Budayakan vote sebelum membaca!
Happy Reading!Ketika ragu menghampiri, akankah keputusan awal akan terlaksana?
Kini, Lily berada dikantin. Istirahat kali ini tampak tak ramai seperti biasanya mungkin karena gerimis hujan yang masih jatuh ke bumi.
Pasal tadi pagi, setelah mereka sampai di Tunas Bangsa tak ada kata apapun ia hanya turun dari motor Kelvin begitu juga Kelvin berlalu meninggalkannya di parkiran sekolah.
Dia masih bingung akan sikap cowok itu padanya. Jika di lihat ada kalanya dia peduli dan berubah menjadi dingin kembali.
Kenapa cowok itu mempersulit semua ini. Bagaimana bisa dia melupakan cowok itu, jika objeknya saja selalu berada didekatnya.
"Lo ngelamuin apa sih Ly?" Tanya Puput penasaran yang sedari tadi menatapnya bingung.
"Nggak ada." Ujar Lily selepas melamun seraya menatap kembali Puput.
"Oke, kalau lo nggak ngelamun gue mau nanya tadi gue bahas apaan?"tanya Puput yang membuat Lily skak.
"Ha, mama lo ya?" Tebak Lily asal.
"Iya, tapi kurang bukan itu aja." Lugas Puput yang sudah tau Lily berbohong.
"Oke, gue tadi nggak fokus Put, yaudah lo ceritain lagi aja Put, gue bakalan dengar."
"Kemarin malam gue jemput mama gue di salah satu rumah teman arisannya. Dan itu lo tau rumah siapa? Rumah Aldo temannya si manusia batu itu. Dan gue keselnya masaan gue dibilang mau ngemis. Hell no! Seorang Putri Salsabila ngemis? What? Bikin darah gue mendidih aja tuh cowok."
"Hahahaha, udah Put jangan benci sama Aldo ntar suka baru tau."
"Gue suka dia? Yang ada dia yang suka gue." Jawab Puput yang tak tau jika Aldo berada dibelakang cewek itu.
"Hmm, nggak suka gue nih? Gue baperin dikit udah klepek lo."ujar Aldo, yang membuat sang empu membalikkan tubuhnya dan menatap cowok yang memasang senyum remeh.
"Lo lagi lo lagi. Sumpek tau nggak mata gue ngelihat lo."
"Lo pikir gue nggak?"
Adu bacot Puput dan Aldo membuat Lily tertawa, sangat lucu dan klise. Dimana awalnya benci menjadi cinta. Matanya berhenti ke salah satu titik.
Ya, Kelvin menatap dia intens. Tak jauh dari Aldo berdiri cowok itu pun berdiri. Melihat Kelvin senyum Lily luntur.
Dia bingung bagaimana mengekspresikan wajahnya yang selalu gugup dan takut jika berhadapan dengan Kelvin.
Lily langsung menunduk dan berpurapura memainkan ponselnya. Tak terasa adu mulut Puput dan Aldo berhenti. Ketika Puput menarik tangannya keluar dari area kantin.
Mau tak mau ia pun mengikuti kemana Puput menarik tangannya. Dan juga membantu dia supaya menghindar dari Kelvin.
"Gue sebel banget lihat Aldo. Sementang dia kaya dia bisa remehin gue. Ihh untung tadi mukanya nggak gue bejek-bejek." Gerutuan Puput yang membuat Lily mengendus geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E L L Y
Teen Fiction|FOLLOW SEBELUM MEMBACA| Suatu harapan yang berujung sia sia. Pupus melebur menjadi debu. Itulah yang dapat dideskripsikan dari seorang Laily. Suka dan Cinta sama seseorang? Maybe Tapi mengejar yang kita suka? bagi kalian mungkin impossible tapi b...