Bagian Kedelapan

56 16 12
                                    

-Flashback on-

"Hei! Ke sini!" Panggil Walden yang sedang santai duduk di bawah pohon sembari menunggu teman-temannya.

Flora, Ester, dan Chaddrick segera menghampiri Walden dengan wajah berseri. Mereka tahu, Walden pasti membawa kabar dari kerajaan.

"Bagaimana, Walden? Apakah Raja mengizinkan?" Tanya Flora.

"Hmm... sayangnya tidak" jawab Walden dengan wajah datar.

"Hah?!" Ucap mereka dengan serempak karena kecewa idenya tak diizinkan Raja.

"Ya... Sayangnya tidak ditolak"

Dengan refleks tangan mereka melayang ke arah Walden yang menjahili mereka. "Kau!!"

"Hahahaa.. aduhh kalian sudah dong! Aku minta maaf! Ampuuun! Ada info berikutnya nih"

"Huuh, cepat! Apa info selanjutnya?" Tanya Ester seraya mengguncang tubuh Walden.

"Ekhem ekhem. Jadi begini, untuk membawa seorang manusia ke dalam Orman Frieden, maka seorang Peri wajib melakukan tipu muslihatnya. Untuk apa? Ya jelas untuk memisahkan mereka dari alam tempat tinggal mereka menuju Orman Frieden. Sampai sini, ada yang kurang dipahami?" Jelas Walden panjang lebar.

"Hmm... aku paham. Mudah saja sebenarnya untuk melakukan itu, hanya dengan sedikit sentuhan sihir, daann cusss... mereka masuk ke Orman Frieden ini!" Jawab Chaddrick.

"Jadi, setelah mereka berhasil masuk, apa yang selanjutnya kita lakukan?" Tanya Ester.

"Kita biarkan dulu mereka bermain menikmati keajaiban Orman Frieden ini, setelah itu baru kita memperkenalkan diri pada mereka."

"Tumben kau cerdas, Chadd"

"Seperti inilah orang yang habis patah hati"

"Hahahaha"

"Oiya, siapa yang akan kita undang? Apakah kalian sudah mempersiapkannya?" Tanya Walden.

"Kalian tahu? Bulan lalu aku baru saja mendapatkan batu labradorite dari ibuku. Katanya sih batu itu peninggalan turun-temurun dari nenek moyangku. Tadaaaa" ucap Flora seraya menampakkan batu labradorite yang bercorak indah.

 Tadaaaa" ucap Flora seraya menampakkan batu labradorite yang bercorak indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini peninggalan yang indah dan unik bukan?" Sambung Flora.

"Waw, cantiknyaaaa!" Mata Ester dan yang lainnya membulat melihat keindahan batu labradorite milik Flora.

"Jadi? Apa hubungannya dengan cerita kita tadi?" Tanya Walden karena masih bingung mengapa Flora memutuskan topik pembicaraan mereka.

"Jelas ada. Kalian lihat ini? Kawat yang diulir membentuk pohon ini bisa memberi tahu kita tentang siapa yang selanjutnya akan memasuki rumah pohon Orman Frieden ini setelah kurun waktu tiga puluh tahun." Jelas Flora.

Rafa and RevalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang