Chapter 11

730 18 0
                                    

Happy Reading💙
⭐⭐⭐
Jangan lupa sebelum baca Vote dulu. Mari taburi bintang di cerita ini.
.
.

Restaurant, Yellow Hotel, New York, USA

“Kamu mau makan apa nak?” tanya Romeo pada putrinya yang sedang membaca daftar menu.

Lily mendesah pelan “Yahh, disini nggak ada nasi padang Pa” rengeknya sambil memeluk lengan Ayahnya.

“Kamu jangan kampungan yah, cepat pesan makanan atau kamu nggak mau kasih makan cacing di perut kamu?” Elizabeth benar-benar jengkel dengan kelakuan putrinya.

“Kalau gitu aku pesan spaghetti aja” Lily berkata sambil memanyunkan bibirnya.

“Nggak usah manyun-manyun gitu deh. Nggak bakalan ada orang yang tertarik sama bibir kamu, yang ada malah mereka jadi ilfil lihat wajah kamu”

“Papa...lihat Mama tuh dia suka banget marah-marahin Lily”

Romeo sebenarnya sudah jengah dengan kelakuan istri dan anaknya. Bisa-bisanya mereka selalu bertengkar padahal jika hanya mereka berdua, mereka saling menyayangi satu sama lain. Tapi jika ada dirinya anak dan istrinya itu akan mencari perhatian padanya.

“Sudah dong Ma, jangan gangguin Lily mulu. Kuping Papa jadi sakit nih dengar kalian ribut mulu”

Lily bersorak senang karena Papanya selalu membela dirinya. Sementara Elizabeth hanya mendengus kesal melihat anaknya yang selalu dibela oleh suaminya “Bela aja terus anak kamu itu”

Romeo hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya yang suka merajuk karena Lily.

Makanan mereka pun akhirnya datang, sesekali mereka bercanda gurau saat sedang makan.

“Pa, aku mau ke kolam renang yah. Mau lihat sunset” ujar Lily berseru senang saat mereka telah selesai makan.

“Mau lihat sunset atau lihat roti sobek?” selidik Elizabeth

Lily hanya menunjukkan cengiran khasnya “Yah Pa, aku mau lihat sunset” Lily kembali membujuk Papanya agar mengizinkannya ke kolam renang, bahkan dia sesekali mencium pipi Ayahnya untuk sekedar menarik perhatian Papanya.

“Yah sudah kamu boleh pergi, tapi ingat setelah lihat roti sobek kamu langsung balik ke kamar, dan ingat jangan makan roti sobek orang”

Percayalah Papa Romeo itu nggak tau apa arti dari roti sobek, dia hanya mengira jika roti sobek itu adalah roti yang disobek-sobek dan bisa dimakan.

“Kamu nggak tau aja apa arti dari roti sobek sayang” ucap Elizabeth lirih melihat kepolosan suaminya.

Lily kemudian menatap Mamanya “Mama nggak mau ikut lihat roti sobek?” tanyanya dengan nada menggoda.

“Nggak, Papa kamu saja sudah cukup buat Mama”

“Kok Papa mau di makan sih Ma, Papa kan bukan roti sobek. Kalau Mama mau pergi lihat atau makan roti sobek ya sudah kamu pergi bareng sama Lily aja sekalian jagain dia”

Setelah mengatakan itu Romeo langsung berlalu pergi ke kamarnya, dia ingin beristirahat. Biarkan saja anak dan istrinya itu pergi melihat atau memakan roti sobek yang dijual di area kolam renang.

“PAPA!” teriak Elizabeth dan Lily

“Jadi Ma? Tunggu apalagi ayo kita cuci mata” seru Lily sambil menarik tangan Mamanya

Mereka pun berjalan menuju area kolam renang yang menyuguhkan pemandangan mempesona.

🍜🍜🍜

Jacob mansion, New York, USA

“Ma, aku mau tidur dulu yah” ujar Charlie saat dia sudah sampai di mansion orang tuanya.

“Iya, kamu istirahat dulu gih, tapi ngomong-ngomong kamu sudah menelpon mereka belum?” pertanyaan itu membuat langkah Charlie terhenti.

Mereka sudah tiba di sini Mom, sekarang mereka menginap di salah satu hotel dekar sini”

“Baguslah”

Charlie kembali melanjutkan langkahnya ke kamarnya.

Sementara Helena dia kembali membaca majalah. Kedua cucunya sedang keluar bermain dengan kakek mereka.

“Uh, jadi nggak sabar nunggu hari esok” gumannya sembari tersenyum tipis.

“Grandma!!! Kita dikejar Gorilla!” teriak kedua cucunya sambil berlari kedalam Rumah

Gorilla yang mereka maksud adalah Kakeknya karena pria paruh baya itu mengenakan kostum Gorilla.

“Eh, cucu Grandma kenapa nggak tendang pantat si Gorilla saja? Kan itu lebih bagus apalagi kan Gorillanya sudah tua jadi cepat encok”

“Sayang!” geram Edward dari balik kostumnya.

“Sudah sekarang tendang bokongnya saja” bisik Helena

Arthur dan Philip pun langsung berlari ke arah sang Kakek dan menendang bokongnya.
Buk!
Suara tendangan mereka berdua, sementara Edward dia mengadu kesakitan “Awas kalian! Kalau Grandpa tangkap bakalan Grandpa ikat di pohon!” teriak Edward
“Grandma...Takut!”

***

Jangan lupa koreksi bila terdapat typo😁

Baca cerita aku yang lain aku juga yah "A Hope" dan "Hemmeling Beundrer"

Jangan lupa yah follow akun Wattpad dan Instagram aku, biar kalian nggak ketinggalan info dari cerita-cerita ku.

IG: @lavender_flowers_20

Love you❤

Je t'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang