Galau

417 35 28
                                    

"Kusut amat tu muka. Kayak jemuran belum kering. Kenapa lo? Lamaran lo ditolak Hani? Nggak kan?" Jamie berucap asal tatkala melihat ekspresi wajah Jinandra yang tampak suram.

Saat ini, The6 yang terdiri dari Jae, Jinandra, Brian, Walendra, Doni dan Jamie, sedang berkumpul di rumah Brian. Sejak kejadian Papa Brian yang masuk rumah sakit tempo hari, Brian akhirnya memutuskan untuk tidak lagi tinggal di kosan, dan kembali ke rumah. Untuk itu, saat ini The6 sedang merayakan "kepulangan" Brian, kebetulan mereka diundang langsung oleh orangtua sang personil itu.

Kembali lagi ke omongan Jamie tadi, tentu saja ia hanya bercanda. Saat Jinandra menceritakan pada The6 rencananya untuk melamar Hani beberapa waktu lalu, Jamie langsung yakin, hampir seratus persen, lamaran Jinandra akan diterima.

Lagipula, apa alasan tak masuk akal yang bisa digunakan untuk menolak Jinandra? Apalagi yang selama ini mereka ketahui, hubungan Jinandra dan Hani adem-ayem saja, walaupun sudah berlangsung bertahun-tahun.

Jinandra menghela napas, gusar. "Iya." Ucapnya lirih, hampir tidak terdengar.

"Iya apaan? Diterima kan?" Jamie kembali mendesak Jinandra untuk bercerita lebih jauh. "Gimana proses ngelamarnya? Ih, kepo gue! Pasti sweet banget." Jamie masih berucap heboh, seperti biasanya.

"Iya, ditolak." Jinandra mengulum senyum kecut.

Jamie terdiam, antara shock dan tidak percaya dengan jawaban mengejutkan itu. "Ah, bercanda lo nggak lucu, Jin." Wanita itu masih sempat-sempatnya menyangkal. Tak hanya Jamie yang shock, bahkan Brian yang sedang rebahan di sofa sampai terjatuh dari posisinya, saking kagetnya.

"HAH?! KOK BISA?" Jae, yang diam-diam menguping, langsung berseru heboh saat mendengar jawaban Jinandra.

"Padahal gue udah yakin banget Jinandra pasti diterima." Walendra mendesah pelan. Ia tampak khawatir dengan kondisi sang sahabat. "Emang alasan Hani apa, Jin?"

"Sebelumnya abis berantem ya sama Hani? Sampe bisa ditolak gitu?" Tak mau kalah, Doni ikut-ikutan berkomentar, walau agak takut-takut.

"Haha nggak. Gue juga nggak tau alasannya apa." Jinandra tertawa, walau kegetiran jelas terasa dari nada suaranya. "Gue yakin Hani pasti punya alasan sendiri..." Jinandra berucap lirih sebelum kembali menghela napas berat.

"Jin, maaf.... Gue... gue beneran nggak tau." Jamie mencicit takut-takut, tak enak hati. Bagaimanapun juga, ia yang telah membuka konversasi ini, membuat Jinandra akhirnya harus mengutarakan hal menyedihkan yang dialaminya.

"Nggak apa-apa, Jam. Bukan salah lo, kok. Santai aja."

*****

"Bang, gue ikutan ngopi disini ya." Suara Yuyun, produser musik yang membantu The6 rekaman, mengagetkan Jinandra yang tengah melamun. Ia nyengir, membawa secangkir kopi di tangannya. "Woah, lo nyebat, Bang? Perasaan nggak pernah liat lo ngerokok, deh." Yuyun berseru heboh, lantas ikut mendudukkan dirinya pada kursi disamping Jinandra.

"Nyoba doang gue." Jinandra memberikan jawaban. "Uhuk, uhuk." Baru juga dua isapan, ia sudah terbatuk.

Yuyun tertawa, bantu menepuk-nepuk punggung rekan kerjanya itu. "Hahaha jangan dipaksain kalo nggak biasa nyebat, Bang. Kenapa lo? Lagi ada masalah?" Yuyun, seperti biasa, selalu cepat tanggap.

Jinandra hanya diam, memandang lurus ke depan. Ia menghela napas, sebelum akhirnya menggeleng pelan. Yuyun melirik sebentar, sebelum akhirnya kembali bersuara, "kalo belum bisa diceritain, nggak apa-apa Bang, gue nggak maksa. Kadang-kadang emang ada beberapa masalah yang penyelesaiannya diselesain dalam diam, kok. Direnungin, dipikirin mateng-mateng."

Will You Marry Me? | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang