Reminiscence: Pertama Kali Ketemu

240 31 46
                                    

"Eh, halo Hani! Cepet amat lo dateng?" Bang Andra, dosen Hani semasa kuliah, menyapa Hani yang baru datang. Hani sedang berada di kampus tempatnya menempuh perkuliahan dulu. Kebetulan salah satu project pekerjaan yang tengah digarap Hani bekerjasama dengan mantan dosennya itu, maka dari itu saat ini Hani menyambangi kampusnya.

"Hahaha iya dong, Bang. Masa gue telat mau ketemu dosen." Hani menjawab, setengah berkelakar. Menempuh pendidikan di bidang seni, memang begitu cara mereka berkomunikasi. Santai dan akrab, namun tetap serius saat dibutuhkan. Lagipula, Bang Andra tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, malah dirinyalah yang meminta mereka tetap menjaga suasana akrab itu. Beda usia Bang Andra dan mahasiswa-mahasiswinya memang tidak terlalu jauh.

"Mantep! Nggak salah emang lo dijadiin wakil ketua angkatan." Bang Andra mengacungkan jempol. "Eh, sendirian aja lo? Tumben? Kembaran gue mana? Biasanya berduaan mulu." Spontan Bang Andra berucap begitu melihat Hani datang sendirian.

Hani tersenyum kecut, lantas tertawa, berusaha menutupi kecanggungannya. "Hahaha iya, Bang. Kembaran Abang lagi ada kerjaan tuh, masih rekaman. Lagian kerjaan gue ini, nggak apa-apa lah sendirian. Tadi gue langsung dari studio soalnya hahaha."

Bang Andra manggut-manggut. "Oh iya, bener juga ya. Bagus deh, wanita mandiri." Lelaki itu masih mengangguk-angguk. "Ya udah, entar gue titip salam aja ya buat kembaran gue, Hani."

Hani paham betul siapa kembaran yang dimaksud Bang Andra. Tidak lain dan tidak bukan adalah kekasihnya, Jinandra. Memiliki nama yang mirip, Bang Andra memproklamirkan dirinya sendiri sebagai kembaran Jinandra. Mau tak mau kekasihnya itu harus manut. Hani kembali tersenyum mengingat Jinandra, yang awalnya mati-matian minta dipanggil Andra, akhirnya harus mengalah. Menyerah dipanggil dengan nama lain oleh teman-temannya (yang paling sering sih dipanggil Jin), agar tidak tertukar dengan nama dosennya itu.

Jentikan jari dari lelaki dihadapan Hani menyadarkan Hani dari lamunan. "Senyam-senyum aja lo. Mikirin siapa lo? Jinandra yaa?" Bang Andra sempat-sempatnya menggoda. Hani jadi kalang kabut.

"Ah, apaan sih, Bang? Nggak lah." Hani buru-buru menampik. Cepat ia keluarkan proposal dari tasnya, mencoba menyibukkan Bang Andra dengan pekerjaan sebelum yang lebih tua kembali mengecenginya.

"Jadi, maksud project yang gue bilang kemaren begini Bang...."

*****

Hani menelusuri koridor kampus. Ia baru saja menyelesaikan perbincangan mengenai project pekerjaannya dengan Bang Andra. Ditatapnya keadaan di sekitar. Ramai betul orang berkumpul. Hani agak kaget melihatnya. Nggak biasanya serame ini, batinnya dalam hati. Lapang parkir yang disulap menjadi tempat berkumpul itu ramai dengan wajah yang tak ia kenal.

"Kak Hani!" Masih lekat Hani memandangi lapangan yang penuh sesak, ia sudah dipanggil oleh suara yang dikenal. Ia menoleh. Benar saja, bisa dilihat wajah Yuyun yang cengengesan menghampirinya.

"Ngapain ke kampus, Kak? Udah lulus juga. Apa mau lanjut kuliah lagi? Wah, rajin amat!" Tanpa basa-basi, Yuyun langsung bertanya pada sang kakak tingkat.

"Ck, assalamualaikum dulu kek Yun. Nggak ada intro-nya lo, langsung ke chorus aja." Bercanda Hani menanggapi Yuyun. "Lo kan juga udah lulus, ngapain lagi ke kampus?"

"Oh iya! Assalamualaikum Bu haji." Yuyun, yang tahu kalau Hani bercanda, ikut menanggapi dengan candaan. "Biasa Kak, lagi pengen mencari bakat-bakat terpendam aja. Mumpung sekarang lagi osjur. Entar kan ada unjuk bakat, siapa tau ada yang menarik diantara mereka."

Will You Marry Me? | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang