Part 32

48 3 0
                                    

"Bagiku, tak penting apa arti Cinta bagi kita,tapi seberapa besar pembuktian cinta itu sendiri bagi kita.  Karna praktek lebih penting dari teori bukan?".

_________

Hari ini adalah pengumuman kelulusan bagi mantan kelas 12 SMA Harapan Bangsa. Semua mantan, kini datang kesekolah bersama kedua orang tua mereka tentunya. Ada yang hatinya dag dig dug derrrrr, serasa seperti fall in love, ada yang santuy kaya dipantuy, ada yang saling gosip, membicarakan nilai tertinggi UN kali ini. Eh bukan, bukan seberapa besar nilainya, tapi siapa orangnya. Orangnya cocok atau tidak. Author ingetin buat yang baca. Sebelum menilai orang lain, silahkan lihat dahulu kesalahan yang sebesar tiang dipelupuk mata mu, anjayy!!!
Kok, author jadi nge gas sih??, stop.

Back

Cintya hadir dengan wajah cerahnya bersama Bagas dan Diana. Mereka kini duduk dikursi yang telah disusun rapat di lapangan sekolah. Lapangan itu kini sudah dipenuhi oleh manusia tua dan muda. Dengan guru guru dihadapan mereka. Didahului oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

"Baik!! Pertama tama kita sudah sepantasnya mengucap syukur buat Tuhan kita, yang telah melindungi kita hingga saat ini, kita bisa berkumpul disini dengan keadaan sehat walafiat. Saya mengucapkan terima kasih banyak buat para orang tua yang telah bersedia untuk hadir disekolah anak anak kita ini. Ini adalah sekolah tempat kalian menitipkan anak anak selama kurang lebih 3 tahun. Jadi jika selama 3 tahun ini  kami para guru mungkin melakukan kesalahan buat para orang tua kami mohon maaf sebesar besarnya. Mungkin itu adalah cara kami untuk mendidik anak anak kita ke arah yang lebih baik. Dan untuk anak anak kami, selamat membuka jalan. Jangan kalian pikir ini adalah akhirnya! Tapi ini masih sebuah awal untuk kehidupan yang lebih keras nantinya. Jadilah generasi bangsa yang berwawasan dan bermoral. Ingat semua hal hal baik yang kami ajarkan untuk kalian. Juga, kami para guru jg banyak salah pada kalian. Kami mohon maaf, kami juga manusia yang tak pastinya tak luput dari kesalahan. Akhir kata, saya sebagai guru mengucapkan selamat berjuang untuk kalian para generasi bangsa kita!!" Tegas Pak Rendra, yang merupakan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berkobar kobar, hingga pita suaranya sedikit terdengar serak. Dan lansung disusul oleh riuh dan tepuk tangan para siswa dan orang tua mereka yang tak kalah semangat

Dan sebagai utusan dari siswa. Mantan ketua Osis, dari kelas 12 dipersilahkan untuk maju. Setidaknya untuk mengucapkan sepatah atau 2 kata sebagai tanda perpisahan.

"Trimakasih buat kesempatannya. Perkenalkan nama saya Haikel Irmawansyah. Saya sebagai perwakilan dari murid kelas 12. Pertama tama saya mengucapkan banyak terimakasih buat para guru guru yang tlah bersedia mengajar dan mendidik kami selama 3 tahun ini. Saya sadar itu bukan waktu yang terbilang singkat untuk mudah dilupakan, selama itu mungkin kami para murid banyak melakukan kesalahan. Baik itu tak mengerjakan tugas, membolos, berkelahi dengan sesama siswa, atau bahkan sering melawan. Kami sebagai siswa meminta maaf sebanyak banyaknya. Dan buat para orang tua kami, terimakasih telah memfasilitasi kami pendidikan. Buat para adik kelas,terutama siapapun kalian nanti yang menggantikan saya sebagai Ketua Osis, saya mohon jaga sekolah ini, jadilah murid yang berprestasi. Dan ingat jangan meniru kelakuan kami yang tidak baik. Buat para teman teman, selamat menempuh jalan yang baru. Jika nanti kita berpisah untuk menentukan pilihan kita masing masing, saya harap kita tak saling melupakan. Ingat, banyak sekali kenangan yang tlah kita lewati selama 3 tahun ini. Jadi, sebagai akhir kata, saya mengucapkan Trimakasih"  Tepukan tangan menjadi pengiring turunya Haikel dari pentas, bahkan ada siswa yang menangis terharu, seperti gagal move on saja,  mungkin mereka salah satu murid yang sering bolos.

Dan pengumuman kelulusan, serta peraih nilai UN tertinggi tiba. Sang Kepala Sekolah mulai naik ke atas pentas untuk mengumumkan hal penting yang satu ini. Tubuh tegap, kepala botak, suara menggelegar menjadi ciri khas yang tak lekang darinya. Lelaki paruh baya, yang mempunyai nama "Bambang" itu, sempat memecat muridnya yang tak sengaja memecat murid yang asal memanggil namanya. Padahal itu hanya sebuah sebutan yang lagi viral di masyarakat +62, yah mulai dari saat itu sang kepsek sering dikatakan ndeso. "Bambang Ndeso".

You are my everything!!My Cool Boy✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang