Orenji - Shigatsu Wa kimi no uso🎶
"Aku suka hujan, aku suka sekolah, aku suka semua hal yang aku punya kecuali kehilangan."
*
Seumur hidupnya, Langit tidak pernah merasa lebih semangat dari ini. Sekarang, hujan adalah waktu favorit. Sekolah adalah tempat kesukaan.
Kehidupan Langit mulai lebih tertata. Dua minggu terakhir terus bertemu Azura membuat Langit menemukan alasan lain untuk terus mewarnai langit miliknya.
Langit jadi lebih banyak bermimpi. Langit jadi ingin terus hidup lebih lama lagi. Terus bertemu Azura dan menceritakan apa - apa tentang dirinya pada utusan hujan itu.
"Gimana hari ini? Lancar?" tanya Azura yang kali ini duduk di bangku depan koridor kelas sembari memakan es krim padahal sedang hujan lebat.
"Lancar apanya, tugas numpuk gitu." Langit mengeluh. Bingung sendiri dengan gurunya yang terus - menerus memberikan tugas padahal tugas lain saja belum dikumpulkan.
"Gampang itu mah! Ada solusinya." Azura menyahut bangga.
"Apa?" tanya Langit penasaran. Berharap si makhluk utusan hujan menawarkan diri untuk mengerjakan tugasnya.
"Kalau tugas numpuk, ya tinggal dijejer aja itu buku tugasnya. Kan nggak numpuk lagi."
Langit diam. Tapi matanya melotot hampir keluar. Kalau solusi sinting seperti itu, Langit juga tahu!
Gadis di depannya ini, saking menyebalkannya ingin Langit kembalikan saja ke langit.
"Muka'mu kayak mau makan orang aja. Awali pagi itu dengan senyuman, baru keren! Lah ini diawali dengan pelototan." Azura memperingati.
Langit memutar bola mata malas.
"Awali pagi itu dengan sarapan! Kemarin saya udah coba awali dengan senyuman jam 10 udah lapar aja."
Kali ini Azura yang mendelik. Sejak kapan pria kaku nan galak ini bisa mereceh begini?
"Eh Lang! Tadi aku lihat ada orang mirip banget sama aku, loh!" cerita Azura mulai heboh.
"Terus?" tanya Langit tak berminat.
"Gak ada bedanya, masa! Beneran gak ada!" sahut gadis itu makin menggebu.
"Hmm ... mungkin kembaran kamu," sahut Langit santai.
"Aku juga mikirnya tadi itu dia kembaran aku. Taunya itu bayangan aku yang berdiri di depan cermin. Hahaha ...."
Langit mengangkat sebelah alis skeptis. Garingnya melebihi kacang garuda rosta.
"Hadehh ... humor saya elite ya! Nggak anjlok kayak kamu. Jadi sangat tidak keren kalau lawakan super garing kamu itu diceritain ke saya." Langit berucap songong.
"Nggak papa garing, yang penting disayang Langit, ehehe."
"Saya nggak ada niat sayang kamu."
"Dih ... rugi banget hidupmu kalau nggak sayang aku."
Langit lagi-lagi memutar bola mata malas.
"Tau nggak sih, cicak di rumahku egois, masa!" Azura bercerita sok murung.
"Hah?" tanya Langit tidak mengerti.
"Masak dia mutusin ekornya tiba - tiba. Padahal kan bisa diomongin baik - baik."
Oh ayolah! Langit ingin membuang Azura ke laut sekarang juga!
_____
Kenapa lawakanku dulu garing sekali?! Malu sama tulisan sendiri T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Hujan [TAMAT]
Teen Fiction"Aku suka hujan, aku suka sekolah, aku suka semua yang kupunya kecuali kehilangan." *** Langit tidak pernah menyangka, pertemuannya dengan gadis misterius di halte pagi itu begitu banyak mengubah hidupnya. Ia yang semula benci sekolah, jadi lebih ra...