16. Kecelakaan (2)

708 26 0
                                    

Dera masih setia menunggu Derick yang sedari tadi duduk disebelah Dion dan menunggu Dion sadarkan diri. Sekarang sudah tepat pukul 14.00, ini adalah waktu makan siang. Tapi, Derick tidak mau makan. Dera khawatir jika Derick tak ingin makan, Derick akan sakit.

“Derick, makan ya?”

“Ngga Der, gue gaakan mau makan sampe Dion sadar.”

“Alderick, sedih boleh tapi jangan berlebihan. Lo juga harus merhatiin kesehatan lo. Jadi sekarang lo makan ya? Nanti gue beliin.”

“Nanti aja, gue bisa beli sendiri.”

“Nanti kapan? Gue bilangin Bunda ya, lo ga mau makan!”

“Yaudah gue makan.”

Dera tersenyum lega, akhirnya ancaman yang Dera keluarkan tak sia-sia.

“Jadi mau makan apa?”

“Terserah lo aja.”

Dera keluar dari kamar yang Dion tempati dan mengajak Luna untuk pergi ke Kantin.

“Lun, anterin gue beli makanan yuk?”

“Ayok.”

Dera dan Luna pergi ke Kantin Rumah Sakit bersama. Setelah sampai di Kantin, Dera membeli sepiring nasi goreng dan satu botol air mineral.

Setelah membeli makanan dan minuman, Dera kembali ke kamar untuk memberi makanan dan minuman ke Derick.

“Der, nih. Jangan lupa dimakan!”

“Lo mau kemana?”

“Ga kemana-mana, mau tunggu diluar aja.”

“Udah lo disini aja! Tungguin gue.”

“Idih, tumbenan banget.”

“Jadi lo ga mau?”

“Iya, gue disini. Nungguin Abang gue.”

“Bukan Abang.”

“Terus apa?”

“Calon Sua-”

Dera langsung menutup mulut Derick secepatnya. Ia tahu apa yang akan Derick ucapkan. Dera takut seseorang akan mendengarnya.

“Derick, jangan begitu! Nanti kalo ada yang tau gimana?”

“Emang kenapa kalo mereka tau? Nanti kalo kita nikah, mereka kan kita undang juga.”

“Bukan begitu masalahnya. Takutnya kalo mereka tau, nanti ada yang bocorin ke Fans lo. Nanti gue disiksa sama Derick Lovers!”

Derick terkekeh geli mendengar alasan Dera. Gadis itu benar-benar membuatnya terhibur disaat seperti ini.

__

“Der, gue pulang dulu ya? Lo kalo mau disini gapapa, nanti gue izinin ke Bunda.” Dera menggendong tas ranselnya, bersiap-siap untuk pulang.

“Pulang sama siapa?”

“Nanti gue pulang naik Taxi aja, banyak kok didepan.”

“Ngga, lo pulang bareng gue!”

“Oh, lu mau pulang juga?”

“Sebenernya ngga, tapi gue takut lo kenapa-napa.”

“Kasian diri lo, nanti capek. Udah, gue bisa pulang sendiri.”

“Aderalia, gue ga capek dan gue tetep mau anterin lo pulang!”

“Terserah deh.”

Dera sudah malas untuk berdebat dengan Derick. Dirinya sudah terlalu lelah.

Dera dan Derick pamit kepada teman-temannya untuk pulang.

“Eh gue mau nganterin Dera balik dulu ya? Nanti gue balik kesini lagi.” Pamit Derick.

“Iya calon Mamah-Papah.” Ucap Max sambil tertawa.

Dera yang mendengarnya langsung menatap Derick dengan sinis. Ia tahu bahwa Derick sudah memberi tahu teman-temannya akan hal perjodohan ini. Derick hanya menatap Dera dengan kekehan kecil.

“Sampe Fans Derick ada yang tau tentang hal ini, abis lo semua!” Desis Dera, dan langsung berjalan jauh menarik tangan Derick yang besarnya 2 kali lipat dari tangannya.

Kini, mereka sudah ada didalam mobil. Dera terus menekuk wajahnya sedari tadi. Derick hanya tersenyum melihat wajah Dera yang sedang tertekuk.

“Jangan ngambek gitu dong Der.” Ucap Derick sambil mengacak rambut Dera.

“Ih, jangan diacak-acak!”

“Yaudah kalo gamau diacak, jangan marah.”

“Emang siapa yang marah?”

“Calon istri lah, siapa lagi?”

“Gue ga marah, cuma kesel.”

“Sama aja, Deraaa.”

“Beda.”

__

“Assalamualaikum.” Ucap Dera dan Derick secara berbarengan.

“Waalaikumsallam.” Jawab Bunda sambil berjalan menghampiri mereka berdua.

“Eh anak-anak Bunda, kok baru pada pulang?” Lanjuta Bunda.

“Tadi aku sama Dera ga sekolah Bun. Temen Derick ada yang kecelakaan, jadi aku sama Dera nungguin temen Derick.”

“Innalillahi, terus gimana keadaannya sekarang?”

“Masih belom sadar.” Derick menunduk sedih akan mengingat Dion yang masih belum sadarkan diri.

“Alderick, gausah sedih ya? Bunda yakin, temen Derick pasti sembuh! Jangan putus asa, dan terus berdoa untuk kesembuhan temen Derick!” Bunda mengusap punggung Derick dengan tujuan untuk menenangi Putra angkatnya tersebut.

“Iya bun.” Derick tersenyum.

__

Hai, jangan lupa buat vote trus yaaa... Dan kalo masih ada salah dalam penataan kata, tolong ditegur. Trimakasih 🤗🤍

Dan jangan lupa buat baca cerita Evil Step-Mom juga yaa... Di vote jugaa...

Alderick [ THE END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang