Chapter 12

457 58 1
                                    

Rasanya ia sudah tidak lagi sanggup jika harus demam untuk beberapa hari ataupun minggu kedepan. Oleh karena itu ia bertanya secara langsung. "Bagaimana caraku agar bisa sembuh?"

"Tentu saja dengan menyingkirkannya."

Jawaban itu memberikannya sebuah ide. "Kalau begitu aku bisa meninggalkannya disini. Lagi pula, kau sudah terbiasa dengan makhluk sejenis ini."

Penyataan yang dengan santainya pria itu ucapkan membuatnya mendelik pada jelaga yang kini menatapnya datar. Seolah hal yang tadi di sebutkan bukanlah hal besar. Memang bukan hal besar bagi pria itu karena dia yang mendapat untung dan pihaknya dirugikan.

"Kau gila? Aku tidak akan mau mengurus anak ini. Rumahku sudah tidak lagi menerima tamu yang memutuskan untuk tinggal."

Sasuke merotasikan matanya dengan decakan yang mengikuti aksinya. "Ayolah, aku tidak ingin menelantarkan pekerjaanku lebih lama lagi. Bantu aku untuk masalah ini, sekaligus permintaan maafnya karena kejadian waktu itu. Kopi dan muntahan."

Matanya terpejam, kedua tangannya bersidekap dengan gelengan tegas. "Sekali tidak tetap tidak. Salahmu karena membuatnya tertarik untuk mengikutimu."

Lalu Emerald itu terbuka, memberikan delikan juga sebuah rengutan, "Dan apa-apaan itu? Kau telah menyatakan untuk melupakan masalah waktu itu."

Tentu ia merasa sangat tidak adil disini. Meskipun itu memang benar kesalahannya, tapi tetap saja. Pria itu sebelumnya tidak lagi mempermasalahkan perihal kopi dan muntahan. Ia bingung kenapa pria itu sekarang malah kembali mengungkitnya.

Sasuke tahu ini telah melukai harga dirinya. Ia dengan bodohnya kembali membicarakan masalah waktu itu, padahal di pertemuan mereka kemarin ia sudah mengatakan bahwa tidak lagi mempermasalahkannya.

"Aku hanya ingin terlepas darinya, dan lupakan tentang perkataan ku tadi." Ucapanya. Kelakuannya sudah sangat mencontohkan peribahasa menjilat ludah sendiri.

Sakura memutar matanya. Setelahnya iapun berpikir keras bagaimana caranya agar bisa membantu Sasuke. Rasanya kasihan jika pria itu harus demam dalam waktu yang lama karena hantu kecil disampingnya.

"Kalau begitu tinggalkan dia di sini untuk beberapa hari, dan selama itu aku akan mencari cara."

Sasuke mengangguk yakin sedetik setelah perempuan itu berucap. "Aku setuju." Ujarnya mengiyakan. Kepercayaan menjadi pegangannya untuk sekarang. Dan rasanya seolah beban telah diangkat separuhnya, hingga sebentar lagi akan merasakan kebebasan yang memanti.

"Tapi ada syaratnya."

Pernyataan itu melunturkan segaris senyum tipis yang rencananya ingin ia terbitkan. Tidak lagi memperdulikan hal lain agar apa yang ia ingin terpenuh ia kembali menerimanya. "Apapun itu, asalkan aku bisa kembali sembuh."

"Kau harus membayar sewa karena rumahku bukan penampungan gratis."

Tatapan sinis Sasuke berikan, otaknya berputar memikirkan haruskah ia membayar seperti yang diminta. Sebenarnya ia pikir untung apa ia mengeluarkan uangnya, namun pemikiran jika ia bisa kembali sembuh tentu saja menang. Untuk sekarang uang bukanlah masalah karena ia bisa bekerja lagi setelah ini.

"Baiklah, berapa yang harus kubayar?"

"¥52.000 untuk permalamnya."

Tatapan Sasuke sangatlah datar setelah mendengar perkataannya. "Kau mau merampokku? Tidak mungkin harga permalamnya sama dengan hotel bintang lima."

Sangat tidak masuk akal rasanya. Ia bingung dengan jalan pikiran perempuan di hadapannya. Jika seperti ini rasa pusingnya akan semakin bertambah dan bukannya sembuh.

Someone ForgottenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang