Bagian Ketujuh

58 17 15
                                    

Rafa dan Reva terkejut sekaligus tercengang melihat isi dalam rumah pohon tua tersebut. Mereka tak menyangka jika rumah pohon tua itu tidak benar-benar tua. Semua perabot dan perlatannya lengkap dan bersih.

Rafa menyandarkan tangannya pada rak buku besar di sampingnya.

Grttttt.....

Dia terkejut. Rak buku itu terbuka dan menampakkan sebuah balkon yang sangat nyaman. Rafa dan Reva berjalan ke arah balkon tersebut dan tak terasa, senyum mengembang dibibir keduanya. Mereka terpana melihat pemandangan hutan yang sangat indah dari atas rumah pohon ini.

Ajaibnya lagi, di dalam rumah pohon ini tersedia kamar tidur dengan dua kasur single yang letaknya berseberangan, dapur mini, dan juga toilet.

"Maa syaa Allah, di luar kelihatannya bangunan tua kecil, tapi di dalamnya kok bisa luas dan seantik ini ya?" mata Reva berbinar melihat keunikan rumah pohon ini.

"Iya, Va. Keren juga ya. Ini rumah ajaib kali ya? coba perhatiin, barang-barangnya rapi, bersih, tapi gak ada penghuninya. Kita nginap di sini aja ya Va malam ini?" usul Rafa.

"Boleh, gue penasaran sama rak buku itu. Pasti ada peta atau buku tentang hutan ini." Reva menyetujuinya. "Eh, di sini gak ada persediaan makanan. Kayaknya kita harus cari buah-buahan dulu untuk makan malam" sambung Reva.

"Oiya, gue lupa hehe. Kenapa gak sekalian aja sih disediain makanan di sini? Kan jadi bisa santai"

"Yeu... pengen enaknya doang lu"

Rafa dan Reva turun untuk mencari bahan makan malam. Saat menuruni tangga, mereka mendengar suara gemericik air dari balik batang pohon.

Pohon yang menopang rumah ini sangat besar, dan mereka tidak menyadari jika ada kolam berukuran kurang lebih berdiameter dua meter dengan kedalaman satu meter. Kolam tersebut sangat bersih dan jernih. Dalam kolam tersebut terdapat ikan-ikan air tawar.

Di samping kolam terdapat tanaman sayur-mayur seperti wortel, brokoli, tomat, sampai cabai, bawang putih dan bawang merah pun ada. Mereka terheran-heran sekaligus takjub melihatnya. Selama dua hari dalam hutan, baru kali ini dan hanya di tempat ini mereka menemukan hal-hal seperti itu.

"Wuiiihhh makan enak malam ini kita, Va! Asiiikkk" ucap Rafa riang sambil menggelengkan kepala dengan tangan yang terkepal dipinggang.

"Iyaa alhamdulillah banget. Makasih ya Allah atas segala nikmat dan rezeki-Mu" jawab Reva dengan penuh rasa syukur.

"Rafa, lu mau ikan apa? Ayo buruan tangkep, udah mau gelap nih"

"Gurami yang gede itu mantep kayaknya"

"Mujair yang sedang aja... nanti gak habis"

"Guramiii"

"Mujaiiirrr"

"Yaudah guraminya kita makan berdua biar habis"

"Yaudah boleh dah. Lu nangkep ikan, biar gue yang metik sayurnya ya"

"Iya Reva... Aduh kok adem banget ya hati gue kalo begini hahaha"

Reva hanya menatap Rafa dengan ujung mata dan wajah datar. Namun hatinya merasakan apa yang diucapkan Rafa.

"Huh.. kontrol hati lu Revaline... jangan baper jangan bapeeerr" ucapnya dalam hati.

Setelah semua bahan disiapkan, mereka langsung memasaknya. Reva memasak sayur-mayur itu di dapur, sedangkan Rafa tetap di bawah memanggang ikan di pinggir kolam.

"Rafaaaa udah matengg" teriak Reva dari atas.

"Iya bentar, dikit lagi"

"Makan di mana?" tanya Reva.

