Breaking Up

956 126 93
                                    

Total sudah 2 hari Jihan absen dari perkuliahan.

2 hari itu juga, Jeffrey selalu mendatangi rumahnya, namun Jihan hiraukan.

Tepat hari ke-3, Jeffrey datang lagi dan akhirnya Jihan mau menemuinya.

Malam itu, pukul 19:30, Jeffrey datang dengan menggunakan jaket berwarna hitam dan juga celana jins biru. Sangat ganteng bagi Jihan, tapi semuanya percuma jika mengingat apa yang sudah Jeffrey lakukan padanya.

"Jihan..." panggil Jeffrey lemah sambil berjalan mendekat saat melihat Jihan membuka pintu depan rumahnya.

Hatinya sedikit lega karena bisa melihat Jihan malam ini.

"Pulang Jeff, udah malam," ujar Jihan, berusaha mengusir dengan cara halus.

Rumah Jihan sepi sekali hari ini, karena Papa sedang lembur dan Mama sudah tertidur lebih awal karena hari ini sangat melelahkan.

"Kamu kenapa? Aku chat gak dibalas, aku telfon gak diangkat? Dari kemarin, aku ke rumah kamu, tapi kamu gak mau nemuin aku. Aku denger kabar, katanya kamu sakit? Kenapa gak ngasih tau aku?" Tanya Jeffrey bertubi-tubi. Dia benar-benar khawatir sekarang.

"Ini.. aku bawain cream soup sama oleh-oleh dari seminar internasional kemarin..." kata Jeffrey dengan senyumnya sambil memegang 2 kantung plastik.

Sejujurnya, Jeffrey kalang kabut kareng Jihan tidak membalas semua pesan atau telfonnya. Bahkan, Jihan juga tidak terlihat di kampus. Beberapa kali Jeffrey mengunjungi rumah Jihan, tetapi Jihan tidak mau menemuinya. Baru saat ini, Jihan mau menampakkan diri.

Jihan menatap Jeffrey dengan tatapan tidak bisa artikan, "Apa peduli lo?" Tanya Jihan balik dengan sinis.

Jeffrey membeku. Jihannya tidak seperti ini.. atau jangan-jangan?

"Gua udah tau hubungan lo sama Jianda. Alasan gua gak bales semua chat dan telfon lo karena kontak lo udah gua block. Kalo lo kesini buat jelasin, gua gak mau denger." Sentak Jihan.

"Jadi, gak usah sok perhatian." Lanjut Jihan.

Jeffrey membulatkan matanya, "Jihan.. aku gak pacaran sama dia. Aku udah ninggalin dia buat kamu, dia-"

Jihan lalu memotong kalimat Jeffrey, "Gua liat foto lo sama dia yang bahkan keliatan banget kalo kalian ada hubungan.. Please Jeff, gua capek banget sama semua ini.."

Jeffrey menggelengkan kepalanya kuat-kuat, dia tau pasti apa yang akan Jihan katakan setelah itu.

"Enggak Ji... Jangan, tolong. Aku bisa jelasin semuanya, dengerin sebentar ajaa," pinta Jeffrey bersungguh-sungguh, tangan Jeffrey berusaha meraih tangan Jihan namun segera ditepis oleh Jihan.

"Gak perlu dijelasin Jeff. Kita udah gak ada hubungan apa-apa.." kata Jihan dengan air mata yang menetes saat mengatakan itu.

Tidak hanya air mata Jihan, air mata Jeffrey juga ikut turun saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir Jihan.

Dada Jeffrey terasa begitu sesak sampai tidak bisa bernafas.

"B-bentar Ji.. tolong.. a-aku bisa jelasin.." kata Jeffrey kembali memohon, namun Jihan tetap menggelengkan kepalanya.

"Gua gak mau denger apa-apa untuk sekarang. Gua bener-bener capek Jeff," Sahut Jihan sambil mengusap air matanya.

Jeffrey menengadahkan kepalanya ke atas, berusaha agar air matanya tidak begitu derasnya mengalir.

Semua ini salahnya dan dia juga merasakan sakitnya. Wow.

"Oke Jihan gak papa kalo kamu mau putus dari aku, tapi tolong.. kasih aku kesempatan untuk jelasin semuanya. Tolong. Sekali ini aja.." Pinta Jeffrey pasrah. Dia hanya ingin Jihan tau yang sebenarnya.

Secret Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang