Chapter 07

881 25 0
                                    

Jangan lupa sebelum baca Vote dulu. Mari taburi bintang di cerita aku.
.
.

Happy Reading💙
⭐⭐⭐

Setelah ajakan Charlie di taman dekat cafe hari itu, Lily hanya bisa menurut bagai anak kucing. Dia tidak mau membantah pria menyebalkan itu bisa-bisa dia benaran di perkosa lagi.

Elizabeth sendiri belum pulang ke Indonesia dia mengatakan akan tinggal di Amerika sampai Lily selesai wisuda. Karena tinggal 3 minggu lagi Lily wisuda jadi dari pada bolak-balik habisin uang kan, mendingan dia tinggal saja.

Sementara hubungan Charlie dan Elizabeth semakin dekat bahkan Ibu Lily itu sudah memberika lampu hijau pada mereka. Dia bahkan berharap setelah Lily menyelesaikan S2 nya Charlie langsung menikahi putrinya. Otomatis dijawab anggukan semangat oleh pria keras kepala itu.

“Ly, kok calon mantu Mama nggak datang lagi sih ke sini? Kalian marahan yah? Awas saja kalau kamu sampai ngambek ke Charlie” kata Mama Elizabeth

Apa-apaan Mamanya itu disini siapa sebenarnya anaknya Lily atau kah Charlie?

“Mama apa-apaan sih? Jangan ngaco deh. Pria gila itu sudah pulang ke Seattle. Dia lupa memberitahu Mama karena buru-buru” Lily jengkel dengan kelakuan Mamanya “Lagi pula yah Ma, Charlie itu belum tentu mau serius sama aku” lanjut Lily

Apakah Lily pernah mengatakan kalau dia itu menyukai Charlie di pertemuan pertama mereka? Jika belum maka dia akan mengatakannya. Namun setelah mengetahui sifat buruk Charlie, Lily jadi ragu.

Apalagi Lily sama sekali tidak tau-menau asal usul Charlie. Jika dia serius dengan Lily seharusnya pria itu memberitahunya tentang kehidupannya bukan?.

“Oh jadi dia nggak tinggal di Washington? Mama kira dia tinggal di sini”

“Sudahlah Ma, nggak usah pikirkan dia” Lily berlalu begitu saja ke dalam kamar mandi untuk menjernihkan pikirannya.


🍜🍜🍜

Jacob house, Seattle

Dirumah Charlie kedatangan kedua orang tuanya dari New York, Orang tuanya memang tidak tinggal di Seattle bersama dirinya. Mereka lebih memilih tinggal di kota kelahirannya sekaligus mengurus cabang rumah sakit yang ada di sana.

“Kenapa Mom nggak kabari aku sebelum kesini?” tanya Charlie

Yah Orang tuanya memang tidak mengabari dirinya jika akan berkunjung ke Seattle. Itulah sebabnya dia buru-buru kembali dari Washington karena mendapat kabar dari ARTnya bahwa Orang tuanya ada di rumah.

“Biar kejutan Son” ujar Edward menjaili putranya.

“Iya, kalau kami beritahu kamu itu namanya bukan kejutan” tambah sang Ibu yang bernama Helena.

Charlie hanya menghela napas panjang

“Jadi dimana cucu-cucu ku?” Helena kembali bertanya

“Mereka sedang di rumah Mommy-nya”

Helena dan Edward saling bertukar pandang “Tumben sekali mereka tinggal disana? Biasanya mereka hanya berkunjung” guman Edward heran.

Karena kedua cucunya itu hanya akan berkunjung ke rumah Mommy-nya tanpa embel-embel menginap jadi dia sedikit heran saja.

“Kalau begitu ayo kita makan dulu, Mom sudah memasak makanan kesukaan kamu, sekalian kamu telpon Kate suruh dia kesini sekalian membawa kedua cucuku, aku tidak ingin Arthur dan Philip berlama-lama dengan wanita itu” ucap Helena diakhiri dengan nada sinis, dia selalu sensitiv jika membahas tentang mantan menantunya itu.

Charlie langsung menuruti perintah Ibunya, dia juga menyuruh sopirnya untuk menjemput mereka.

“Apa kita tidak sekalian menunggu mereka saja Mom?” tanya Charlie saat sudah duduk di meja makan.

“Mom malas jika harus makan semeja dengan mantan mu itu, nanti biar dia makan bersama kedua anak mu”

Mereka bertiga pun makan dalam diam, sesekali mereka juga mengobrol ringan namun suara dari arah ruang tamu menyapa pendengaran mereka.

Arthur dan Philip memekik senang melihat kakek dan nenek mereka.

“Grandma Arthur kangen” Arthur memeluk sayang neneknya itu, Philip juga tak mau ketinggalan dia ikut memeluk Helena “Philip juga kangen”.

“Oh jadi kalian tidak merindukan Grandpa? Baiklah mainan yang aku beli akan dibuang saja” Edward pura-pura ngambek.

Philip dan Arthur langsung melepas pelukan neneknya dan memeluk kakek Edward.

“Arthur dan Philip kangen Grandpa, jadi mainannya jangan dibuang. Kata Daddy kita nggak boleh buang barang-barang yang masih berguna” ujar Arthur sok bijak, sementara Philip hanya mengangguk dengan wajah lucu menyetujui ucapan sang kakak.

“Hm, apa kabar uncle dan aunt?”

Mereka bahkan melupakan keberadaan Kate, tapi saat wanita itu membuka suara barulah mereka menyuruhnya duduk dan ikut makan bersama. Bukan Helena atah Edward  yang menyuruhnya melainkan Charlie, biar bagaimana pun Kate adalah mantan istrinya dan Ibu dari kedua anaknya.

***
Jangan lupa koreksi bila terdapat typo😁

Baca cerita aku yang lain aku juga yah "A Hope" dan "Hemmeling Beundrer"

Jangan lupa yah follow akun Wattpad dan Instagram aku, biar kalian nggak ketinggalan info dari cerita-cerita ku.

IG: @lavender_flowers_20

Love you❤

14 Juni 2020

Je t'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang