Pagi yang cerah di desa Konohagakura Uzumaki Naruto si calon hokage ke 7 ini pagi-pagi sekali berangkat menuju kelas untuk pelatihan menjadi hokage namun sebelum itu pemuda berambut pirang itu mampir terlebih dahulu ke ramen iciraku yang sudah buka Naruto pun tersenyum melihatnya lalu pemuda itu menghampiri kedai tersebut.
"Ohayoo Paman....seperti biasa ya aku pesan mie ramen ekstra jumbo hehe" Kata Naruto dia langsung menduduki bangku yang sudah tersedia "Ohayoo Naruto....baikalah aku akan membuatkannya sepesial untukmu tunggu saja" Kat paman Teuchi menjawab sapaan Naruto dan langsung dibalas ancungan jempol serta cengiran oleh pemuda blonde itu.
Sedangkan di tempat lain Haruno Sakura sedang bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit karna hari ini dia ada jadwal untuk operasi pasien yang terkena racun dari sebuah tumbuhan. Setelah selesai dengan berdandannya gadis merah muda itu lalu mengambil tas selempangnya lalu pergi keluar kamarnya.
Semenjak perang telah usai Sakura kedua orang tua Sakura telah tiada karna terkena dampak akibat peperangan waktu itu sehingga Sakura lebih memilih pindah rumah dan akhirnya dia tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Setelah beres memakai sepatu ninjanya gadis merah muda itu langsung meninggalkan apartemen kecilnya.
Di sepanjang jalan Sakura terus di sapa oleh para warga desa yang lewat bahkan Sakura mendapatkan sarapan geratis yang di berikan oleh seorang pedagang dango langagananya "Terimakasih bibi" Kata Sakura sambil tersenyum
"Iya Sakura-chan, aku juga berterimakasih padamu karna kau telah menyembuhkan putraku" Kata tukang dango tersebut "Itu sudah menjadi tugasku bi" Balas Sakura dengan tersenyum "Kalau begitu aku pergi dulu ya bi" Ucap Sakura sambil meniggalkan kedai itu.Sedangkan Naruto yang telah selesai memakan sarapan ramennya mulai meninggalkan kedai itu namun sebelum itu dia mengucapkan terimakasih atas hidangannya "Aragito paman" Ucap Naruto sambil melambaikan tangannya lalu melangkah pergi untuk menuju ketempat yang ia tuju.
Langkahnya terhenti sejenak ketika mata birunya melihat seorang gadis berambut merah muda wajah tampannya tersenyum lalu dia sedikit berlari menghampiri gadis itu "Hey Sakura-chan" Sapa Naruto ketika dia telah sampai di samping Sakura dan gadis itu menengok ke samping "Oh Hey Naruto...apa hari ini kau ada kelas?" Tanya Sakura kepada pemuda berambut pirang itu.
Dan Naruto menganggukan kepalanya dengan semangat "Iya, hari ini aku ada jadwal diklat....oh iya pasti Sakura-chan mau kerumah sakit ya?" Tanya Naruto berbasa-basi dan di balas anggukan oleh gadis bermata hijau itu "Hmmm...seperti biasanya" Jawab Sakura dan tersenyum manis.
Naruto yang melihat itu wajahnya sedikit memerah dia akui bahwa Sakura semakin cantik sekarang dengan rambut merah mudahnya yang sudah panjang hingga sepinggang yang di ikat rendah lalu poninya yang tetap di belah dua seperti semasa remaja dulu sekilas gadis itu mirip Tsunade mantan Gondaime terlebih lagi ada tanda byakugou di dahinya membuat Naruto semakin terpikat dengan teman setim nya itu.
"Naruto kita sampai disini dulu..aku harus harus berbelok ke persimpangan" Kata Sakura dan itu menyadarkan Naruto yang sedari tadi melamun "Eh...perlu ku antar sampai ke rumah sakit?" Tanya Naruto menawarkan kepada gadis cantik itu "Tidak usah, nanti kau telat lagi" Jawab Sakura sambil tersenyum 'Rrrr...Sakura-chan berhentilah tersenyum seperti itu kau membuatku panas dingin' Batin Naruto berteriak karna saat ini jantungnya berdetak sangat kencang untung saja tidak ada yang mendengar hanya dia sendiri saja yang tau dan mungkin Kurama juga.
"Oh iya, kalau begitu Jaa-na Sakura-chan" Kata Naruto dan mereka berdua akhirnya berpisah di persimpangan jalan.
Sakura telah sampai ke rumah sakit dan dia langsung menuju ruangan pribadinya lalu setrlah sampai dia duduk di bangku nya "hhh" Sakura membuang nafas lelah setelah melihat dokumen-dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya.
