dera, abang ga sengaja di serempet motor. Dan pengemudinya abang suruh minggir, eh taunya Alderick. Yaudah deh, terus juga Derick itu ternyata temen sebangkunya Dera.”
“Ah yang bener?”
“Ih papah, ya beneran lah. Tanya aja sama Dera.”
“Ajak dia main kesini pokoknya! Papah kangen banget sama anak itu.”
“Nanti sabtu dia bakalan kesini.”
__
Oke gais, kalo masih ada salah dalam penataan kata atau typo bisa tolong di tegur akunya. Makasih!
Jangan lupa buat vote juga ya? Enjoy ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Alderick [ THE END ]
Roman d'amour"Dera ga mau di jodohin!" Ucap Dera sambil terkejut mendengar ucapan Papahnya tadi. Bagaimana bisa dia di jodohkan dengan teman sebangkunya. Dengan orang yang sangat kalem dan cuek. Tapi karena dipaksa oleh sang Papah, akhirnya Dera menyetujui perjo...