Part 18

2.6K 304 54
                                    

Soonyoung memutar balik mobilnya dengan wajahnya kesal. Niat baiknya untuk segera menemui Jihoon pagi ini hancur sudah begitu mendapati namja mungil itu tengah tertawa-berangkulan-bersama temannya di gerbang sekolah.

Ini bahkan belum genap 24 jam sejak pertengkaran terakhir mereka dan Jihoon sudah bisa tertawa seceria itu?

Padahal kepala Soonyoung masih sakit akibat menenggak cukup banyak vodka semalam.
Tapi si kecil itu justru terlihat baik-baik saja?

Cih, persetan dengan permintaan maaf. Yang perlu Soonyoung lakukan sekarang adalah pergi dari sini secepat mungkin menuju kantornya dan melanjutkan pekerjaannya dengan tenang.

Inginnya seperti itu, tapi kenyataannya Soonyoung sama sekali tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan apapun.

Ketukan pintu membuat Soonyoung kembali merapikan rambutnya yang tadi sempat ia jambak sendiri saking kesalnya.
Setelah menyuruh orang tersebut masuk, Sekretaris Yoon berdiri di hadapannya sambil menyodorkan berkas yang tadi telah ditandatangani olehnya.

"Wae geurae?
Aku baru saja menandatanganinya beberapa saat yang lalu,
mengapa kau menyerahkannya kembali padaku?"

Yoon Jeonghan menghela nafas lelah sambil menunjuk area yang tadi-katanya- telah di tandatangani oleh Soonyoung.
"Kau sedang ada masalah Tuan Kwon?
Aku baru tahu tandatanganmu telah berubah menjadi nama Jihoon sekarang"

Soonyoung membelalakkan matanya, "Astaga..."
Ia kemudian memijit keningnya pelan karena mendadak kepalanya itu terasa sangat sakit.

Sebenarnya ada apa dengannya?

"Kau ada masalah dengan Jihoon?"

Jeonghan bertanya sambil memperhatikan atasannya yang kini tengah menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi,
wajah pria itu memperlihatkan raut lelah yang sangat kentara.
"Aniya..eobsosseo"

Sekretaris Yoon yang paham bahwa Soonyoung tidak ingin menceritakan masalahnya hanya mengangguk maklum,
"Baiklah, aku akan mencetak ulang dokumen ini.
Pastikan kau tidak salah lagi.. Sajangnim"

Soonyoung tidak menanggapi perkataan Sekretaris Yoon sama sekali melainkan masih menatap langit-langit ruangannya tanpa minat. Sebelum beberapa saat kemudian terperanjat karena Jeonghan menutup pintu dengan sedikit bantingan.

**

"Begitukah?"
Wonwoo bertanya di sela-sela aktifitasnya mengunyah beberapa potong kudapan yang baru saja memasuki mulutnya.

"Woaa, bukankah kisah kalian sangat cocok untuk dijadikan drama?"

Wonwoo segera menjitak kepala Chan dengan sebuah botol minuman yang telah kosong di meja itu.
Tidak terlalu keras tapi anak itu menggaduh kesakitan..
"Mwoya hyung.."

Wonwoo segera mengarahkan dagunya ke arah Jihoon begitu pandangan memelas Chan memasuki atensinya.
Seakan dengan ekspresi wajah berkata.. "Jangan bercanda di saat seperti ini!
Kau tidak lihat wajah Jihoon tampak sangat sedih?!"

Chan pun mengangguk kemudian mengusap bahu Jihoon pelan.
"Ahni hyung..
Jangan bersedih terlalu lama.
Jika Ahjussi itu saja bisa hidup dengan baik tanpamu kenapa kau harus terpuruk sendirian memikirkan orang seperti dirinya?"

Sekarang Wonwoo tersenyum dan menambahkan, "Benar Jihoon..
Kau berhak menemukan kebahagiaanmu sendiri.
Lagipula kau masih punya kami bukan?"

Jihoon mengangkat kepalanya kemudian memaksa diri untuk tersenyum ke arah dua lelaki di hadapannya.

"Benar, setidaknya aku masih memiliki teman-teman beban seperti kalian"

Wonwoo dan Chan serempak mengumpat begitu Jihoon mengucapkan hal itu,
membuat namja mungil itu tidak mampu menahan tawanya.

Good to Me | Soonhoon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang