Part 25

3K 283 34
                                    

Terimakasih untuk 1k votenya ^^

*

Kantor polisi,

Jihoon akhirnya tiba disana bersama Soonyoung pukul 9 malam. Cukup larut memang untuk mendengar kabar menyakitkan-secara langsung-dari pria dewasa berseragam yang ia kenali sebagai polisi itu.

Di sepanjang perjalanan bersama Soonyoung, lelaki itu hanya bungkam.
Satu-satunya hal yang ia ucapkan hanya permintaan maaf karena berbagai hal, termasuk tidak memberitahu Jihoon apa yang terjadi karena masih banyak yang harus dipastikan.
Pun katanya, ia takut Jihoon yang masih dalam masa penyembuhan itu akan sangat syok dan berdampak pada kesehatannya.

Lelaki itu berbicara tanpa memberi tahu Jihoon konteksnya apa.

Apa sebenarnya yang membuat Soonyoung sampai meminta maaf hanya karena tidak memberitahunya segera pada Jihoon?
Itu yang memenuhi pikiran namja mungil itu selama di perjalanan menuju kantor polisi.

Tapi jika sudah begini bukankah sama saja?
Jihoon pada akhirnya tetap tahu meski dengan kondisi seperti ini.

Masih dengan tatapan kagetnya, ia diarahkan menuju sebuah ruangan untuk bertemu dengan.. tersangka utama kasus pembunuhan berencana yang menewaskan kedua orangtuanya, juga pelaku di balik kecelakaan yang menimpa dirinya beberapa hari yang lalu.

Hanya dirinya.

Bayangkan, Jihoon yang tadinya tidak tahu apa-apa kini  harus berhadapan dengan seseorang yang merupakan penyebab dari kematian orang tuanya.
Padahal ia sudah mulai ikhlas menerima fakta bahwa pumonimnya meninggal karena kecelakaan.

Tapi ternyata apa?

Pembunuhan?

Dan.. dalangnya adalah Samchonnya sendiri?

Tolong siapapun bangunkan Jihoon dari mimpi buruk ini.

Dengan tubuh yang seolah telah kehilangan jiwanya, Jihoon menduduki kursi yang akhirnya membuat ia bertemu pandang dengan seorang pria paruh baya di depan sana--dengan di batasi sebuah dinding kaca.

"S-samchon..
Semua ini bohong bukan?"

Suara Jihoon terdengar sangat gentar, ia bahkan perlu menghirup udara beberapa kali sebelum mengucapkan kalimat itu.

Ada bagian dalam dirinya yang masih berusaha untuk menyangkal fakta yang ada.

Tapi mendengar tawa mengejek dari sosok di hadapannya, membuat Jihoon tersadar saat itu juga bahwa fakta menyakitkan itu memang benar adanya.

"Jihoon..Jihoon..
Kau sama naifnya dengan Appamu.
Kau pikir mereka akan menangkap pimpinan perusahaan tersohor sepertiku jika semua ini adalah kebohongan tanpa bukti?"

Namja mungil bermarga Lee itu tersentak kaget, ia bahkan tidak mampu lagi merasakan keberadaan oksigen di sekitarnya.

Sesak dan hampa.. itulah yang kini Jihoon rasakan.

Sambil memegangi dadanya yang tiba-tiba sakit..
Jihoon menahan air matanya agar tidak keluar, kemudian bersuara pelan,
"W-wae..?
Appa..Appa punya salah apa padamu Samchon?
K-kenapa kau tega sekali-"

Good to Me | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang