Istri Muda Masa SMA (REVISI)

33.terimakasih, 4B.

Hai:) apa kabar gaes?? Baik baik ya...
.
.
.
HAPPY reading 💕
.
.

~°~°~°~

"Maa.." suara lirih gilar yang menunduk menghadap mamanya.

"Ya?"mama Gilar acuh.

"mama kenapa gak restuin gilar ma..."

Yola menatap Gilar dingin. Melipat kedua tangannya kedepan. "Mama gini karna buat kebaikan kamu, mama gamau kamu menikah sebelum lulus. Kamu harus kuliah, kamu harus kejar cita cita kamu gilar"

"Cita-cita gilar sekarang berubah ma, gilar ingin menikah sama Salwa Gilar cinta Salwa." menatap Yola sendu.

"Gilar. Hidup itu bukan cuma tentang cinta." Pelan namun tegas.

"Gilar bisa kerja ma" lirih.

"Tapi kamu bisa malu maluin mama sama papa" yola natap tajem.

"Jadi .. omongan mereka lebih penting dari pada gilar ma?? ini gilar ma. Anak mama." Gilar menatap Yola dengan tatapan dingin juga lebih tajam dari mamanya.

Skakk...

Yola terdiam tersentak. Lidah yang tiba tiba kelu dan mendadak mulutnya bungkam.

"B bukan gitu nak... Mama sayang Gilar.."

"Gilar juga sayang mama, tapi juga cinta Salwa ma" berubah menjadi tatapan sendu.

"Udah lah, ikhlasin Salwa nikah sama cowo yg di jodohin neneknya, kamu fokus belajar" Yola masih tetap bersih keras.

"Ma .. Gilar gak mau jadi penjahat ma ...
Mama tau yg dipikiran Gilar saat ini?" putus asa.

"Gilar. Mama gak mau. Titik".

"Kenapa ma?? Gilar bisa kerja nanti, Gilar gpp kalo mama stop fasilitas Gilar, cukup restuin Gilar ma".

Degg...

'bahkan Gilar rela fasilitasnya di cabut karna perempuan itu'/batin.

"Gilarr ~"lirih...

"Ya ma"

"Kamu ngertiin mama ya sayang, bisa?" Lembut sembari memegang tangannya.

Gilar hanya memejamkan mata, ia muak mendengar suara mama yang selalu menolak permintaannya.

Gilar menghempas tangan Yola lalu berdiri.

"apa mama pernah ngertiin Gilar?? Mama lebih dengerin orang diluaran sana dari pada Gilar, mama lebih sayang reputasi mama dari pada Gilar" menendang meja, lalu pergi~

.

*#######*

Gilar pergi ke basse 4b.

Sesampainya disana ia langsung di sambut hangat oleh teman temannya.

Gilar bersyukur mempunyai teman seperti mereka, walaupun absurd. Mereka sudah seperti keluarga.

"Woii babang Gilar baru Dateng" Aksa antusias.

"Hmm" Gilar datar.