Part 25

74 10 0
                                    

"You are not perfect, but you can make me perfect💕"

~~~~~~~~~~~~©®~~~~~~~~~~~~~~

1 jam telah berlalu, kini Cintya, Rindu, Ryan serta Satrio, bahkan Anggie yang notabenya disamping Raja sudah terlelap. Maklum, mereka harus bangun subuh untuk mempersiapkan diri. Hingga saat ini, hanya Raja lah yang masih fokus mengendarai mobil sambil memandang wajah Anggie, yang menurutnya semakin cantik ketika sedang terlelap.

Sedangkan di kepribadian yang lain,
Cintya kini berusaha untuk tetap menutup matanya, menahan segala pusing, dan isi perutnya yang ingin keluar saat itu juga. Namun ia tetap berusaha untuk tidur dan menahannya.

Namun jalanan menuju puncak yang berliku liku, bahkan sangat macet, mengingat bahwa ini adalah weekend dimana orang orang berusaha untuk menyegarkan pikirannya. Membuat kepala Cintya semakin seperti berputar. Isi perutnya sudah mulai naik menuju kerongkongannya. Dia sudah tak tahan lagi,
Perlahan Dia mengambil kantong kresek dari tas sandangnya, yang memang dia bawa untuk berjaga jaga.

"Uooookkkkhhhhhh"

Cintya memuntahkan seluruh isi perutnya. Dia melihat muntahannya hanya berisi air. Cintya sadar bahwa dia tak sarapan sebelum berangkat tadi.

Suara Cintya, membuat pengisi mobil itu terbangun dan lansung melihat ke arah Cintya.

"Lo gak papa Cin??": tanya Rindu khawatir.

"Cin.., lo gak papa?" : tanya Ryan lagi sambil mengelus punggung Cintya pelan

"Sini.. biar gue buang!": ucap Anggie sambil meminta kantong kresek berisi muntahan Cintya.

Sedangkan Raja masih mengemudikan mobil sambil melihat ke arah Cintya dari kaca di atas kepalanya.

"Cin..., gue bawa minyak kayu putih dari rumah, gue olesin yah ke leher lo": ucap Rindu

Cintya hanya membalasnya dengan anggukan.

Rindu pun mulai mengoleskan minyak ke leher milik Cintya,

Dari Belakang Ryan terus memandang Cintya lekat, ada hati yang tak rela melihat wajah pucat gadis itu.

"Cin, lo taruh kepala lo disini ajah yah.., biar lo bisa tidur, nanti kepala lo makin pusing dan muntah lagi": ucap Rindu khawatir sambil menepuk pahanya.

Cintya memang tak ingin melakukan itu, namun kepalanya yang berat membuatnya terpaksa melakukan nya. Dia mulai menempelkan kepalanya ke paha milik Rindu dan mulai memejamkan matanya lagi.

Sudah 30 menit Cintya terlelap di paha milik Rindu. Tak dapat dipungkiri memang, paha milik Rindu tersebut sudah mulai kebas.

Lama kelamaan kakinya tak dapat ditahan lagi. Dia berniat untuk membangunkan Cintya, namun tak tega ketika melihat mata milik Cintya yang masih setia tertutup.

Rindu pov:

Akhhhhh..., kaki gue kok bisa kebas sih.., gue gak tahan Ya Tuhan....,
Apa gue tukar posisi ajah yah..., tapi sama siapa??,
Gak mungkin sama Anggie, bisa bisa Raja gak konsent nyetir kalo Anggie gak disampingnya.
Apa sama Satrio?? Boleh juga sih..., tapi gue cemburu...ihhhh kok jadi cemburu sihhh😳😳
Apa sama Ryan??? Iyahhhhhhb, sama Ryan ajah..., kan mereka dekat, sekalian biar mereka bisa PDKT.
Gak papa deh gue sama Satrio, asal sahabat gue gak kenapa napa.

Rindu pov end

"Yan.., gue bisa minta tolong gak??": tanya Rindu pelan, takut membangunkan Cintya.

"Apa?": tanya Ryan singkat penasaran.

"Kita pindah posisi yuk.., kaki gue udah kebas, kepala Cintya berat juga soalnya, jadi.. lo ajah yah yang disini.., gue gak tega bangunin Cintya ": ucap Rindu dgn suara pelan jg.

Ryan terlihat berpikir sejenak.
Dan tak lama ia lansung menganggukkan kepalanya.

"Ja.., berhenti sebentar mobilnya kita mau pindah posisi nih": ucap Rindu pelan pada Raja.

Raja lansung mengerti , dan lansung memarkirkan mobilnya di pinggiran jalan.

Rindu meletakkan kepala Cintya pelan di kursi mobil, takut sahabatnya itu terjaga.
Keduanya pun mulai bertukar posisi.

Setelah selesai pada posisi yang baru.

Ryan memindahkan kepala Cintya pelan menuju paha kakinya.
Dia menatap wajah Cintya lekat, wajah gadis itu masih terlihat pucat.
Ryan meraih rambut milik Cintya, yang menutupi wajahnya. Dan menaruhnya tepat dibelakang telinga Cintya.

Ryan pov:

Lo cantik.., gue udah gak sabar buat nembak lo di puncak nanti, lo jangan nolak gue yah, soalnya gue udah berusaha buat menenangkan jantung gue dari tadi, gue harap lo terima gue apa adanya, dan gue juga sangat berharap setelah pulang nanti, lo udah resmi jadi pacar gue"

Ryan pov end

Dan tepat dibelakang posisi Ryan dan Cintya.

Nampak Rindu dan Satrio, yang saling menetralkan jantung milik mereka masing masing.
Kedua nya tak saling membuka mulut, mereka lebih memilih melihat ke arah jendela kaca, memandang jalanan yang ditumbuhi pohon pohon besar.

Angin semilir yang mengiringi laju mobil itu membuat mata Rindu terasa berat dan mengantuk.
Tak dapat menahannya lagi, Rindu mulai menutup matanya pelan pelan dan menyenderkan kepalanya di punggung kursi.

Namun lama kelamaan, kepala Rindu mulai bergerak dengan matanya yang masih setia tertutup. Punggung kursi yang memang lumayan licin. Membut kepala milik gadis itu mulai terjatuh,
Terjatuh tepat di pundak Satrio.

Satrio sangat sangat terkejut akan kepala Rindu yang jatuh tepat di pundaknya. Namun jauh dilubuk hatinya, ia sangat bahagia melihat wajah Rindu sedekat itu.
Dia buru buru memperbaiki posisi duduknya pelan pelan, agar Rindu bisa nyaman tidur dipundaknya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

2 jam telah berlalu, kini Ryan, Cintya, Satrio, Rindu, Anggie dan juga Raja, sudah hampir sampai ke tempat tujuan, namun sebelum sampai menuju hotel, mereka memutuskan untuk mengisi perut keroncongannya.

"Ehhh, guys... bangun bangun, kita makan, lo pada gak mau makan yah..": teriak Anggie sambil menepukkan kedua tangannya.

Suara cempreng milik Anggie membuat Cintya, Ryan, Rindu, serta Satrio membuka matanya paksa.

Cintya dan Rindu terkejut melihat posisi mereka masing masing.
Cintya yang berada di pangkuan Ryan dan
Rindu yang berada tepat di bahu Satrio.

Pipi Rindu dan Cintya tampak sangat merah, seperti kepiting rebus saat ini. Buru buru mereka keluar dari mobil, tanpa melihat kearah Ryan dan Satrio. Sedangkan kedua cowok itu terlihat dengan wajah datarnya, walau jantung mereka ikut berdetak, diikuti oleh hati yang bahagia melihat pipi kedua gadis itu memerah.

Mereka lansung berjalan menuju sebuah restaurant biasa.

"Gue gak makan, yah.., gue masih mual": ucap Cintya lemah.

" Gak boleh Cin.., nanti perut lo makin gak keisi, dan nambahin rasa mual lo": ujar Anggie

"Gue gak bisa Ji.., plisss jangan paksa gue, gue masih mual banget": ucap Cintya sambil sesekali memegang perutnya.

"Gak boleh Cintya Bella, nanti kalo kamu gak makan, kamu tambah sakit, sini aku suapin yah..": ucap Ryan sambil mengambil satu piring nasi goreng.

Cintya yang mendengar omongan Ryan tak dapat berkutik sedikit pun, tubuhnya serasa berubah menjadi beku. Terkhusus ketikan Ryan menyebutnya dengan panggilan "kamu"
Cintya hanya menerima setiap suapan yang diberikan Ryan, mualnya tiba tiba hilang, ketika melihat tangan Ryan.

Sedangkan Anggie, Rindu, Raja, Satrio hanya memandang mereka sekali kali sambil menyantap makanan mereka masing masing.

Anggie pov:

Njirrrrrr..., tadi katanya mual.., ehhh, kalo sama doi ajah mualnya hilang dan mukanya lansung segar gitu.

Anggie pov end



Oke guys.....

Sekian part ini.

Moga suka
Silahkan tinggalkan jejak vote dan comentnya.



Bye

Thx😍

You are my everything!!My Cool Boy✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang