*Flashback
3 bulan pernikahanSoonyoung rasa ada yang aneh dari Jihoon hari ini..
Di pagi hari anak itu mengulas senyum secerah mentari, seolah hari itu adalah hari paling baik yang pernah ia temui seumur hidup.
Ia bahkan meminta Soonyoung untuk menjemputnya sepulang sekolah,
yang lelaki itu iya-kan, karena kebetulan jadwalnya sedang senggang sore itu sehingga ia bisa pulang lebih cepat.Jihoon juga mengajaknya makan di sebuah restoran soondae, dan Soonyoung-yang sebenarnya tidak bisa mengonsumsi makanan pedas itu- tidak mampu untuk menolak begitu mendengar rengekan Jihoon yang berkata,
'Jebal. Aku hanya makan ini sesekali selama hidup karena lambungku tidak kuat memakan makanan pedas.
Padahal aku suka sekali asal Ahjussi tahu'.Dan seperti yang sudah-sudah, Soonyoung tidak akan tega jika Jihoon sudah menampilkan wajah memelas miliknya.
Alhasil dirinya hanya duduk dan memperhatikan si manis itu mengudap hidangan pedas yang tersedia di atas meja, sambil sesekali mengingatkan anak itu untuk tidak mengonsumsinya terlalu banyak.Lalu sekarang, di malam hari.
Jihoon memasang muka masam yang luar biasa menyebalkan dan Soonyoung tidak tahu apa penyebabnya.
Apa masalahnya, yang membuat mood namja mungil itu berubah drastis.Bayangkan saja,
anak itu menyiapkan makan malam dalam diam.
Makan malam juga berlangsung hening, bahkan ketika Soonyoung mengajaknya berbicara tentang berbagai hal.Jihoon hanya membalas singkat dan dengan cepat menyelesaikan kegiatan makannya lalu berucap,
'Aku selesai. Aku tidur duluan Ahjussi'.Soonyoung terheran-heran dibuatnya.
Padahal sekarang masih pukul 9 malam, sejak kapan jam tidur Jihoon berubah menjadi secepat ini?Setelah membereskan meja makan, ia menyusul Jihoon ke kamar dan mendapati anak itu telah berbaring membelakanginya.
Ini juga tak kalah aneh.. sejak kapan Jihoon bisa tertidur dengan begitu mudah padahal belum ada Soonyoung di sebelahnya?
Sambil memijit pelipisnya, Soonyoung menghela nafas lelah.
Ia akan menanyai Jihoon besok, siapa tahu anak itu sedang ada masalah dan lagi-lagi enggan menceritakan hal itu pada dirinya.Sebelum Soonyoung beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih,
sebuah notifikasi membuat ponsel Jihoon menyala di atas nakas.
Manik Soonyoung yang terlanjur melihat hal itu membuat dirinya penasaran dan berujung mengintip isi notifikasi itu.
Siapa tahu teka-teki di balik badmoodnya Jihoon dapat terungkap.Benar saja, pupil mata Soonyoung melebar saking kagetnya melihat kalimat yang berbunyi,
'Sudah pukul 10 malam, aku yakin kau sudah membuka hadiah dariku sesuai instruksiku, semoga kau suka!' dari Jeon Wonwoo.Dan juga 'Hyungg, HPBD~ Aku sengaja mengucapkannya sekarang biar anti-mainstream ㅋㅋ.
Jangan khawatir Hyung.. hadiah untukmu akan sampai besok pagi, kau harus suka karena aku berpikir seharian sebelum membelinya' dari Lee Chan.Sial, otak Soonyoung memang tidak sedangkal itu untuk paham bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Jihoon.
Tapi tetap saja benda lunak itu cukup payah karena selalu buruk dalam mengingat hal-hal semacam ini.Argh, harusnya ia peka begitu Jihoon berulang kali menanyakan tanggal dan hari kepadanya saat mereka berangkat tadi pagi!
Harusnya ia paham mengapa Jihoon tiba-tiba ingin memakan makanan yang sangat ia sukai hari ini.
Harusnya ia mengerti kenapa Jihoon mendadak badmood di malam hari.Ulang tahunnya hampir berakhir dan Soonyoung--jangan menyiapkan apapun.. ia bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun.
Rasa bersalah yang memenuhi dirinya membuat Soonyoung bergegas keluar kamar untuk kembali ke dapur.
Dan berharap bahan-bahan disana cukup untuk membuat kue.Sementara itu, di sisi lain Jihoon merutuki dirinya yang masih belum bisa menutup mata.
Ia juga merutuki Soonyoung yang bisa-bisanya melupakan hari ulang tahunnya di saat ia sudah mengingatkan hal itu di awal bulan.
Ha, benar-benar.Lelaki tua pelupa itu bahkan belum kembali ke kamarnya sejak tadi..
Sejak Jihoon mendengar pergerakan Ahjussi itu yang tiba-tiba berlari keluar kamar entah kenapa.Sepertinya sudah berjam-jam terlewati dan Soonyoung belum kembali ke kamar mereka.
Apa yang dilakukan pria itu?
Apa ia kembali tenggelam di ruang kerjanya dengan berkas-berkas merepotkan itu?Hhh.. Jihoon ingin sekali mengecek keadaan Soonyoung tapi ia masih marah,
Jihoon masih ingin merajuk karena dirinya sakit hati..
Ini hari spesial, dan Soonyoung melupakannya begitu saja.Ia segera berpura-pura menutup mata kembali begitu suara dorongan pintu terdengar cukup keras di belakang tubuhnya.
Selanjutnya ia merasakan area ranjang di sampingnya bergerak karena Soonyoung menaikinya.
Sebuah telapak tangan mengusap rambutnya pelan,
"Jihoon.."Jihoon bergeming, tidak mau membalas sapaan Soonyoung.
Lelaki mungil itu masih merajuk karena dirinya masih sangat marah."Jihoonie~
Bangun sebentar aku mohon"Dan Jihoon kalah begitu saja,
secepat itu..
tembok esnya hancur begitu mendengar nada manis Soonyoung yang menyebalkan. Menyebalkan karena hal itu berhasil membuatnya lemah seketika.Namun rutukannya terhadap Soonyoung melebur begitu ia membalikkan badan dan menemukan terang lilin dari sebuah kue yang di pegang Soonyoung.
"Syukurlah aku tidak terlambat"
Tepat di menit ke-59 Soonyoung berucap pelan,
"Selamat ulang tahun Jihoonie, manisku"Jihoon- yang sudah merubah posisi menjadi duduk --terdiam.
Ia tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun ketika kalimat itu terdengar, diiringi dengan senyum hangat Soonyoung yang terlihat menawan."A-ahjussi.. igeo.."
Suara Jihoon bergetar, dan Soonyoung tahu anak itu sedang berusaha menahan tangisnya.
Menyadari hal itu Soonyoung segera meletakkan kue di sebelahnya dan menangkup pipi Jihoon,
"Maafkan aku.. aku tidak bermaksud melupakannya, sungguh"Jihoon hanya menatap Soonyoung dengan bibir mengerucut, air matanya kini mengalir dan Soonyoung tidak mampu menahan ringisannya ketika melihat hal itu.
"Aa jebal jangan menangis.."
Kedua tangan Soonyoung sibuk mengusap pipi Jihoon sekarang.Karena tindakan itu tidak membantu sama sekali akhirnya ia mengecup bibir Jihoon berulang-ulang,
berharap benda lunak itu tidak mengerucut lagi."Ahjussi!"
Dorongan kuat ia terima akhirnya dan senyum Soonyoung terbit begitu saja ketika melihat tangis Jihoon berhenti, berganti dengan rona merah di kedua pipi yang menandakan bahwa anak itu tengah merasa malu."Maafkan aku, eoh?
Kau harus memaafkanku dulu jika kau ingin aku berhenti menciummu"Sebelum pria mesum itu mendekatkan wajahnya lagi, Jihoon segera mengangguk cepat.
Bukannya ia tidak menginginkan ciuman Soonyoung..
Hanya saja ia takut hal itu membuatnya jatuh semakin dalam.Soonyoung berseru senang,
tepat setelah ia mengambil kue yang diletakkan di ranjang--di dekat tubuhnya,
pria itu berteriak kaget.
"Argh siaal!
Lilinnya meleleh! Bagaimana ini?!"Dan Jihoon tidak mampu menahan tawanya melihat kepanikan namja kolot di sebelahnya yang kini sibuk membersihkan sprei karena terkena lelehan lilin.
Semoga suka ><
Jujur aku juga belum move on dari cerita ini ㅠㅠ
Udah gitu maju mundur buat publish cerita baru karena ga pede, takut ga sesuai ekspektasi pembaca :"

KAMU SEDANG MEMBACA
Good to Me | Soonhoon [Completed]
FanfictionSemua terjadi dalam sekejap mata. Kehilangan kedua orang tuanya, diharuskan untuk menikah di saat usianya belum genap 18 tahun, dan terpaksa merasakan cinta yang ternyata hanya membawa derita bernama patah hati. Jihoon melalui itu semua tanpa tahu r...