Ino tiba-tiba masuk ke ruangannya tanpa permisi dan Sakura tidak menghiraukannya matanya masih serius menatap dokumen itu "Sakura hari ini kau ada jadwal operasi dua pasien jadi bersiap-siaplah" Kata Ino memberikan informasi "Baiklah aku akan bersiap-siap kau duluan saja Ino" Kata Sakura langsung merapihkan dokumennya dan dia langsung memakai jubah dokter nya dan meninggalkan ruangannya untuk menuju ruang operasi.
Sedangkan di tempat lain Naruto sedang sibuk membaca buku soal politik, jujur saja dia sama sekali tidak mengerti tentang politik dan selam 2 bulan dia mempelajari itu semua satupun tidak ada yang masuk kedalam otak nya itu.
"Rrrrrr....bagaimana ini dattebayo aku sama sekali tidak mengerti ini" Teriak Naruto sambil mencengkram rambut pirangnya. Iruka yang melihat itu hanya tersenyum geli melihat keputus asaan mantan muridnya itu "Pelajari lah dengan perlahan Naruto...pasti kau akan mengerti nantinya" Kata Iruka dengan santai.
"Tapi ini benar-benar membuatku pusing dattebayooo" Kata Naruto dengan putus asa.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan waktu sudah menunjukan jam 1 siang dan ini waktunya istirahat sejenak dan makan siang. Sakura masuk keruangannya dengan keadaan lesuh dia sangat lelah sekali setelah melakukan operasi dengan dua pasien sekaligus, Ino yang mengikutinya dari belakang hanya menatap kasihan kepada sahabatnya itu.
"Sakura seharusnya kau tadi jeda dulu beberapa menint jangan sekaligus seperti itu" Kata Ino memperingati sahabat pinky nya itu "Aku hanya jeda selama 10 menit Ino....dan pasien itu tidak bisa di tunda lama" Kata Sakura dengan suara letihnya.
"Hh, memang benar sih belum lagi anggota keluarganya yang cerewet" Kata Ino dengan nada ketus. "Yah mau bagimana lagi itu sudah menjadi tugas kita" Jawab Sakura dengan pasrah.
"Oh iya Sakura, bagaimana hubunganmu dengan Sasuke-kun?" Tanya Ino antusias dan Sakura hanya mengernyitkan kedua alisnya "Hubungan denga Sasuke? emangnya kau pikir aku dan dia pacaran?" Tanya Sakura dengan nada ketus dan mata memincing.
"Memangnya kalian tidak jadian? aku pikir pada saat Sasuke ingin pergi kau mengungkapkan perasaanmu" Kata dengqn nada santainya "Hhh, Ino sebelum aku mengungkapkannya dia sudah menolakku duluan walaupun dengan cara halus tapi aku mengerti itu" Kata Sakura dengan nada biasa saja.
Dan Ino sontak terkejut dengan pernyataan sahabatnya itu "Apa kau ditolak? bagaimana bisa? terus sekarang perasaanmu bagaimana?" Tanya Ino bertubi-tubi dengan nada sedikut tinggi.
Sakura hanya menatap datar sahabat nya itu, sebanarnya dia malas untuk membahas hal ini karna itu akan membuat nya kepikiran dan hatinya akan sakit lagi jika mengingat hal itu.
"Biasa saja dan aku juga mulai mengerti alasan Sasuke menolak ku dan akupun akan meulai belajar untuk merelakan perasaanku" Jawab Sakura seadanya sambil mengedikan kedua bahunya.
"Aku salut padamu Sakura, kau bisa kuat menghadapi itu semua" Kata Ino dengan kagum sambil bertepuk tangan gaje "Terus sekarang bagaimana? apakah kau akan menjomblo terus bahkan sampai tua seperti nona Tsunade?" Tanya Ino dengan sarkistik.
Seketika gadis merah muda itu melebarkan matanya dengan perkatakaan sahabat pirangnya itu, bagaimana mungkin dia akan menjomblo terus sampai tua nanti. Tapi kalo di pikir-pikir saat ini dia belum memikirkan soal mancari pasangan dia masih belum siap membuka hatinya dengan orang lain.
Memikirkan hal itu membuta kepalanya mendadak jadi pusing "Arrghh....sudahlah Ino untuk saat ini aku memilih sendiri dulu, aku ingin fokus dengan karirku dulu" Kata Sakura sedikit prustasi.
Dan Ino hanya mengedikan kedua bahunya "Yasudahlah terserah dirimu kalo emang pilihannya seperti itu....tapi ingat jangan terlalu lama" Kata Ino sedikit memeperingati.
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN AND EARTH
RomancePerang dunia shinobi telah usai dan tidak ada lagi para musuh yang mengancam Naruto Uzumaki telah mencapai semua keinginannya termasuk cita-citanya menjadi hokage. Namun ada satu yang belum ia capai yaitu cintanya apakah cintanya akan bisa terungkap...