"Terserah lu" jawab Rafa masih mengipas ikan bakar.

"Makan di balkon aja ya, gue tunggu di sini"

"Siap Tuan Putri!"

Reva hanya tersenyum.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

"Gimana? Ada kabar gak tentang Rafa dan Reva?" tanya Kak Ismi pada Kayla, teman Reva.

"Belum, kak, sabar ya, kita bakal berusaha cari mereka sampai ketemu," jawab Kayla berusaha menenangkan Kak Ismi.

Kak Ismi mengangguk, walaupun hatinya dirundung gelisah. Ia tak tahu bagaimana keadaan adiknya dan juga abang dari anak didiknya. Ia hanya bisa berpasrah kepada Allah, berharap mereka bisa cepat kembali.
"Revaline... Di mana kamu, Dek? ummi sama abi khawatir di rumah"

Tak hanya keluarga. Teman-teman kuliah mereka pun bertanya-tanya tentang keberadaan mereka. Semuanya terasa aneh dan begitu janggal. Pasalnya, saat berkemah mereka semua sudah berpencar mencari Rafa dan Reva dan tak ada satu tempat pun yang luput dari jejak mereka. Sekelibat pikiran mulai bermunculan. Ada yang berpikir mereka diculik, dan ada yang berpikir mereka mati diterkam binatang buas.

"Ett, kemana sih tu bocah duaaaa?! Ngilangnya misterius amat! Dikawinin sama Nyi Roro Kidul kali yak?!" Cetus Joni.

"Woy, ngomong pake otak ngapa.. Nyi Roro Kidul itu di laut, bukan di hutan, Oncom!" Balas Roni.

"Ooo kirain gue Nyi Roro Kidul bisa terbang ke hutan"

"Teserah lu dah ah teserrraaaahhh"

"Bantuin doa ngapa! Jangan asik pada berantem bae kek tomen jeri!" Ucap Kayla melerai Joni dan Roni yang asik adu bacot.

"Tukann diomelin Ustadzah!! Doa, Jooonnn... DOA!!!"

"Setdahhh.. gue gak budek woy, gak usah tereak-tereak!" Joni menempeleng kepala Roni.

"Hehe mangap yaa mangap"

"Ngapain nyuruh gue mangap?"

"Maaf bebikuhh, ahh bahasa dipelintir dikit aja gak ngerti lu ahh, katro!"

"DIEM!!"

"Iya, Ustadzah, maaf.. ampun-ampunn"



K

arina yang sedari kemarin melamun memikirkan, "Sedang apa Rafa di sana? Apakah dia sudah makan? Apakah dia bisa tidur nyenyak?"

Otaknya dibuat semakin runyam karena tahu Rafa tidak hilang sendirian. Dia hilang bersama Reva.

Bagaimana jika mereka bertemu?

Bagaimana jika mereka menjalani hari-hari di hutan hanya berduaan saja?

Bagaimana jika tiba-tiba Rafa justru mencintai Reva dan melupakannya?

"Duhhh mumet banget pala gue mikirin mereka. Kenapa gak gue aja sih yang hilangnya sama Rafa?! Kenapa harus Reva?!" Batin Karina.

Mawar menggebrak meja Karina dengan gebrakan keras. "Woy!!"

Karina terkejut.

"Mawar! Dih usil banget Lu ya!"

"Maap, Rin... abis gue lihat dari kemaren lu gak semangat banget. Pasti kepikiran honey bunny lu kann?"

Karina hanya mengangguk malas.

"Udah, berdoa aja supaya dia cepet ketemu. Toh udah ada tim pencari juga kan?"

"Iya sih, War... tapi gak enak hati aja gue..."

"Sabar, sayang... sabaarr" ucap Mawar sambil mengusap pundak Karina.



"Apakah tugasmu berhasil, Chaddrick?" Tanya Flora.

"Jelas berhasil. Kau seperti tidak kenal saja siapa aku, hahaha" jawab Chaddrick penuh kemenangan.

Rafa and RevalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang