Part 8

2.6K 307 18
                                    

Soonyoung memijit pelipisnya begitu melihat angka yang muncul pada termometer adalah 39° celcius.

"Kau demam, beristirahatlah"

Jihoon menahan lengan Soonyoung yang hendak beranjak dari sisinya,
"Eodika? Disini saja.."
Suara serak Jihoon dan juga hawa panas dari tangan anak itu membuat Soonyoung mengurungkan niatnya untuk pergi,
ia kembali duduk di pinggir ranjang dan menyentuh dahi Jihoon sekali lagi.

"Aku akan membuatkan bubur untukmu, tunggu disini"

Jihoon menggeleng, "Shireo, aku belum lapar"

"Tapi kau harus mengisi perut agar bisa minum obat Jihoonie.."
Soonyoung mencoba untuk bersabar menghadapi Jihoon yang masih saja keras kepala di saat sakit..

"Tapi sekarang baru jam 5 Ahjussi..
Aku belum lapar, temani aku saja disini"

.. dan ia tiba-tiba menjadi sangat manja.

Atensi Soonyoung beralih ke arah jam digital di nakas yang ternyata masih menunjukkan pukul lima kurang, seketika pria dewasa itu menepuk jidatnya pelan.
Ia kira matahari sudah terbit..

Beberapa saat yang lalu Jihoon terlihat gelisah dalam tidurnya, membuat Soonyoung terbangun dan panik begitu menyadari suhu tubuh anak itu diatas suhu normal.

Ia merasa bersalah, walaupun sebenarnya menunggu di halte bus akan sama buruknya tapi tetap saja.. semua tidak akan terjadi jika ia melarang Jihoon ikut,
jika ia menyetujui ajakan Jihoon untuk mengambil payung terlebih dahulu.

Ah.. tapi semua sudah terjadi.
Sekarang yang perlu Soonyoung lakukan adalah merawat Jihoon dengan baik.

"Ya sudah, tidurlah aku akan menemanimu" ucap Soonyoung sebelum kemudian mematikan lampu utama, dan bergabung dengan Jihoon di ranjang.

"Ahjussi.."

"Tidur Jihoon.
Kenapa lagi..?"

"Aku ingin peluk.."

Soonyoung terdiam, Jihoon yang manja seperti ini benar-benar di luar ekspektasinya. Ia kaget tentu saja, mendengar permintaan gamblang yang seharusnya mustahil akan Jihoon minta semudah itu.
Namun, ia tetap menurutinya.
Soonyoung baru saja akan menyingkirkan bantal guling yang selalu ada di antara mereka itu sebelum kemudian Jihoon menahannya..
"Tapi aku tidak ingin Ahjussi tertular, eotteoke?"

Sungguh, Soonyoung ingin mengigit pipi Jihoon sekarang juga.
Dan lagi apa-apaan wajah memelas itu, mata yang berbinar-binar seperti anak kucing itu membuat Soonyoung lemah secara batin.

"Aniya, tidak akan" dan bantal guling yang malang itu lagi- lagi tersingkir.

"Tapi-"

"Jihoon.."

Jihoon tidak banyak bicara lagi. Ia pasrah saja ketika Soonyoung meraih tubuhnya untuk di dekap.

"Ahjussi hangat sekali"
Racau Jihoon masih dengan suara paraunya.

"Itu karena kau sedang demam Jihoon"

"Aku menyukainya"

Dasar, Soonyoung tidak tahu ia harus senang atau sedih melihat Jihoon seperti ini disaat anak itu sedang sakit.

*

Soonyoung bergerak pelan sambil melepaskan lengan Jihoon dari tubuhnya.

Namun tanpa di duga anak itu malah terbangun dan mempererat pelukannya,
"Jihoonie sebentar, aku harus menghubungi gurumu untuk memberi tau jika kau tidak bisa ke sekolah hari ini.."

Good to Me | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang