Part 31

52 3 0
                                    

"Sikap saling mempercayai, dapat membuktikan seberapa besar arti diri kita sebenarnya dalam sebuah hubungan"

______________

Masalah selesai!! Ryan kini kembali menutup matanya, dia mengantuk berat, semalaman ia tak bisa tidur, untuk masalah ini. Tapi kini hatinya sudah lega dan plong. Eh, masih ada 1 masalah lagi. Jangan lupakan tentang gadis yang hatinya sudah remuk dibuatnya, bukankah itu demi kebaikan gadis itu??.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, matanya masih setia tertutup tetapi tidak dengan pikirannya, bagaimana caranya minta maaf pada gadis pilihannya itu. Dia sudah bangun satu jam yang lalu, tetapi satu jam dia habiskan untuk berpikir keras sambil menutup mata.

"Akhhhhhhhhh" Ryan menjambak rambutnya kasar, frustasi. Ide tak muncul sama sekali di otaknya.

Aku tak ingin mencintaimu
Seperti kembang api menuntut malam
Maka jika dikehendaki
Aku ingin menjadi malam itu sendiri
ooh Tiada pernah menuntut kembang api Tuk menggoreskan pesonanya

Tiada hal yang lebih menyenangkan Saat ku menjelang tidur Selain membayangkanmu Memeluk erat hangat tubuhmu oooh

Lagu itu terngiang ngiang di pikiran pria itu. Serasa mewakili perasaannya.

"Gue bisa gila kalau gini terus, apa gue telpon aja yah? Gue ajak ketemu trus jelasin, bodo amat sama resikonya" batin Ryan

Ryan mengambil handpone ber case salah satu club sepak bola favoritnya " A. C. Milan" . Masuk menuju tombol kontak dan menekan kontak bernama "the bi" tentu saja dirinya tak lupa panggilan istimewa itu.

Sedangkan di tempat, kondisi hati, orang, kepribadian yang berbeda. Terlihat sangat terkejut akan panggilan itu.

Ryan My 💙💙 is calling You

2 panggilan tak terjawab (Ryan My💙💙)

Cintya sama sekali tak menjawab panggilan itu. Hanya melihat nama itu saja sudah membuat hati nya terasa disayat pisau. Dia merutuki dan mengejek dirinya yang tak mengubah nama kontak itu. Sungguh kegoblokan yang luar biasa pikirnya.

Cintya Pov

Yan......, tolong jangan nelfon gue lagi. Lo pikir hati gue terbuat dari tepung!!! Yang bisa lo aduk aduk sesuka lo??,  gue tau hati gue sehalus tepung, gue udah TERSAKITI Yan. Gue gak bisa inget lo lagi, gue harus ngelupain diri lo, yang udah gak ada rasa sama gue, biarin lo sama ondel ondel itu. Gue ikhlas. Mungkin kita seperti air dan minyak, yang sampai kapan pun gak akan bisa satu, bukan seperti roti tawar dan mentega, yang harus menyatu agar keduanya berarti. Dan seperti baju dan celana, yang harus bersedia saling melengkapi.

Cintya pov end

Dasar!!!! Cintya, bacotan mu emang luar biasa.

Ini panggilan yang ke 50, tapi gadis itu masih setia dengan pendiriannya. Ryan terus mengulangnya, tak ada kata menyerah baginya untuk urusan seperti ini. 60, 70, 80, 90 semuanya terlewati. Cowok itu hampir menyerah. Dia berhenti sejenak, meneguk segelas air putih di nakasnya. Lalu mandi, tubuhnya serasa lengket dan mungkin dengan mandi otaknya bisa lebih fresh dan lebih bijak. Gumannya.

"Kok gak nelpon lagi?? Segitu gak penting nya diri gue buat lo yah Yan?? Ni cowok pasti dihasut Lisa. Gak salah lagi gue!!" Batin Cintya, sambil tersenyum licik.

You are my everything!!My Cool Boy✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang