Untunglah aku bisa sampai tepat waktu dari Florhein. Jika terlambat, bisa-bisa aku dimarahi ibu. Sepulang perjalanan, aku meletakkan bahan ritual lalu mandi. Setelahnya ibu memanggil Lianna untuk makan malam.
Entah ya, aku tak begitu akrab dengan kakakku sendiri. Mungkin karena beda kasta, renungku sambil menuruni tangga ke bawah. Aku pernah memanggilnya dengan 'Lianna' saja, dan dia tidak marah tuh. Jadi kubiarkan saja seperti itu.
Meskipun aku tahu aku menyayangi ibu, tapi entah kenapa makin kesini aku makin merasa dia tak lagi peduli padaku. Ia memberikan piring pada Lianna dan hanya memanggil Lianna untuk makan malam. Membicarakan tentang keinginan-keinginan Lianna. Tentang si Humphrey yang entah siapa itu dan sering dibicarakan Lianna. Jarang melakukan percakapan mendalam padaku. Hei, apakah menurutnya aku tidak ada di sini??
"Lianna, makan dulu-"
Tok, tok tok!!
Kami memandang kearah pintu. Kami tentu berpikir, siapa yang datang di jam ini? Ibu membuka pintu, sementara Lianna menyusul ke ruang depan, penasaran akan jawaban dari pertanyaan tadi. Aku? Tak tertarik bertemu tamu.
Seorang bapak paruh baya berpakaian seperti kepala pelayan bertopi bulu terlihat di sana. Di belakangnya, tampaklah seorang laki-laki tinggi besar menaiki kuda putih, berambut coklat bergelombang, dan penampilannya jauh lebih 'wah' seperti keluarga kerajaan. Tak lupa dengan rombongan sekitar empat orang lagi.
"Selamat malam, maaf mengganggu. Kami ke sini menerima daftar anfiltré yang bisa bekerja di kerajaan."
Oh, tidak.
Ibu langsung mengatakan, "Libera Akgiezel, dari Akademi Stiermont kelas III-A."
Kepala pelayan melihat bergantian ke arah aku dan Lianna.
"Yang itu," kata keluarga kerajaan sambil menunjukku dengan dagunya.
Hah? Bagaimana dia tahu?
"Oh, baik. Lima hari lagi dari sekarang, kamu akan memasuki masa latihan di kerajaan."
"Kalau mau, kau bisa datang saat ini juga," laki-laki keluarga kerajaan itu menimpali dan ekspresi suramnya berubah tersenyum pada Lianna, "Kamu boleh ikut ke tempatku."
Lianna hanya tertawa kecil (maaf, tapi dia agak menjijikkan saat itu '-'). Lalu ibu dan Lianna menatapku.
"Oh, umm, tidak, lima hari lagi saja."
Kepala pelayan itu mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih dan pergi. Di makan malam itu kami tidak membicarakan perbudakan sama sekali, tak ada pembicaraan khusus, hanya sekedar percakapan basa-basi yang selalu kudengar dari tahun ke tahun.
Tapi ternyata di tengah-tengah pembicaraan 'kosong' itu, Lianna memulai sebuah topik.
"Apa ibu lihat laki-laki yang berambut coklat gelombang tadi?"
Ibu mengangguk.
"Dia Tuan Muda Humphrey, bu. Yang selalu kuceritakan itu~"
Oh, dia toh orangnya, aku berpikir dan diam-diam mendengarkan, berarti anak faltréss Hannah waktu itu adalah Humphrey, penanggung jawab budak, dan dia adalah orang yang disukai Lianna. Kebetulan yang indah. Sangat indah. [sarkasme]
"Ibu, dia sangat tampan, 'kan???"
"Iya," ibu menjawab sambil tersenyum.
"Dia ada di akademi bersama faltré lain.. aaaaaah dia terlalu tampan!!"
Ya, ya. Jelas saja keluarga kerajaan ada di akademi Lianna karena ia kelas I-R. Kelas yang cukup elit, otakku mulai menggosip sendiri, orang seperti aku - apalagi anfiltré - hanya akan berhenti hingga kelas III-A.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Your Filter
MaceraPernah membayangkan bagaimana hidup dengan sebuah filter yang cantik? Aku Libera Akgiezel, seorang anfiltré yang ingin memiliki filter dan bakat, sama seperti orang lain. Bersamaan dengan dimulainya libur musim panas aku seakan menemukan jalan kelua...