17| Ada apa?

27 8 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!
Happy reading!!

Kadang setiap luka memang harus ditutupi oleh senyuman yang memiliki arti terluka, namun hanya pemiliknya yang tau arti itu.

Sudah sejam lalu, Kelvin masih merenungkan apakah di harus berjuang untuk meyakinkan hatinya? Namun entah mengapa egonya mengalahkan semuanya.
Ia bingung, bagaimana cara menyakinkan hatinya. Jika ia tak melakukan itu,ia takut jika ia menyesal di kemudian hari. Namun jika ia mendekati Lily tanpa alasan yang jelas, bisa saja Lily bingung atas Kelvin nantinya.

Apa ia harus mendekati Lily? Namun ia takut jika pada akhirnya perasaannya bukan untuk Lily. Dan akhirnya Lily kembali terluka olehnya. Dia tak ada niat apaapun untuk melukai Lily. Hanya saja dia terkadang merasa jenuh, atas semua tindakan Lily padanya.

Namun dia juga tak suka jika Lily dekat dengan Reno. Ia merasa jika cowok itu hanya bisa terlihat baik dimata Lily. Ia gelisah akan hal itu. Namun dia juga gengsi hanya untuk mengakuinya.

Terkadang kita harus mengesampingkan ego dan gengsi terlebih dahulu, agar kita bisa tau arti dari kemauan hati kita sendiri.

Begitulah mungkin, namun Kelvin berkali-kali enggan mengakuinya. Entah terbuat dari apa hati cowok itu.

"Gue harus apa? Disatu sisi gue penasaran sama hati gue. Disisi lainnya gue masih bimbang antara gengsi dan ego gue. Arghhh bisa gila gue lama-lama." Ujarnya frustasi.

Apa dia harus berubah? Tapi jika ia melukai Lily bagaimana? Tapi apa dia harus berubah tiba-tiba?  Tidak! Yang ada Lily atau teman temannya merasakan  keanehan ini.

Ia harus memikirkan ini secara matang. Ia tak mau jika ia salah mengambil langkah.
"Gue harus mikirin ini matang-matang, karena jika gue salah mengambil keputusan, gue bakalan ngelukai dua hati sekaligus." Ujarnya penuh yakin.

****
Sementara itu, Lily duduk termenung di balkon kamarnya. Ia merasa tidak nyaman dengan perasaannya. Sejak pengakuan tadi siang dia dengan Kelvin. Membuat dia menjadi sosok pelamun.

Ia tak tau mengapa hatinya tak berhenti untuk mencintai cowok itu. Apa melupakan orang yang kita cinta sesulit ini?

Ia takut jika nantinya dia masih saja berharap dengan perasaan ini. Dia takut jika ia akan jatuh sendirian. Tanpa dia sadari memang sudah dari awal dia jatuh sendirian.

"Kenapa gue bisa suka sama cowok seperti Kelvin sih? Kenapa nggak Reno aja? Dia kan ganteng juga, baik apalagi. Tapi kenapa nih hati masih menetap dengan satu nama sih?" Tanya cewek itu ke dirinya.

Pertanyaan demi pertanyaan terputar dikepalanya. Dia terus meratapi itu semua. Tanpa sadar jika ada seseorang yang menunggunya.

Tak lama pusing mendera kepala Lily. Cewek itu merasa sudah waktunya itu menderanya. Tak tahan dengan udara malam dan pusing dikepalanya ia pun masuk ke kamar.

Namun ketika melangkah hidungnya mengeluarkan sercecah darah kental. Ia pun merasa tubuhnya lemas tak berdaya. Segera dia masuk ke kamar dan memanggil bik Sum.

"Aduh non, kumat lagi ya? Kita kerumah sakit ya non?" Tanya bik Sum beruntun.

"Nggak usah bik, Lily masih kuat kok." Ujarnya seraya tersenyum.

K E L L YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang