Budayakan vote terlebih dahulu!
Happy Reading!!<><><>
Mundur ketika engkau terabaikan. Karena percuma saja jika kau bertahan namun tak dipedulikan.Pandangannya masih tetap kearah bawah balkon tepatnya di teras rumah tetangganya itu. Entah apa yang mereka bicarakan berdua. Dari gelagatnya mereka memasuki rumah berwarna krem keemasan itu.
"Ngapain Reno masuk ke rumah tuh cewek cempreng?" Tanyanya kepada dirinya sendiri. Selepas itu dia mengalihkan pandangannya ke alat canggih yang ia genggam.
Sebuah foto terpampang jelas di layar alat canggih tersebut. Foto yang diambil ketika mereka berpelukan. Ia mengernyit apa maksud foto ini disebar dan sampai menghebohkan grup kelas nya.
"Kurang kerjaan banget ini yang ngambil fotonya. Foto yang bikin sumpek mata aja di ambil. Mana manusia ini malahan heboh banget." Omelnya seraya mengendus kesal.
Ia pun men- scroll layarnya sampai ke arah pesan yang entah mengapa membuat hatinya gelisah.
"Reno sama Lily cocok ya. Gue ngeship mereka deh. Gue doain mereka cepat pacaran."
Pesan dari salah satu teman kelasnya membuat dia kesal sendiri. Ia berdecak malas.
"Kalau ceweknya suka gue gimana." Ujarnya seraya terkekeh pelan.
"Kelvin." Sania yang baru saja muncul dihadapannya.
"Hm ada apa?"
"Lo udah liat ya?"
"Liat apa? Foto yang itu?"
"Iya. Lo nggak marah kan?"
"Ngapain gue marah? Oh lo pikir gue cemburu gitu? Asal lo tau gue nggak suka sama tuh cewek."
"Yakin? Kalau alasan lo garagara lo suka gue basi tau Vin. Gue tau lo dulu emang suka sama gue tapi gue tau juga setelah gue pergi lo nggak suka lagi sama gue Vin. Dan gue juga tau lo suka sama Lily. Jangan bohongi perasaan lo lagi Vin. Cukup perasaan lo dulu yang lo bohongi."
"Terserah lo. Gue nggak peduli." Celetuknya dan berlalu meninggalkan Sania.
"Dasar awas aja lo nyesel. Gue orang pertama yang ngetawain lo." Gumam Sania tersulut emosi.
<><><>
Dua remaja yang berbeda ini tengah berada di luar rumah sang empu. Reno yang tadinya ikut makan malam dirumah Lily pun tengah dilanda rasa bahagia. Gimana tidak bahagia jika dia diajak makan malam bersama sang pujaan hati.
"Makasih ya No lo udah ngantar gue pulang terus udan nerima ajakan makan malam gue."
"Gue lah yang bilang makasih banyak sama lo. Udah diajakin makan malam sama lo lagi." Ujar cowok itu seraya mengedipkan sebelah matanya.
Lily yang melihat itu hanya tertawa sesekali mendorong bahu Reno. Mereka pun tertawa lepas.
"Yaudah deh gue pulang ya. Udah malam juga nih ntar dicariin sama ibu negara gue bisa-bisa digorok leher gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
K E L L Y
Teen Fiction|FOLLOW SEBELUM MEMBACA| Suatu harapan yang berujung sia sia. Pupus melebur menjadi debu. Itulah yang dapat dideskripsikan dari seorang Laily. Suka dan Cinta sama seseorang? Maybe Tapi mengejar yang kita suka? bagi kalian mungkin impossible tapi b...