6. Dua Setelan

509 51 55
                                    

Keizaa memperlambat laju mobilnya dan mengarah ke gerbang masuk Danu Oto. Dua orang satpam yang berjaga di pos gerbang masuk memberi hormat ke arahnya. Dengan perlahan, Keizaa mengarahkan mobilnya langsung menuju ruang pamer khusus. Mobil unggulan dengan tipe terbaru biasanya yang ditempatkan di ruang pamer tersebut. Ruang pamer itu bersebelahan dengan ruang pamer utama yang luas dan digunakan untuk memajang semua jenis mobil yang dijual.

Seorang karyawan berlari kecil mendekati Keizaa saat dia turun dari mobilnya. Karyawan dengan seragam terusan khas petugas bengkel itu mengangguk padanya. Keizaa tersenyum ramah pada Koko, penyelia bengkel.

"Maaf, Mbak. Mobilnya boleh saya cuci?" Matanya menyipit diterpa panasnya matahari.

"Boleh ... silakan," jawab Keizaa sambil memberikan kunci mobilnya yang berhias gantungan kunci emas dengan logo keluarga besar mereka.

Setiap kali dia datang ke perusahaan otomotif milik ayahnya itu, hampir selalu Koko yang melayaninya, mencuci mobilnya, juga memeriksa apakah perlu mendapatkan perawatan mesin dan roda. Setelah selesai, Koko akan mengantarkan kembali kunci mobilnya sambil menjelaskan apa yang dilakukan pada mobilnya.

Danu Oto bermula dari penjualan mobil bekas. Berbeda dengan Bayu Dirgantara yang berbisnis di bidang konstruksi, Danu Sudira lebih memilih untuk berbisnis otomotif. Bermula dengan jual-beli satu mobil bekas, usahanya terus meningkat berkat kegigihannya. Dua sahabat itu memilih bisnis yang susai dengan minat mereka masing-masing. 

Bayu sudah mulai bekerja sejak kuliah dengan bekerja paruh waktu pada sebuah perusahaan konstruksi. Setelah lulus kuliah, dengan bantuan seorang pengusaha yang pernah dibantunya menggarap proyek khusus rumah tinggalnya, Bayu mendirikan perusahaan kecil. 

Sungguh keberuntungan bagi Bayu mendapatkan kesempatan itu. Seorang pengusaha besar ingin membangun rumah tinggal, tetapi kecerewetannya menyebabkannya kesulitan mencari orang yang cocok untuk menggarap proyek tersebut. Bosnya mengenalkan Bayu pada sang pengusaha. Dengan kesabaran ekstra, Bayu berhasil menyelesaikan proyek khusus itu. Merasa puas karena keinginannya terwujud, sang pengusaha berniat memberikan hadiah khusus bagi Bayu. Hanya ada satu keinginan terbesar Bayu saat itu, mendirikan perusahaan konstruksi dan keinginannya itu dikabulkan.

Dalam waktu dua tahun, perusahaan konstruksinya sudah meningkat. Hal itu berimbas pada Danu yang masih menjalankan usaha kios koran mereka. Bayu menyuruh Danu untuk mulai menjalankan usaha lain yang prospeknya lebih menjanjikan. Dengan bermodalkan sebuah mobil bekas pemberian Bayu, Danu memulai usaha jual-beli mobil bekasnya sambil tetap menjalankan kios koran. Perlahan tapi pasti, masing-masing usaha mereka bertambah maju. Sekitar lima belas tahun setelah itu, dua sahabat ini telah memiliki usaha yang cukup besar. 

Dengan kegigihannya dan bantuan dari Bayu, dia mengembangkan bisnisnya menjadi salah satu penyalur mobil Honda. Dari penjualan mobil baru, Danu menambah divisi usahanya dengan membuat bengkel dan penjualan mobil bekas juga di tempat yang sama, sebuah tempat seluas dua hektare di pinggiran kota.

Keizaa masuk ke ruang pamer khusus berdinding kaca di semua sisinya dan mendapati satu-satunya mobil yang terpajang di sana, sebuah mobil Honda Odyssey warna hitam. Tiga orang karyawan sedang berdiri di dekat mobil itu. Tampaknya mereka sedang memeriksa mobil itu.

"Mbak Keizaa, mobilnya sudah datang tadi pagi," sambut Rina.

"Iya, tadi Nita nelepon aku ngasih tahu. Sudah selesai dicek?"

"Masih dicek ini, Mbak."

Keizaa berdiri memandang sisi kanan mobil itu. Yang ada dalam pikirannya adalah ukuran mobil itu yang lebih panjang dari Honda C-RV miliknya. Keizaa lebih suka mobil yang panjangnya sedang. Mobilnya sendiri terasa sudah cukup panjang.

Cinta TerbiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang