Napasnya memburu ketika ia mencoba untuk menetralkannya dan malah berakhir dengan rasa cekikan karena kurangnya oksigen. Matanya mengedar menatap pada papan nama didepan, memastikan jika kakinya memang telah menginjak di tempat yang benar.
Tepat setelah pintu ia buka sepenuhnya, pemandangan seorang pria diujung sana telah menyapanya dengan sebuah tatapan tajam. Membuatnya merasa semakin takut sekaligus bersalah.
Bahkan saat dirinya sudah mendudukkan diri, pria itu masih belum puas untuk memberikannya pandangan mengintimidasi.
"Kau tahu sekarang sudah dua puluh lima menit dari janji yang telah kutentukan?"
Sakura menunduk dalam. Rasanya sangat menakutkan jika ia harus membalas tatapan maupun perkataannya. Oleh karena itu ia memilih diam dan menunduk. Menyuarakan secara tidak langsung jika ia sedang menyesali keterlambatannya.
Sasuke menghela napas dan mengehentikan kerutan pada keningnya. Emosi yang tadi sempat muncul mulai berkurang saat ia memutuskan untuk tidak lagi mempermasalahkan keterlambatan perempuan merah muda itu.
"Aku akan melupakan kesalahanmu ini mengingat kau juga telah membantuku."
Ia mengangkat alisnya melihat Sakura yang akhirnya berani menatapnya meskipun hanya beberapa saat, dan akan membuang pandangan ke arah lain.
Menyandarkan bahu kokohnya dengan tangan yang bersidekap, "Itu uang sewa selama dua minggu ini." Ucapnya. Menggendik pada amplop yang memang telah ia siapkan sebelumnya.
Yang langsung Sakura turuti maksud pria itu untuk mengambilnya. Matanya melirik kecil pada puluhan lembar uang pecahan sepuluh ribu Yen di dalamnya. Dan harus dibuat meringis karena ini kali pertama dirinya menyentuh uang dengan jumlah sebanyak ini.
Sangat banyak. Lebih dari harga sewa yang ia ajukan.
Gerakannya yang mengembalikan amplop itu menghadirkan kernyitan di dahi Sasuke. "Aku tidak bisa menerimanya."
Mendengus remeh. Saat tatapannya memaku pada Emerald dengan tekad yang tidak ia ketahui apa. Ketika ia menarik tubuhnya lebih dekat dengan dua tangan yang menjalin untuk menjadi topangan dagu. Pemikiran untuk mengetes perempuan itu tiba-tiba terlintas dibenaknya.
"Siapa kemarin yang meminta bayaran dengan harga mahal?" Menanti reaksi Sakura dengan alis terangkat, "Bukankah itu dirimu?"
Dan senyum tipisnya semakin melebar kala menemukan raut keras dari Sakura, "Simpan saja. Ini imbalan yang pantas didapat karena sepertinya kau telah berhasil mengusir hantu kecil itu dariku."
Keberanian datang menghampiri Sakura begitu saja, menjadikannya untuk berani menatap balik pada jelaga yang tanpa ia tahu berkilat menatapnya. "Tidak Uchiha-san. Aku senang merawat Han, dia sudah tidak lagi merasa sedih seperti sebulumnya."
Decihan berhasil lolos darinya. Keinginan membuat perempuan itu menyerah dengan perdebatan ini hingga akhirnya memilih untuk menerima uang yang ia berikan semakin besar. Ia tidak ingin menjadi orang yang tidak tahu terima kasih. Perempuan itu telah menolongnya.
"Alasan yang aneh. Aku tidak perlu akting burukmu itu. Cukup bawa uangnya dan urusan kita akan selesai. Tidak perlu menutupi jika sebenarnya kau menginginkannya."
Amarah berkumpul di dirinya. Rasanya sangat menyebalkan ketika kau dipandang buruk seperti ini. Padahal niatnya benar tulus, tidak lagi mengharapkan uang karena memang yang ia dapatkan lebih dari sekedar kertas itu.
"Aku memang menginginkannya. Tapi itu dua minggu yang lalu. Saat aku tidak tahu jika aku akan mendapati yang lebih bagus dari uangmu."
Sakura berdiri. Merasa semua ini sudah cukup dan tidak lagi perlu untuk berlama di tempat ini, berhadapan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Forgotten
Fiksi PenggemarSasuke Uchiha yang awalnya mengisi posisi sebagai Vocalist memutuskan untuk hengkang dari grup yang berhasil membesarkan namanya. Satu orang yang menjadi alasan Sasuke membuang seluruh mimpinya, ialah sosok yang secara tidak sengaja Sakura Haruno te...